ASSALAMU`ALAIKUM DI BLOG KAMI "BOLO MANAKIB" GONDANG-NGANJUK SEMOGA DAPAT DIAMBIL HIKMAHNYA, BERMANFAAT DAN MEMBAWA BERKAH. AMIIN...

Sabtu, 31 Maret 2012

MINAK ANGGRUNG Padangan Bojonegoro

Posted by Unknown On 00.35 | No comments
Sampai saat ini belum diketemukan siapa istri mbah Sabil. Dari data tulisan tangan/prasasti mbah Kyai Ahmad Rowobayan, diketahui bahwa mbah Sabil mempunyai keturunan, 2 laki-laki dan 2 perempuan, diantaranya :
1) Kyai Saban
2) Nyai Samboe Lasem.
3) Moyo Kerti (Nyai Abdul Jabbar)
4) Kyai Abdurrokhim.

Dari anak pertama Kyai Saban, mbah Sabil menurunkan 4 cucu yaitu: Kyai Abdurrohman Klothok, Kyai Uju, Nyai Gedong, dan Kyai Wahid. Dari Kyai Uju inilah yang menurunkan mbah Kyai Ahmad Rowobayan, Kuncen, Padangan. Belakangan para cucu beliau menjadi tokoh penyebaran agama Islam di Desa Kuncen.

Sedangkan anak ke-dua yaitu Nyai Samboe Lasem. Tidak diketaui nama aslinya, yang jelas di panggil Samboe karena suaminya adalah: Kyai Samboe Lasem, Rembang atau yang disebut: Muhammad Syihabuddin dan lebih dikenal sebagai: Pangeran Syihabuddin Samboe Digda Diningrat. Makam mbah Sambu dan istrinya berada di sebelah utara makam Adipati Tejokusumo I. Makam mbah Sambu dan istrinya berada dalam cungkup yang berdenah bulat dan beratap kubah yang seluruhnya terbuat dari bata merah berlepa.

Di makam Mbah Sambu Lasem, Rembang, Jawa tengah, terdapat prasasti marmer ukuran kecil dalam bahasa arab yang menyebutkan bahwa nama Mbah Sambu yang sebenarnya adalah Sayyid Abdurrahman bin Hasyim bin Sayyid Abdurrahman Basyaiban. Menantu mbah Sabil ini keturunan Sultan Hadiwijaya yang biasa dikenal dengan sebutan populernya “JAKA TINGKIR”. Seorang pemuda dari Tingkir, suatu desa yang terletak di tenggara Salatiga pada tahun 1568 M, putra dari Adipati Pengging Pangeran Handayaningrat/R. Kusen, sedangkan R. Kusen sendiri putra dari Harya Damar Adipati Palembang. Adipati Palembang ini putra Prabu Brawijaya Majapahit. Jaka Tingkir menjadi raja Pajang yang pertama dan terakhir dengan gelar Sultan Hadi Wijaya dan sukses meng-Islamkan daerah Pasuruan dan sekitarnya.

Karena kealimannya, beliau dinikahkan dengan putri Pangeran Trenggana, raja ke III di kerajaan Islam Demak. Maka lahirlah Pangeran Benawa yang selama hidupnya menjadi guru thoriqot dan menyepi di daerah Kudus, pernah sebentar menjadi Adipati Jipang-Panolan Cepu.

KH. Akhmad Shidiq merupakan salah satu dari keturunan Kyai Samboe Lasem, atau cucu langsung dari mbah Sabil, yang memimpin Pondok Pesantren “AS-SYIDDIQIYAH” Jember. Beliau pernah menjadi anggota DPR-RI disamping lama di jajaran Rois-Am PBNU Kramat Raya Jakarta.

Dari anak ke-tiga Moyo Kerti, yang diperisteri mbah Abdul Jabbar yang makamnya ada di Nglirip nJojogan Tuban, mbah Sabil menurunkan mbah Iskak Rengel yang haulnya diadakan setiap Jum’at setelah tanggal 20 dibulan As-Syura/Muharam. Mbah Iskak Rengel menurunkan mbah Sholeh Tsani, pemangku Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan, Bungah, Gresik. Ditengah pondok inilah setiap tahunnya diselenggarakan haul terbesar di Jawa Timur pada bulan Robiul Awal setelah tanggal 20 guna memperingati meninggalnya mbah Sholeh Tsani.

