Sunan Kalijaga dan Gus Dur
Dari sekian banyak para Wali yang dikenal di Tanah Jawa, mungkin Sunan Kalijaga adalah yang paling masyhur. Selain karena beliau adalah Wali asli dari Tanah Jawa (Tuban), kemasyhuran tersebut tidak lepas dari kedekatan beliau dengan rakyat jelata. Sunan Kalijaga tidak membuat sekat tersendiri berupa pesantren atau sejenisnya seperti Sunan yang lain. Bagi beliau, hamparan kehidupan ini adalah pesantren, dan masyarakat adalah santri yang harus dibimbing.
Di samping itu, beliau membidangi (dalam lembaga Walisongo) hal yang digemari masyarakat Jawa saat itu, yakni dunia mistis.
Banyak peninggalan beliau yang masih lekat dengan dunia mistis, misalnya Wayang Kulit, Kidung Purwajati, Gamelan, dan seterusnya, yang masih hidup di masyarakat Jawa hingga kini. Juga beberapa 'lagu' tenar semacam lagu Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul.
Sebagai orang Demak, tempat beliau akhirnya bersemayam, banyak sekali aku dengar cerita mengenai beliau, baik yang dapat dipertanggungjawabkan maupun yang nganeh-nganehi, bahkan ada yang meyakini bahwa sampai saat ini Sunan Kalijaga masih sugeng, tentunya dalam alam berbeda, dan masih sering menemui orang yang ingin ditemuinya.
Kisah mengenai Sunan Kalijaga sudah sedemikian terkenal, jadi kesannya akan 'nguyahi segoro' (mubazir) kalo aku juga bercerita kisah beliau di sini :)
Hanya mengungkit betapa besar jasa beliau, meski hanya ditilik dari warisan yang beliau tinggalkan tersebut di atas. Belum lagi mengenai peran penyebaran dan penjagaan yang beliau lakukan terhadap dakwah Islam saat itu.
Dan betapa luas pergaulan beliau. Memiliki murid mulai dari Raja Pajang hingga orang Samin macam Saridin (Syeh Jangkung), dan orang kaya raya seperti Sunan Pandanaran.
Namun demikian Sunan Kalijaga tetap tampil bersahaja dan sederhana. Berkelana tanpa menumpuk kekayaan.
Menurut Babad Tanah Jawa (hasil googling sih), nama-nama Sunan Kalijaga antara lain adalah Syeh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.
Menilik pada nama terakhir di atas, mengingatkan aku pada Presiden ke-4 kita yang baru saja mangkat, Abdurrahman Wahid a.k.a Gus Dur. Rasanya Gus Dur memiliki kemiripan pola (dalam logikaku) dengan Sunan Kalijaga, baik dalam peran dan jasa, maupun pembawaan.
Gus Dur memiliki andil besar dalam peletakan dasar demokrasi di negara ini, yang demikian tercengkeram oleh Orde Baru.
Penampilan yang sederhana, Gus Dur bisa masuk ke semua kalangan bahkan ke yang saling berseteru, dan Gus Dur diyakini oleh beberapa kalangan sebagai Wali.
Ok, aku juga tidak ingin menulis banyak tentang Gus Dur, dengan keterbatasan ilmu yang aku miliki, meskipun dulu kita menimba ilmu di pesantren yang sama.
Aku tidak ingin ikut-ikutan terjebak seperti media massa yang oportunis, yang membelokkan opini publik sehingga menampakkan kesan yang salah terhadap Gus Dur. Beberapa teman dekatku sering komentar miring tentang beliau bahkan di depanku, tanpa tau bahwa aku adalah pengagumnya.
Namun kebenaran sejati tidak akan tertutupi oleh kebenaran lainnya. Tidak untuk selamanya.
Selamat jalan Gus Dur, maaf aku tidak jadi menyambutmu kemarin.
*diposting untuk merespon postingan panjang ini.
Ditulis oleh Aryo Sanjaya pada January 5, 2010 1:30 PM
Permalink
Ada 57 komentar
Sarimin pada January 7, 2010 3:12 AM menulis:
... enak hubungane karo band wali gak mas?
Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada January 8, 2010 12:59 PM membalas Sarimin:
awakmu iki secara gak langsung ngaku sebagai ABG yoh, kok tau-taunya band anak muda.
