ASSALAMU`ALAIKUM DI BLOG KAMI "BOLO MANAKIB" GONDANG-NGANJUK SEMOGA DAPAT DIAMBIL HIKMAHNYA, BERMANFAAT DAN MEMBAWA BERKAH. AMIIN...

Senin, 26 Maret 2012


Semar guru mistik jawa.





Joko :
Orang Jawa sejak dahulu kala gemar olah jiwa, suluk adalah istilah mistikisme jawa, yang bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung antara manusia dengan tuhannya.

Bening :
Suluk berasal dari bahasa Arab, Salaka yang artinya 'berjalan". sedang 'orangnya' disebut "salik". Suluk adalah 'berjalan" untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, kalau sudah dekat akhirnya manusia akan 'bersatu' dengan Tuhan. Bagaimana supaya dekat dengan Tuhan ? perilaku kita haruslah meniti 'jalan lurus'. secara matematika, garis lurus adalah 'jarak terdekat menghubungkan dua titik" makanya dalam surat al fatikah disebutkan "Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus". ( ternyata Fatikhah mengerti prinsip matematika ya ??? )

Joko :
dengan mengasingkan diri menjadi pertapa, bersemadi, sehingga terjalin hubungan sembah.

Bening :
mengasingkan diri tidak perlu di tempat sepi. Justru yang paling susah adalah "mengasingkan diri di tempat keramaian" atau TOPO NGRAME. Kalau di tempat sepi kita ingat Tuhan adalah biasa dan mudah, tetapi ketika kita dalam suatu pesta yang 'hingar bingar', penuh suka cita, kita bisa ingat Tuhan adalah sesuatu yang hebat dan sukar. Di Upacara kematian, ada alunan lagu rohani adalah biasa. Tetapi ketika pesta Ulang Tahun, pesta perkawinan, ketika semua orang suka dan lupa Tuhan, kita 'menyepi", menyendiri, mengingat Tuhan adalah suatu yang sangat Sulit.
Buddha menyebut menyepi adalah 'menghilangkan kemelekatan". Yesus mengajarkan, tidak mungkin seorang hamba memiliki dua Tuan. Jadi kehendak BAPA,a dalah manusia harus 'meninggalkan" dunia, agar selalu ingat kepada Tuhan. Inilah yang disebut 'menyepi". Buat apa tinggal di Goa yang sunyi kalau hatinya tidak ingat Tuhan?. Bersemedi menghadap Tuhan kenapa perlu sepi ? justru ketika kita mengendarai mobil, makan di restoran, kita harus selalu ingat Tuhan. Inilah disebut Solat Daim.

Joko :
sembah raga( sarekat )

Bening :
Sembah Raga adalah Syariat, atau hukum yang harus dilakukan ketika kita masih memiliki raga. Karena dengan raga itulah alam ini diatur.

Joko :
sembah kalbu( ( tarekat)

Bening :
Sembah kalbu adalah dengan hati dan kalbu. Tarekat dalam bahasa arab juga berarti Jalan atau Thoriqot. Solat tidak akan bermakna kalau hanya 'raga". Tetapi solat Kalbu adalah sulit dan perlu latihan. Sebagai sarana latihan, adalah Solat Raga. Solat Kalbu adalah Khusus laksana meditasi. Tanpa Kolbu, maka solat hanyalah laksana gerakan jasmani yang tidak berefek. Saya ambil contoh, antara "olah raga' dan "kerja keras' ternyata efek bagi kesehatan berbeda. Kalau Kuli yang mengangkat benda berat, meski secara otot kuat, tetapi secara jasmani belum tentu memiliki efek kesehatan. tetapi kalau olah raga, karena hati dilandasi 'niat' dan suka rela tanpa terpaksa, maka olah raga memiliki efek bugar kepada badan.
Demikian juga Solat Raga, ketika dilakukan dengan terpaksa dan rutinitas tanpa 'kesadaran" maka efek kepada ruhani sama saja.