Putra ke-empat Mbah Sabil yaitu Kyai Abdurrakhim Kaliwuluh Sambeng, yang diambil menantu putra wayah R. Rakhmad/Sunan Ampel Gading Surabaya.
Ponpes Mifthahul Falah, dimana temuan struktur bangunan kuno itu ditemukan, lebih dikenal sebagai Ponpes Bungkuk. Ponpes Bungkuk sendiri memang tak lepas dari sosok legenda, Mbah Chamimuddin. Mbah Chamimudin adalah eks laskar Pangeran Diponegoro yang tersisa dan lari ke daerah Malang Utara (Singosari dan sekitarnya). Perang Diponegoro antara tahun 1825 sampai 1830 memang membuat laskar Pangeran Diponegoro tercerai-berai di tahun 1830 seiring kematian Pangeran Diponegoro.

“Laskar-laskar Pangeran semburat dan tercecer di bagian selatan Jawa Timur seperti Malang, Trenggalek, Tulungagung bagian selatan. Makanya, jangan heran sampeyan banyak mengenal makam waliyullah di daerah Malang selatan seperti Gondanglegi ataupun Eyang Jugo di Gunung Kawi yang dikenal sebagai laskar Pangeran Diponegoro,” terang Dwi Cahyono, arkeolog Univ negeri Malang.

Dijelaskan Dwi, di tahun 1930 itu, ketika laskar tercerai berai, tidak berarti kekuatan memudar. “Laskar Pangeran Diponegoro tetap gerilya dan mencari dukungan penguasa-penguasa lokal, pesantren-pesantren, salah satunya adalah dukungan dari Kiai Maja. Kekuatan laskar Pangeran Diponegoro di Jawa Timur tidak melemah berbeda dengan di Solo atau Jogjakarta,” terang Dwi.

Lantas mengapa Chamimuddin memilih ke Malang utara? Ini tak lepas dari aura Singosari yang memiliki citra kuat sebagai kerajaan besar di masa lalu. “Setelah Majapahit berdiri, Kerajaan Singosari tetap diakui keberadaannya dan menjadi daerah fasal (semacam negara bagian) Kerajaan Majapahit. Tentu saja di situ beranak pinak keturunannya,” terang Dwi seraya mencontohkan sosok-sosok penting bagi Kerajaan Majapahit yang tinggal di Singosari.

“Sebut saja Bre Lasem, penguasa di Tumapel dan istrinya yang masih saudara Hayam Wuruk,” terang Dwi. Setelah Majapahit runtuh dan dikuasai Demak, otomatis status Singosari makin merosot terlebih di masa Mataram Islam. “Namun tetap, keberadaannya tetap berarti. Setelah itu, Singosari turun jadi Kadipaten Singosari, di barat Dwarapala itu ada kuburan yang dikenal dengan kuburan kadipaten,” terang Dwi.

Dengan berpulangnya Pangeran Diponegoro dan pasukannya tercerai-berai, Chamimuddin datang ke Malang dari arah selatan Malang. Kiai Chamimuddin masuk wilayah Singosari sekitar tahun 1830-1835. Tapi, menurut H. Munsyif, salah satu anggota keluarga Ponpes Bungkuk bahwa Kiai Chamimuddin mulai mendirikan pesantren dan langgar (musala) sekitar tahun 1850.

“Musala itu dari bambu biasa. Saat itu, tentu saja masih aneh kehadiran Mbah Chamimuddin di lingkungan yang masih banyak pemeluk agama Hindu dan abangan,“ terang H. Munsyif. Hal ini diamini oleh Dwi Cahyono. Menurutnya, saat itu tentu saja Mbah Chamimuddin tidak melakukan siar dengan cara langsung mendirikan pondok pesantren.

“Ia merintisnya sejak lama tentu saja dengan menetap dan melakukan pengajian kecil-kecilan. Datang ke rumah penduduk, siar Islam. Dan mungkin benar juga akhirnya ia mendirikan musala di tahun 1850 itu,” terang Dwi. Melihat santri Mbah Chamimuddin salat dengan gerakan membungkuk itulah, sehingga masyarakat Singosari di masa itu menyebutnya komunitas Bungkuk. Dan diwarisi turun temurun sampai ponpes itu disebut Ponpes Bungkuk.