Balas Komentar Ini
fia pada January 18, 2012 7:59 PM membalas Aryo Sanjaya:
sunan kali jaga lah yg mengajarkan islam melalui tradisi dan budaya
contoh : pda saat itu orang jawa masih meyakini ajaran kastanisasi sunan kali jga dengan membuat lakon wayang petrok dadi ratu dgn sendirinya
kastanisasi itu dgn sendirinya itu hilang ...
top ora ;)
hehehehehehe :P
Balas Komentar Ini
choi pada January 8, 2010 7:02 AM menulis:
gusdur adalah persiden pertama d dunia yg cacat,tapi dgn demikian dia sebenarnya tida cacat melainkan yg terbaik
Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada January 8, 2010 1:01 PM membalas choi:
dan ahli di banyak bidang penting :)
sayang dunia politik begitu kejam, menghalalkan segala cara termasuk merusak citra seseorang.
semoga pemerintah segera merehabilitasi nama baik Gus Dur.
Balas Komentar Ini
putra ketapang pada May 28, 2011 3:35 PM membalas choi:
janganlah melihat seseorang dari fisiknya lihatlah seseorang dari jiwa pimpinnya cz tiap2 orang pintar belum tentu berakhlak.
Balas Komentar Ini
anton ashardi pada January 8, 2010 12:56 PM menulis:
J.I.L ??
Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada January 8, 2010 1:02 PM membalas anton ashardi:
Jaringan Internet Lokal?
hihihi
Balas Komentar Ini
Tamar Kiyai Haji Maksom pada January 8, 2010 4:51 PM menulis:
Sudah ditakdirkan Allah pemerintahannya tidak beryahan lama..
Balas Komentar Ini
tri kumajaya pada January 8, 2010 5:26 PM menulis:
negara ancur tanpa sesosok sunan kalijaga and gusdur
Balas Komentar Ini
galuh pada January 9, 2010 6:51 PM menulis:
cocok!!! Pisan iki aku mathuk karo sampeyan, cak!
Balas Komentar Ini
galuh pada January 9, 2010 6:52 PM menulis:
cocok!!! Pisan iki aku mathuk karo sampeyan, cak!
Balas Komentar Ini
allie pada January 15, 2010 6:13 PM menulis:
emang nyleneh Gus Dur itu, Mas. Pernah didoain spy mata bliau sembuh di hadapan para Jemaah nasrani.. itu pendetanya org luar negeri yg gondrong yg srg di TV bsama suster yg berkacamata yg "tausyiah"-nya berapi-api. Sy prnah nonton VCD-nya sktr taon 2004. Lah..
Balas Komentar Ini
kang ipul pada January 18, 2010 1:59 PM menulis:
kalo saya pribadi mengatakan gusdur itu wali ke sepuluh di antara wali songo tanah jawa. Sulit negeri ini mencari sosok dan figur seperti Gus Dur sebagai guru bangsa yang dekat dengan golongan minoritas, mempunyai akses dan diterima di semua kalangan. Saat ini yang dapat kita lakukan, yaitu meneladani jerih payah beliau dalam meletakkan dasar-dasar demokrasi negeri ini.
Balas Komentar Ini
ki sabda pada March 19, 2010 9:23 PM membalas kang ipul:
Siapa pun boleh berkomentar tentang Gus Dur, baik pro maupun kontra. Sebagai negerawan dia harus kita hormati kerena beliau menanamkan demokrasi yang sebenarnya, meskipun akhirnya harus jatuh dengan berbagai rekayasa politik yang hingga kini tidak ada BUKTINYA. Sebagai budayawan kita harus mengakui bahwa beliaulah tokoh nomor satu di negeri ini. Sebagai agamawan, beliau patut diteladani karena beliau telah mengajarkan kepada kita bagaimana menjalin rasa persatuan dan kesatuan terhadap sesama pemeluk agama. Tauhid beliau sudah bukan dalam ucapan saja, tetapi dalam perilaku hidup. Karena itu wajar bagi saudara2 kita yang menganut radikalisme menjadi anti Gus Dur. Mungkin bagi yang anti Tauhidnya baru sebatas ucapan sehingga suka mendeskreditkan bahkan mengkafirkan kaum yang lain. Namun bagi Saudaraku yang pro jangan Gusdurisme apalagi sampai mengkultuskan beliau. Menurut saya, Beliau semasa hidupnya bukan tipe orang yang gila pujian dan alergi cacian. Beliau selalu berada di tengah, netral, tenang, dicaci maupun dipuji tetap berada dalam keadaannya. Ra Ngaruh, makanya beliau selalu mengatakan "
Balas Komentar Ini
ki sabda pada March 19, 2010 9:29 PM membalas kang ipul:
Siapa pun boleh berkomentar tentang Gus Dur, baik pro maupun kontra. Sebagai negerawan dia harus kita hormati kerena beliau menanamkan demokrasi yang sebenarnya, meskipun akhirnya harus jatuh dengan berbagai rekayasa politik yang hingga kini tidak ada BUKTINYA. Sebagai budayawan kita harus mengakui bahwa beliaulah tokoh nomor satu di negeri ini. Sebagai agamawan, beliau patut diteladani karena beliau telah mengajarkan kepada kita bagaimana menjalin rasa persatuan dan kesatuan terhadap sesama pemeluk agama. Tauhid beliau sudah bukan dalam ucapan saja, tetapi dalam perilaku hidup. Karena itu wajar bagi saudara2 kita yang menganut radikalisme menjadi anti Gus Dur. Mungkin bagi yang anti Tauhidnya baru sebatas ucapan sehingga suka mendeskreditkan bahkan mengkafirkan kaum yang lain. Namun bagi Saudaraku yang pro jangan Gusdurisme apalagi sampai mengkultuskan beliau. Menurut saya, Beliau semasa hidupnya bukan tipe orang yang gila pujian dan alergi cacian. Beliau selalu berada di tengah, netral, tenang, dicaci maupun dipuji tetap berada dalam keadaannya. Ra Ngaruh, makanya beliau selalu mengatakan "
Balas Komentar Ini
jendenk pada January 21, 2010 4:08 PM menulis:
Ngaturi sugeng om admin ,asalamualaikum,,,,sip,pokoe maju tak gentar membela yang benar,,,
Balas Komentar Ini
elangjayanegara pada January 22, 2010 7:31 AM menulis:
kabeh ribut masalah century..tuding-tudingan...sing ora ono digawe ono..sing ono digawe ora ono...hmmmm wis wayahe....
Balas Komentar Ini
samsu wong solo no makassar pada January 25, 2010 10:30 AM menulis:
mathuk banget mas.......
biasane
roso kelangan naliko barang wis ilang
ora rumongso duwe naliko barang disanding.
sampeyan kabeh lagi mudeng to?
(betapa sulitnya mencari figur dan guru????
salam,
samsu
Balas Komentar Ini
The Greatest Gifts pada January 27, 2010 9:12 AM menulis:
semangatnya dan hal2 baik lainnya perlu terus disebarkan dan dijadikan modal untuk membentuk generasi Indonesia baru...
www.the-greatest-gifts.blogspot.com
Balas Komentar Ini
Zawa pada January 28, 2010 2:39 PM menulis:
Sebentar lagi sampean juga jadi wali mas, wali murid :p
Balas Komentar Ini
allie pada January 29, 2010 8:14 AM menulis:
Mohon maaf...karena saya bukan pengagum Gus Dur.. Satu bulan sebelum impeachment itu, di atas dak t4 kos, saya melihat ada meteor (bintang jatuh) yang sangat terang..dan saya spontan berseru.."Ya Allah turunkan Gus Dur Ya Allah.."
Sebagai budayawan, he was perfect, tp sbg negarawan? Sebagai kepala negara? Sama sekali tidak!!!
Saya memang ngefans Gus Dur tp hanya sisi beliau sbg budayawan.
Nah..sodara2 ini apakah ngefans Gus Dur di segala bidang? hehehe.. Ingat loh yaa..nobody's perfect. Mentang2 suka, lalu menutup mata thd sgala kesalahan bukanlah hal sportif. Sebaliknya, mentang2 ga suka trus menjelek-jelekkan dlm segala sisi..itu jg ga sportif.
Sy suka guyonan Gus Dur, saya suka komentar beliau dlm buku jadul "Mati ketawa Cara Rusia" yg saya baca wkt SD. Tp saya tak suka gaya beliau sbg kepala negara dan sebagai kyai. Di benak saya skrg akan sy abadikan sosok beliau sebagai budayawan saja. Selamat jalan budayawanku..
Balas Komentar Ini
miftach19 pada February 9, 2010 7:48 AM menulis:
Baru-baru ini ada polemik unik (walau tidak begitu menarik) di antaranya: Gus Dur dipersimpangan antara gelar pahlawan atau wali (Wah..wah, jangan-jangan malah cuma di persimpangan..). Bahkan ada wacana baru yang mentahbiskan Gus Dur jadi Wali Ke-10! Wow..
Di sini bukan hendak menyorot panjang lebar tentang "pahlawan" lagi pula tambah gak begitu penting.
Namun tema ini lebih menyorot masalah "WALI".
Menurut agama Islam yang mulia, wali tergolong menjadi dua: Wali Allah dan Wali Syaitan. Dan yang menjadi pembahasan di sini tentu adalah wali yang baik/ Wali Allah.
