Pasar Besar Siti Khadijah (warna-warni-malaysia.blogspot.com)
” Saya suka berdagang “ Mungkin itulah yang dikatakan oleh Rasulullah Muhammad SAW sewaktu pertama kali bertemu dengan Saudagar wanita Siti Khadijah yang kemudian menjadi isteri beliau. Pertanyaannya adalah apa yang dimaksud dengan berdagang oleh Rasulullah tersebut? Berdagang apa ya ?
Dalam teori berdagang versi saya, berdagang itu adalah memberi dan menerima (take and give). Dari teori tersebut saya membayangkan dagangan apa yang ditawarkan oleh Rasulullah SAW. Yang ditawarkan oleh Rasulullah ada 4 yaitu sifat beliau, Shidiq (bicara jujur), Fathonah (cerdas dalam berpikir dan bertindak), Tabligh (menyampaikan kebenaran yang datangnya dari Allah SWT), Amanah (memegang teguh kepercayaan yang diberikan oleh orang lain kepada Beliau). Itulah dagangan beliau pertama kali sehingga selanjutnya beliau terkenal sebagai pedagang yang hebat dan terpercaya.
Hanya itu sajakah? Tidak. Ada 2 jenis barang yang dijual yaitu barang fisik seperti makanan, minuman, alat rumah tangga, elektronik dan sebagainya. Selanjutnya barang non fisik, orang biasa menyebutnya jasa. Nah pengertian jasa sering disalah artikan dengan istilah calo. Jasa mengandung arti yang luas. Saya akan menjelaskannya berikut.
Ada seorang teman yang datang kepada saya mengatakan,
” Cech, sepertinya saya cocoknya jadi pegawai. Saya tidak bisa berdagang “
Mendengar perkataan teman tersebut, saya hanya tersenyum dan menjawabnya.
” Saya ingin bertanya. Sekarang kamu sudah bekerja di sebuah perusahaan multinasional. “
” Alhamdulillah, ya “
” Apa jabatanmu sekarang “
” Kepala Divisi “
” Wao, hebat. Itu artinya kamu bisa berdagang.”
” Maksudnya, Cech ? “
” Kalau kamu tidak bisa berdagang, mana mungkin kamu sekarang bisa menjadi Kepala Divisi. “
” Saya makin tidak paham, “
” Untuk menjadi kepala Divisi itu tidaklah mudah. Butuh proses yang panjang dan dinilai dari berbagai aspek. Yang utama adalah attitude (sikap) dan skill (ketrampilan) yang kamu miliki. Nah itulah daganganmu sehingga kamu bisa jadi Kepala Divisi. “
” Tapi saya tetap saja kuli alias kerja ama orang lain. “
” Hahahahaha jangan berkata seperti itu. Artinya kamu tidak mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah SWT sehingga kamu bisa mendagangkan dirimu kepada orang lain dan orang lain mengapresiasi daganganmu. Buktinya dengan daganganmu, sekarang kamu punya rumah, motor, mobil dan lebih utama memenuhi kebutuhan keluarga seperti sekolah dan kesehatan. Jadi berdagang itu mengandung arti yang luas. Dagang itu bukan hanya berupa barang fisik dan nyata, tapi ada barang dagangan yang non fisik seperti yang saya katakan tadi, attitude dan skill”
” Oh begitu ya Cech “
” Setiap manusia mempunyai posisi dan porsinya masing-masing. Tergantung bagaimana kita memahami tentang dimana posisi saya dan berapa besar porsi saya. Untuk menjadi Saudagar itu lain persoalan dan tinggal menunggu waktu dalam melihat kesempatan dan kemauan diri. Itu saja. Berdaganglah diri sendiri dulu. Kalau orang sudah tertarik dengan diri kita maka barang apapun yang kita jual akan laku dibeli orang. “
Rasulullah SAW mengajarkan banyak hal kepada umat Islam sehingga umat Islam paham akan keIslaman yang melekat di dalam dirinya. Dikatakan Islam sebagai agama yang sempurna maka itu tunjukkanlah kesempurnaan itu dalam kehidupan sehari. Mulailah berdagang kesempurnaan diri yang dimiliki sehingga kita bisa menjadi pedagang yang hebat dan terpercaya. Mari kita kampanyekan ” Saya Suka Berdagang “
Muttakalimun Wahid
Hikmatullah
Mislikisyaiun
Dzatullah
” Saya suka berdagang “ Mungkin itulah yang dikatakan oleh Rasulullah Muhammad SAW sewaktu pertama kali bertemu dengan Saudagar wanita Siti Khadijah yang kemudian menjadi isteri beliau. Pertanyaannya adalah apa yang dimaksud dengan berdagang oleh Rasulullah tersebut? Berdagang apa ya ?