Islam di zaman Mbah Chamimuddin masih berwajah Islam abangan. Mbah Chamimuddin yang menetap di Singosari kemudian diambil menantu oleh orang Singosari. “Agar Islamnya makin putih, Mbah Chamimuddin lantas menikahkan anak perempuannya dengan Kiai Tohir dari Bangil,” imbuh Dwi.

Hal ini juga dibenarkan H. Munsyif yang masih cucu langsung dari Mbah Tohir. “Beliau dikenal dan Mbah Chamimuddin menjadi kiai besar setelah mengambil mantu Kiai Tohir dari Bangil yang masih memiliki trah Ampel. Alhasil, waliyullah yang dikenal di Bungkuk dan sekitarnya sampai sekarang adalah Mbah Tohir,” terang H Munsyif.

Dengan demikian, maka Mbah Tohir disebut Dwi Cahyono sebagai embrional Ponpes Miftahul Falah dan Masjid At-Thohiriyah yang saat ini sedang direnovasi. Otomatis, setelah Mbah Chamimuddin berpulang, pemangku ponpes dan masjid adalah Mbah Tohir. “Masjid dan Ponpes Bungkuk sangat dikenal, sangat Nahdliyin, dan sangat diperhitungkan di Nahdlatul Ulama. Mereka juga bertarekat, Qodiriyah-Naqsyabandiah. Hal ini tak lepas dari sosok Kiai Tohir,” urai Dwi.

Menggantikan Mbah Chamimuddin, Mbah Tohir menikah dan memiliki lima orang anak. Salah satu putranya, Nahchowi Tohir yang menikah dengan M. Rukoiyah, memiliki sepuluh orang anak, dan salah satunya adalah H. Munsyif. Mbah Tohir berpulang tahun 1933, kini pemangku ponpes dipegang oleh Kiai Ahmad Hilmy, saudara Munsyif.


Pangeran Singosari

Dengan demikian, keberadaan Ponpes Bungkuk, juga penemuan kuno di sekitarnya alhasil mengisahkan islamisasi di Malang pada masa pemerintahan Mataram Islam, pemerintahan Belanda, hingga masa kemerdekaan. Pada tahun 1686, kawasan Malang menjadi ajang pertempuran antara kompeni Belanda yang membantu Amangkurat II melawan Untung Surapati. Ketika Untung Surapati berkuasa sebagai adipati di Pasuruan, selama 20 tahun kawasan Malang berada di bawah kekuasaannya (1686-1706)

Untung Surapati alias Wirabagara memiliki hubungan politis dengan Amangkurat III yang menyingkir ke Jawa Timur untuk bergabung dengan Untung Surapati. Kekuasaan Untung Surapati berakhir tahun 1706 setelah dikalahkan pasukan gabungan (VOC, Madura, dan Kartasura). Untung Surapati terbunuh di Bangil. Selanjutnya, putra-putra Untung Surapati bersama Amangkurat III melarikan diri ke Malang untuk melanjutkan perlawanan yang berlangsung 1706-1771.

Hal yang sama juga terjadi pada Trunajaya yang membangun benteng pertahanan di Ngantang, Malang sampai 1678. Trunajaya ditangkap di Karaeng Galengsong dan dimakamkan di lembah bukit Selakurung. “Sementara pasukannya mengungsi ke desa-desa di Malang. Boleh jadi beberapa tokoh pesiar Islam di Malang Barat dan Batu adalah mantan prajurit Trunojoyo,” terang Dwi Cahyono.

Dengan demikian, Dwi pun menyimpulkan bahwa Malang memang cocok untuk menjadi terugvall basis yakni basis untuk melakukan konsolidasi kekuatan sebelum melakukan penyerangan lebih lanjut. Penyingkiran ke Malang terus berlanjut sampai masa laskar Pangeran Diponegoro.

Antara tahun 1757 hingga 1825 para pemberontak VOC yang masih tersisa, atau mereka yang ingin berjuang terus berusaha mencari perlindungan di Malang yang ketika itu masih dikuasai oleh sanak keturunan Surapati. Di antara mereka ada pangeran Singasari, yakni saudara Hamengkubuwana I dan paman Pakubuwana III.

Pangeran Singosari dikenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat II pada Abad 18. Tahun 1757 Pangeran Singosari melakukan pemberontakan. Sebelumnya Pangeran Singosari dahulu juga ikut bergabung dalam kelompok Mangkubumi dan Mas Said. Ia pun tetap melanjutkan pemberontakan dengan dukungan keturunan Untung Surapati di Malang. Pangeran Singosari tertangkap tahun 1768. Pengadilan menjatuhinya hukuman buang, tetapi ia lebih dulu meninggal dalam tahanan Surabaya.