Menurut Aqidah Islam wali adalah orang-orang yang mendapatkan kemulian dari Allah disebabkan Iman dan ketaqwaan mereka. Kadang-kadang Allah memberika suatu 'Karamah' (tanda-tanda kemuliaan) pada orang tersebut. Namun hal ini tidaklah harus, dan bukan menjadi prasyarat wali. Di samping itu karamah itu anugerah Ilahi dan bukan sesuatu yang dipelajari (lelakon/ ritual tertentu untuk mendapatkannya), bukan pula wali Allah itu tandanya adalah sakti, bisa menghilang, mengubah batu jadi emas, memindahkan batu besar dengan kekuatan sediri, berjalan di atas air, suka aneh-aneh!! Begitulah yang disangka wali oleh sebagian orang primitif. Jika hal itu yang terjadi maka besar kemungkinan "wali" tersebut adalah walinya Syaitan untuk menyesatkan manusia. Waspadalah!
Lantas bagimanakah kriteria wali itu? Cukuplah Al Quran yang mulia yang akan menjelaskan.
Lihatlah Al Quran Surat ke-10 (Yunus) ayat 62-63:
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa."
Jadi melihat ayat ini saja, jelas bagi kita tentang kriteria "Wali" yaitu: Iman dan selalu Bertaqwa.
Dan dengan demikian bukan wewenang manusia untuk menentukan seseorang itu wali dan bukan wali. Apalagi menentukan/ membatasi jumlah wali, misalnya menjadi "Walisongo" kemudian diusulkan lagi "Wali Sepuluh". Kalau yang dimaksud adalah walikota, wali murid, maka tidak menjadi masalah ada "dewan wali" seperti itu. Tapi jika yang dimaksud adalah wali Allah, oran-gorang mulia, maka siapa pun berhak menjadi golongan mereka: Orang yang beriman dan selalu bertaqwa.
Bagaimana mungkin manusia hendak membatasi calon penghuni syurga dengan 9, 10, 11,,? Wah, Bisa jadi Anda telah kehilangan jatah "kursi" tersebut., Na'uudzubillah.
Dan tentu saja meskipun ia Wali Allah, tidak harus punya keanehan-keanehan, punya kesaktian, dan lain-lain, apalagi jelas nampak kesesatan padanya dalam masalh agama dan keyakinan! Justru itu semua besar kemungkinan adalah wali syaitan untuk menipu dan menyesatkan manusia. Bukankah Allah telah berfirman:
"Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu" (QS Al-Baqarah ayat 208)
Juga "andaikata" orang tertentu adalah benar wali Allah, maka tetap saja tidak boleh kuburannya diagung-agungkan, tanah kuburnya menjadi rebutan untuk diminta berkahnya, seperti kebiasaan orang-orang yang salah didikan. Apa bedanya dengan orang-orang yang memperebutkan kotoran Kyai Slamet (nama Kerbau di keraton Surakarta) yang juga untuk mengharap berkahnya!? Jika yang terjadi demikian nyatalah bahwa syaitan berhasil menipu manusia, dan menusia tertipu itu tetap saja mengaggap benar amalan sesat tersebut!
Maka sekali lagi waspadalah wahai orang-orang yang diberi akal dan fikiran sehat...
Kembalilah ke jalan yang benar, kembalilah kepada Allah, sembahan yang benar, pencipta dan pemilik seluruh alam, sehingga tidak layak disekutukan, disandingkan dengan sesuatu apa pun, baik itu dengan malaikat, nabi, wali, orang shalih, dan lain-lain, apalagi kerbau!!!
Nah jika Wali Allah saja tetaplah mereka itu adalah makhluk yang tidak layak dielu-elukan dan disanjung berlebihan, baik saat hidup maupun setelah matinya, apalagi wali syaitan.....!!!
Segala puji bagi Allah yang karena dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Saya memohon ampun kepada Allah.
Balas Komentar Ini
AndiSaja pada May 20, 2010 9:02 AM membalas miftach19:
setujuuuuu piiisaaaaan
Balas Komentar Ini
kyai jambulwanen pada February 19, 2010 9:35 AM menulis:
sudahlah saudaraku, berhentilah berselisih sesuatu yang gak penting, masih banyak kok yang perlu kita kerjakan dan kita selesaikan, daripada rebutan balung tanpa sumsum............