Joko :
sembah jiwa ( hakekat)

Bening :
Ketika Solat sudah disertai dengan Qolbu, maka makna solat sebenarnya akan terasa. Hakekat solat akan berpengaruh, yaitu kita sadar bahwa kita kemanapun pergi selalu berhadapan dengan Allah, selalu dipandang Allah. maka ketika seorang gembala diminta menjual kambing milik tuannya oleh Khalifah Umar, gembala menolak dengan alasan "takut dilihat Allah". Ketika orang sudah solat tetapi masih korupsi, maka solatnya baru sampai solat raga.

Joko :
dan sembah rasa( makripat ) untuk mencapai tingkat asmara santa ( marhabbah ).

Bening :
Sembah rasa atau ma'rifat. Ma'rifat artinya mengetahui. Jadi dalam solat ma'rifat, kita sudah mengetahui bahwa sudah menyatu dengan Tuhan. Inilah tingkat tertinggi yang diajarkan Oleh Syech Siti jenar, Oleh Isa bin Maryam, oleh Al Hallaj. Akulah Tuhan. Kalau kita sudah 'menyatu dengan Tuhan" sehingga garek-gerik kita dan perilaku kita adalah sesuai dengan "kehendak Tuhan/Kehendak Bapa". Apa yang tuhan perintahkan kepada kita ? yaitu MAHABBAH ( bukan marhabbah). Mahabbah itu artinya adalah CINTA KASIH, inilah ajaran tertinggi dalam beragama. Lho kok sama, antara Kristen, Islam dan Kejawen ????

Joko :
pelaku menjadikan selalu eling, membangkitkan rasa pangrasanya, memanusiakan manusia.

Bening :
termasuk 'memanusiakan" alam semesta.

Joko :
Semar adalah tokoh yang diidolakan , sebagai pelindung bumi jawa , orang jawa yang membeberkan akan sangkan paraning dumadi ( asal muasal kejadian).
Sehingga terjadi pandangan, jika mau menjadi kesatriya maka harus selalu meminta nasehat kyai semar, maka dijalinlah komunikasi antara dirinya dengan semar.

Bening :
Semar artinya Samar atau kurang jelas. Semar memiliki nama lain ISMAYA, MAYA adalah juga samar atau tidak jelas. Jadi kalau kita mau menajdi Ksatriya, kita harus berani menjadikan diri kita "samar\maya" atau Istilah Sufinya adalah Fana, atau hilang. Hilangnya rasa AKU, yang ada adalah KEHENDAK TUHAN=KEHENDAK BAPA.

Semar memiliki senjata\jimat manik astagina. Asta adalah 8 hal. Apa saja :

1 tidak pernah lapar
2. tidak pernah mengantuk
3. tidak pernah jatuh cinta
4. tidak pernah bersedih
5. tidak pernah merasa capek
6. tidak pernah menderita sakit
7. tidak pernah kepanasan
8. tidak pernah kedinginan

Kedelapan hal ini diikat di ubun-ubun, artinya dijunjung tinggi. Jadi untuk mendekatkan diri, dia sudah menghilangkan "aku atau egoisme".

Salam,
djoko pranyoto wrote:
Orang Jawa sejak dahulu kala gemar olah jiwa, suluk adalah istilah mistikisme jawa, yang bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung antara manusia dengan tuhannya.
dengan mengasingkan diri menjadi pertapa, bersemadi, sehingga terjalin hubungan sembah , sembah raga( sarekat ), sembah kalbu( ( tarekat), sembah jiwa ( hakekat) dan sembah rasa( makripat ) untuk mencapai tingkat asmara santa ( marhabbah ).
pelaku menjadikan selalu eling, membangkitkan rasa pangrasanya, memanusiakan manusia.Semar adalah tokoh yang diidolakan , sebagai pelindung bumi jawa , orang jawa yang membeberkan akan sangkan paraning dumadi ( asal muasal kejadian).
Sehingga terjadi pandangan, jika mau menjadi kesatriya maka harus selalu meminta nasehat kyai semar, maka dijalinlah komunikasi antara dirinya dengan semar.
Demikian juga aksara huruf jawa, beberapa orang menafsirkan akan makna yang sangat relijius atas kata-katanya : honocoroko, dotosowolo, podo joyonyo, mogo botongo.......
Dengan kondisi seperti ini, maka agama apapun yang masuk ke-jawa akan mengalami asimilasi alias jadi abangan.
wassallam

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Blogger templates

About