Dalam teori berdagang versi saya, berdagang itu adalah memberi dan menerima (take and give). Dari teori tersebut saya membayangkan dagangan apa yang ditawarkan oleh Rasulullah SAW. Yang ditawarkan oleh Rasulullah ada 4 yaitu sifat beliau, Shidiq (bicara jujur), Fathonah (cerdas dalam berpikir dan bertindak), Tabligh (menyampaikan kebenaran yang datangnya dari Allah SWT), Amanah (memegang teguh kepercayaan yang diberikan oleh orang lain kepada Beliau). Itulah dagangan beliau pertama kali sehingga selanjutnya beliau terkenal sebagai pedagang yang hebat dan terpercaya.
Hanya itu sajakah? Tidak. Ada 2 jenis barang yang dijual yaitu barang fisik seperti makanan, minuman, alat rumah tangga, elektronik dan sebagainya. Selanjutnya barang non fisik, orang biasa menyebutnya jasa. Nah pengertian jasa sering disalah artikan dengan istilah calo. Jasa mengandung arti yang luas. Saya akan menjelaskannya berikut.
Ada seorang teman yang datang kepada saya mengatakan,
” Cech, sepertinya saya cocoknya jadi pegawai. Saya tidak bisa berdagang “
Mendengar perkataan teman tersebut, saya hanya tersenyum dan menjawabnya.
” Saya ingin bertanya. Sekarang kamu sudah bekerja di sebuah perusahaan multinasional. “
” Alhamdulillah, ya “
” Apa jabatanmu sekarang “
” Kepala Divisi “
” Wao, hebat. Itu artinya kamu bisa berdagang.”
” Maksudnya, Cech ? “
” Kalau kamu tidak bisa berdagang, mana mungkin kamu sekarang bisa menjadi Kepala Divisi. “
” Saya makin tidak paham, “
” Untuk menjadi kepala Divisi itu tidaklah mudah. Butuh proses yang panjang dan dinilai dari berbagai aspek. Yang utama adalah attitude (sikap) dan skill (ketrampilan) yang kamu miliki. Nah itulah daganganmu sehingga kamu bisa jadi Kepala Divisi. “
” Tapi saya tetap saja kuli alias kerja ama orang lain. “
” Hahahahaha jangan berkata seperti itu. Artinya kamu tidak mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah SWT sehingga kamu bisa mendagangkan dirimu kepada orang lain dan orang lain mengapresiasi daganganmu. Buktinya dengan daganganmu, sekarang kamu punya rumah, motor, mobil dan lebih utama memenuhi kebutuhan keluarga seperti sekolah dan kesehatan. Jadi berdagang itu mengandung arti yang luas. Dagang itu bukan hanya berupa barang fisik dan nyata, tapi ada barang dagangan yang non fisik seperti yang saya katakan tadi, attitude dan skill”
” Oh begitu ya Cech “
” Setiap manusia mempunyai posisi dan porsinya masing-masing. Tergantung bagaimana kita memahami tentang dimana posisi saya dan berapa besar porsi saya. Untuk menjadi Saudagar itu lain persoalan dan tinggal menunggu waktu dalam melihat kesempatan dan kemauan diri. Itu saja. Berdaganglah diri sendiri dulu. Kalau orang sudah tertarik dengan diri kita maka barang apapun yang kita jual akan laku dibeli orang. “
Rasulullah SAW mengajarkan banyak hal kepada umat Islam sehingga umat Islam paham akan keIslaman yang melekat di dalam dirinya. Dikatakan Islam sebagai agama yang sempurna maka itu tunjukkanlah kesempurnaan itu dalam kehidupan sehari. Mulailah berdagang kesempurnaan diri yang dimiliki sehingga kita bisa menjadi pedagang yang hebat dan terpercaya. Mari kita kampanyekan ” Saya Suka Berdagang “
Muttakalimun Wahid
Hikmatullah
Mislikisyaiun
Dzatullah
0 komentar:
Posting Komentar