Balas Komentar Ini
moggi norsatya pada March 2, 2010 9:38 AM menulis:
Gus Dur memang adalah cucu dr Sunan Kalijaga, nasab beliau bin KH Abdul Wahid Hasyim bin KH Hasyim Asy'ari bin KH Asy'ari bin Abu Sarwan bin Abdul Wahid bin Abdul Halim bin Pangeran Samhud Baghdad bin Pangeran Benawa bin Sultan Hadiwijaya / Jaka Tingkir bribukan Nyi Ageng Pengging / Ratu Mandoko binti Sunan Kalijaga
Balas Komentar Ini
allie pada March 22, 2010 11:48 AM membalas moggi norsatya:
Ooo..jadi Jaka Tingkir itu cucu Sunan Kalijaga? Wah..ni kyknya bakal kontra ma "kitab" Nagasasra Sabuk-Inten-nya SH Mintardja. :-D
Balas Komentar Ini
Nursatya pada April 25, 2010 8:06 AM membalas allie:
Dalam sejarah Jaka Tingkir, biasa dikenanal berguru kepada Sunan Kalijaga, saudara perguruannya adalah Ki Juru Martani,KiAgeng Pamanahan & Ki Ageng Panjawi.. yg jarang diketahui Jaka Tingkir adalah cucu dr grs ibu ke Sunan Kalijaga.. makanya bliau juga merupakan murid kesayangan yg dengan pengaruh & koneksinya dr Sunan Kalijaga bs mendekatkan bliau kpd Kerajaan Demak,dan menjadi menantu Sultan Trenggono, padahal Ayahnya Ki Ageng Pengging murid kesayangan Syeikh Sidi Jenar (sekaligus cucu menantu) yg dimusuhi Kerajaan Demak.. Jadi secara data silsilah hubungan guru & murid ini juga menjawab mengapa mereka memiliki hubungan yg amat dekat, tentunya karena ada hubungan kekerabatan pula diantara mereka. Silsilah ini dipegang oleh keluarga keturunan mereka dan disahkan oleh Rabithah Aal Azmatkhan Al-Husaini karena mereka2 ini memiliki jalur kturunan ke Rasulullah
Balas Komentar Ini
allie pada May 1, 2010 1:35 PM menulis:
Menarik sekali uraian dr bung Nursatya ini. Spt yg kita tahu bersama bhw dlm msyarakat Jawa hampir selalu ada lbh dr satu versi utk sejarah yg berhub dg kerajaan zaman dulu. Kitab2 yg ada jg bermacam versi. Bung Nursatya ini "memegang" salah satu versi itu. Utk saat ini melacak kebenaran informasi ttg hal tsb hmpir tdk dimungkinkan jika tanpa asumsi2 subjektif.
Btw, jika memang Gus Dur keturunan Wali, so what? Keturunan wali atau bahkan Rasulullah sekalipun bukan jaminan kemuliaan akhlak(menurut saya). Ingat bhw anak Nabi Adam yg bernama Qobil yg mengawali "tradisi" pembunuhan manusia. Ingat pula anak Nabi Nuh yang tak mau beriman hingga tenggelam dalam air bah.
Klo beliau keturunan Jaka Tingkir, berarti membawa pula "darah keturunan" Raja Hindu Majapahit. Krn Ki Ageng Pengging Sepuh alias Ki Kebo Kenanga adalah anak dari Ki Ageng Pengging Sepuh alias Pangeran Handayaningrat yg mrp keturunan Brawijaya (setahu saya). Jadi, klo "religi" dipaksakan mjd bagian dr genetik, Alm. Gus Dur bs disebut sbg keturunan Islam yg Hindu atau keturunan Hindu yg Islam.
Mohon maaf jika ada yg kurang berkenan, Bung Satya. Sekedar urun opini meramaikan situs Bung Aryo yg kebetulan nama situsnya sangat berkesan bg saya, meski tokoh pemilik nama itu sebenarnya fiktif.
Balas Komentar Ini
Abdul Jalil pada June 22, 2010 4:42 PM menulis:
Tiga filter spiritual Gus Dur dalam berkonsultasi bagi berbagai persoalan dunia :
• Lapis pertama adalah petunjuk kiai WASKITA seperti K.H. Abdullah Faqih dari Langitan, Tuban, Kiai Abdullah Salam Buntet, Kiai Mustofa Bisri, dan sejumlah kiai berpengaruh yang "masih beredar" di mana-mana.
• Di lapis kedua, ada sederet kiai NYENTRIK semacam K.H. Muslim Imampuro atau Mbah Lim, pengasuh Pondok Pesantren Al Muttaqien, Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, dan juga Habib Jakfar dari Kudus, Jawa Tengah, serta Kiai Dimyati dari Pandeglang, Jawa Barat.
• Radar terakhir adalah menyekar ke makam para leluhur (makam Sunan Kalijogo, makam Syeh Siti Jenar, KH Hasyim Asy’ari) atau waliullah (makam Syaikh Abdul Qadir Al Jaelani, Imam Ghazali).
Tiga guru spiritual Gus Dur (Alm) yang sudah wafat:
• K.H. Chudori Tegalrejo Mengajari Ilmu Sufi kepada Gus Dur,
• Mbah Abdul Fattah Hasyim,
• Dan K.H. Idris.
Jadi kalo ada yang meragukan pendapat/opini Gus Dur sama halnya Anda merasa lebih PINTAR dari filter spiritual Gus Dur tersebut diatas.
Balas Komentar Ini
allie pada July 7, 2010 2:39 PM membalas Abdul Jalil:
Saya tdk merasa lebih pintar tuh? Jauh sekali ilmu bliau2 di atas saya(terutama ilmu kebatinan, hakikat, dan sejenisnya). Tp klo ttg LOGIKA dan pemrograman komputer, saya yakin para kyai itu kalah jaooh kemana-mana ama Mas Aryo (^_^).
Sy tak ragu "berbeda" pendapat dg Gus Dur krn setahu saya, filter2 itu jg ga semuanya "dipatuhi" ama Gus Dur alm. Setahu saya, ga ada yg dipatuhi Gus Dur selain dirinya sendiri.
Presiden dengan ribuan penasehat ahli professor-ulama-programmer-ilmuwan, dll bukan jaminan keputusan/pendapatnya pasti BENAR! Lagipula, BENAR tak selalu tepat (misalnya: tepat wkt-nya, eq. naikkan gaji pejabat di saat krisis, dll). Bukankah begitu saudaraku, Abdul Jalil? Mohon maaf jika krg berkenan atas opini saya. Meski berbeda pendapat, sy yakin kita sama2 mencintai kebenaran. Salam selalu..
Balas Komentar Ini
sahroni pada July 15, 2010 11:23 PM membalas allie:
AH jangan bicara dengan logika dan jangan meyaqinkan logika, apa lagi yg namanya logika itu paling mudah hancur,pro kontra wajar tetapi jangan sampai menjatuhkan satu sama yg lain,terus kita mau mencari kebenaran kemana? hanya Allah tempatnya,dan rosululloh sebagai utusanNya,dan masalah GUSDUR wali atau bukan apakah kita tahu? yang mengatakan GUSDUR WALI SILAHKAN,yang mengatakan GUSDUR BUKAN WALI SILAHKAN,Coba kita bersama-sama berfikir dari dua sisi(kebaikannya dan keburukannya).Dan ma'af membicarakan orang yg sudah meninggal jangan sampai membicarakan tentang keburukannya,walaupun itu benar keburukannya.
Balas Komentar Ini
ali usman pada September 7, 2010 8:12 PM membalas sahroni:
wahai saudara2ku seiman dan setanah air...drpada debat dngn sesama saudara,mending kita selamatkan saudara2 kita yg dlm cengkeraman misionaris salibi...selamatkan mereka dr ke murtad'an....
Balas Komentar Ini
putra ketapang pada May 28, 2011 3:26 PM membalas sahroni:
kalo gk tau jangan banyak omong
Balas Komentar Ini
masimam pada July 18, 2010 5:42 PM membalas allie:
Salam kenal untuk semua, saya tertarik dengan diskusi ini, asyik, salam
Balas Komentar Ini
sahroni pada July 15, 2010 10:55 PM menulis:
ma'af saudara2ku kalian semua ingat perbedaan itu rahmat,tetapi ingat kalau kita ada sedikit merasa bahwa opini kita yg paling benar maka kita semua terputus dari rahmat'NYA' Sayapun tak mau berpanjang lebar dalam kontex ini karna saya terlalu bodoh dalam hal ini,ingat di akhir kalimat penutup al qur'an MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMANYA,jadi saya pribadi hanya bisa mengingatkan saja agar ukhuwah kita terjaga, ma'afkan saya yg masih bodoh ini.
Balas Komentar Ini
allie pada July 16, 2010 2:19 PM menulis:
Mas Sahroni ini lucu, "melarang" meyakinkan Logika tp malah mengajak berpikir.. Lha trus mikirnya pake apa? :-D
Perintah "Iqro" itu sebenarnya perintah utk menggunakan logika, setahu saya..
Btw, sy paham maksud Anda. Tp meskipun kami berbeda pendapat, kami tetap damai dan saling menghormati, kok..karena kami selalu menggunakan logika yg sportif..jadi insya Allah ukhuwah tetap terjaga.
Salam selalu.
^:)^
Balas Komentar Ini
sahroni pada July 22, 2010 1:09 PM membalas allie:
memang perintah dengan logika atau akal itu benar tetapi berfiqir itu bukan dengan acuan kepada logika
tetapi kepada acuan dasar QUR'AN dan HADIST yg terkadang tidak masuk dengan logika kita.
Balas Komentar Ini
dino pada September 26, 2010 4:12 PM membalas sahroni:
setahu saya...ingat setahu saya bahwa akal itu merupakan alat pembenar dan Allah lah sumber utamanya yang memberi petunjuk melalui hati nurani para hamba dan umatNya.
dan satu lagi bahwa kita semua diharapkan tidak merasa paling benar apalagi memaksakannya.
salam sejati
Balas Komentar Ini
mardiani pada July 24, 2010 2:34 AM menulis:
betul bicaranya maia estianty,polituk itu kotor.
Balas Komentar Ini
allie pada July 24, 2010 2:32 PM menulis:
Iya, Mas Sahroni. Yg penting kita jgn sampai malas berpikir, jgn dikit2 bilang: "logika kita ndak nyampe". Berpikir (semampu kita) itu wajib!Menurut saya, sebagian (gak semua, loh yaa) cerita masa lalu yg mengatasnamakan hadist sbnarnya mrp karangan belaka. Celakanya, karangan itu dibalut sebuah "segel" super-kuat yg salah satunya "memerintah" kita utk mengingkari logika. Klo sudah ada "segel" demikian, mau bohong seperti apapun ga boleh diprotes dengan alasan.
Allah MahaSportif, logika di otak kita itu modal karunia-Nya. Bgm mungkin Dia "menguji" kita dgn sesuatu di luar kemampuan logika yg dia berikan itu??
Statement yg menyatakan bahwa "hati" bisa memberikan "pertimbangan" adalah akal2an para penceramah masa lalu utk melindungi cerita "bohong" mereka. Btw, pernyataan terakhir Mas Sahroni di atas itu bisa diartikan bhw: Quran dan HADIS kadang ga logis? Astagfirullah..Bahaya itu, Mas.. :-D Salam selalu.
Balas Komentar Ini
klowor edan pada July 29, 2010 3:03 PM menulis:
janganlah mearasa jadi orang paling benar karena termasuk tanda2 kalau dunia mau kiamat kalau ada orang sudah merasa pendapatnya pasti benar //// (paling benar sendiri) perbedaan pendapat ataupun sudut pandang mestinya justru membawa manfaat yang baik .... cak.
Balas Komentar Ini
putra ketapang pada May 28, 2011 3:32 PM membalas klowor edan:
ych benar, jangan mencari kebenaran carilah kesalahan
Balas Komentar Ini
karuku pada August 20, 2010 10:27 AM menulis:
tapi yang sangat disayangkan, gusdur lebih condong ke liberal yang menyatakan semua agama itu sama, padahal sudah jelas di Al-Qur'an bahwa agama yang diterima di sisi Allah itu agama ISLAM. berikut beberapa dalilnya :
Allah ta’ala juga berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian.” (QS. Al Maa’idah: 3)
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ
“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)
Allah ta’ala berfirman,
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima darinya dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali ‘Imran: 85)
Allah ta’ala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini. Allah berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِـي وَيُمِيتُ فَآمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Dzat yang memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, Dia lah yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan hidayah.” (QS. Al A’raaf: 158)
dan tidak mungkin kalu gusdur tidak tahu itu. bahkan ahmadiyah yang benar2 menyimpang dari ajaran islam yang mengakui ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW. berikut dalil tentang nabi penutup di Al-Qur'an :
Allah ta’ala berfirman,
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً
“Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki diantara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (QS. Al Ahzab: 40)
yang sudah jelas menyimpang pun masih dibela, bahkan demi membela goyang ngebor inul gusdur sampai berani merendahkan kitab suci Al-Qur'an sebagai kitab terporno didunia dan membandingkannya dengan injil hanya karena ada kata menyusui di dalam Al-Qur'an.
belum lagi keberpihakan gusdur terhadap israel....
disaat rakyat palestina dibantai, dengan gembira gusdur menerima penghargaan dari negri pembantai israel, dan menyalahkan penduduk palestina......
dari uraian diatas mana keberpihakan gusdur terhadap umat islam,,, apakah masih pantas tabiat seperti itu diangkat sebagai seorang wali.....
Balas Komentar Ini
asrul ramadhan pada August 25, 2010 7:22 AM membalas karuku:
bener mas!!! :( saya jadi sedih kalo inget penghargaan yang MAU-MAUNYA diterima oleh beliau dari israel!!! saya yang masih bau kencur ini-pun lebih milih perang ampe mati bedarah2 dari pada liat sodara2 seiman saya dibantai kaya' yang dipalestina!!! :((
Balas Komentar Ini
adul pada July 20, 2011 11:50 AM membalas karuku:
kekuatan logika ya.
Balas Komentar Ini
nyoman winartha pada September 7, 2010 11:07 AM menulis:
Sugeng kapanggih Mas haryo,
Dalam bait tertentu yg mungkin lanjutan dari kidung ini ada nama disebut KI Hartati. Siapa Beliau mas. Apakah Sunan Kalijaga Atau tokoh lain?
Balas Komentar Ini
nyoman wiwin pada September 7, 2010 11:08 AM menulis:
Sugeng kapanggih Mas haryo,
Dalam bait tertentu yg mungkin lanjutan dari kidung ini ada nama disebut KI Hartati. Siapa Beliau mas. Apakah Sunan Kalijaga Atau tokoh lain?
Balas Komentar Ini
KI DAMAR MANAH pada January 30, 2011 11:49 PM menulis:
MEMANG BENAR..... TAPI SUNGGUH INDAH ALUR SUNAN KALIJOGO DAN GUSDUR NAMUN BAGAIMANAPUN JUGA KI MASKAREBET MURID KANJENG SUNAN KALI NAMUN ANAK ANGKATNYA SEKALIGUS YANG MENGGULINGKAN KANJENG SULTAN JUGA MURID KINASIH KANJENG SUNAN KALI......
KALAUPUN MENGACU DARI SITU BETAPA PANDAINYA KANJENG SUNAN SEBAGAI AHLI STRATEGI,,,,,LOKAL JENIUS...MUNGKIN YAAA
Balas Komentar Ini
Aliandi pada May 17, 2011 10:55 AM menulis:
menangapi Abang ttg ada yg salah di negri ini . Sepertinya itu sdh membudaya sejak jaman jaman pendahulu kt Bpk bpk kt yg berharap bisa merobah akeadaan malah tdk pernah terpikirkannya utk menepati janjinya
Balas Komentar Ini
fathur pada August 12, 2011 10:29 PM menulis:
gitu aja kok repot.....
Balas Komentar Ini
rull pada August 29, 2011 5:37 PM menulis:
Yg psti, kaalo org muhammadiyah gk pnh sukama gus dur...tp buat indonesia beliau adlh figur yg sgt fenomenal
Balas Komentar Ini
abbul mukhit pada October 18, 2011 3:14 PM menulis:
Mf saudara semua kita jgn asal menuduh orang atau organisi mna pun dengan jelek? klu kalia tahu muhamadiyah & nu hanya lah Organisasi, Agama islam adlh agama ciptaan Allah dgn ber sendikan Iman islam dan ihsan,telah mempunyai nilai keluhuran yg tinggi di bandingkan dengan agama agama lain ciptan manusia. karena di samping ciptan nya ia telah mendapat pengakuan di sisi nya serta mendapat ridha dari nya pula.agama islam surat ali imran ayat 19 &surat al maidah ayat3 hanya sedit saja komentar sy jika ada ke salahan mohon di maaf kan?
Balas Komentar Ini
tris pada December 31, 2011 3:53 PM menulis:
Saya menyukai Sunan yg satu ini,terasa cocok (synchron). Tembang Lir Ilir & Gundul pacul tdk sy anggap hanya sbg hiburan melainkan apa terkandung di dalamnya,seperti halnya jamus kalimasahadat,Sungguh Kanjeng sunan tinggi bacaannya. Jika mendengar tembang tsb sy riang trus trsenyum-senyum sendiri walau ga ngerti artinya :) krn sy anak jawa (Ayah-Kediri,Ibu-Yogja) yg ga bisa bahasa jawa (lahir&besar diMedan).Tdk ada yg aneh pd Sunan Kalijaga,ParaWali maupun Syech Sitijenar. Inilah komen dr sy orang yg tak sebrapa ini. Mohon ma'af bila ada yg tdk berkenan.Terimakasih
Balas Komentar Ini
faul pada January 7, 2012 12:40 PM menulis:
semoga atas kematian beliau dirahmati oleh alah SWT.
Balas Komentar Ini
diding sutikno pada February 25, 2012 3:55 PM menulis:
tak ad yg pmimpin bangsa ini yg spti beliau (Gus Dur ) dia adalh inspirasi q tokoh nasional yg sgt q kagumi
Balas Komentar Ini
sanud pada March 18, 2012 10:20 PM menulis:
yg pnting damai
Balas Komentar Ini
Isi Komentar
Nama
Alamat Email
URL
Simpan info di PC ini?
Isi komentar: (beberapa tag HTML diperbolehkan)
Isi Smiley
Random Ayat
Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka; dan Allah melaknati mereka; dan bagi mereka azab yang kekal, (keadaan kamu hai orang-orang munafik dan musyrikin adalah) seperti keadaan orang-orang yang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta benda dan anak-anaknya daripada kamu. Maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kamu telah menikmati bagianmu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu, amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi.
(