Ketenaran Pangeran Singosari inilah yang membuat Mbah Chamimuddin datang ke Singosari. Dwi Cahyono tak bisa menjelaskan lebih jauh tentang sosok yang satu ini. “Saya hanya tahu sampai di situ, yang jelas ia masih keluarga Hamengkhubuwana I dan paman Pakubhuwana III. Yang jelas itu juga bukan nama sebenarnya,” terang Dwi.

Dijelaskan, nama Singosari memang berkait dengan daerah Singosari Malang. “Itu adalah nama yang menunjukkan tanah lungguh atau linggih, yakni tanah kedudukan,” terang Dwi. Dengan kenyataan-kenyataan ini, ada kemungkinan selain membentuk kekuatan di Singosari, Pangeran Singosari juga melakukan islamisasi. Kedua hal inilah yang diikuti Mbah Chamimuddin. Ponpes Bungkuk, dipastikan Dwi Cahyono sebagai komunitas tertua di Singosari.

Dwi, dalam sebuah makalahnya, bisa jadi warga kilalan (komunitas pedagang asing) yang ada di ibu kota vazal Majapahit di Singosari adalah pedagang yang beragama Islam. Dengan demikian komunitas muslim di Bungkuk sudah ada sebelum Mbah Chamimuddin datang. “Tapi itu perlu riset lebih jauh,” terang Dwi.

Komunitas muslim di Bungkuk memang sudah mengakar terlebih kini masjidnya direnovasi. Dua mantan menteri agama Indonesia juga merupakan santri di ponpes tua dengan santri yang makin lama makin berkurang. “Ada satu kebanggaan di masjid ini, yakni lubang yang dipakai oleh Mbah Tohir untuk melihat Kakbah di Makkah sana. Hanya ada dua di Indonesia,” tutur Sholeh, keturunan Mbah Tohir menutup cerita.*

Jumat, 30 Maret 2012

PANGERAN SAMBU LASEM

Posted by Unknown On 23.55 | No comments


Mbah Sambu Lasem

Sampai saat ini belum diketemukan siapa istri mbah Sabil. Dari data tulisan tangan/prasasti mbah Kyai Ahmad Rowobayan, diketahui bahwa mbah Sabil mempunyai keturunan, 2 laki-laki dan 2 perempuan, diantaranya :
1) Kyai Saban
2) Nyai Samboe Lasem.
3) Moyo Kerti (Nyai Abdul Jabbar)
4) Kyai Abdurrokhim.
Dari anak pertama Kyai Saban, mbah Sabil menurunkan 4 cucu yaitu: Kyai Abdurrohman Klothok, Kyai Uju, Nyai Gedong, dan Kyai Wahid. Dari Kyai Uju inilah yang menurunkan mbah Kyai Ahmad Rowobayan, Kuncen, Padangan. Belakangan para cucu beliau menjadi tokoh penyebaran agama Islam di Desa Kuncen.
Sedangkan anak ke-dua yaitu Nyai Samboe Lasem. Tidak diketaui nama aslinya, yang jelas di panggil Samboe karena suaminya adalah: Kyai Samboe Lasem, Rembang atau yang disebut: Muhammad Syihabuddin dan lebih dikenal sebagai: Pangeran Syihabuddin Samboe Digda Diningrat. Makam mbah Sambu dan istrinya berada di sebelah utara makam Adipati Tejokusumo I. Makam mbah Sambu dan istrinya berada dalam cungkup yang berdenah bulat dan beratap kubah yang seluruhnya terbuat dari bata merah berlepa.
Di makam Mbah Sambu Lasem, Rembang, Jawa tengah, terdapat prasasti marmer ukuran kecil dalam bahasa arab yang menyebutkan bahwa nama Mbah Sambu yang sebenarnya adalah Sayyid Abdurrahman bin Hasyim bin Sayyid Abdurrahman Basyaiban. Menantu mbah Sabil ini keturunan Sultan Hadiwijaya yang biasa dikenal dengan sebutan populernya “JAKA TINGKIR”. Seorang pemuda dari Tingkir, suatu desa yang terletak di tenggara Salatiga pada tahun 1568 M, putra dari Adipati Pengging Pangeran Handayaningrat/R. Kusen, sedangkan R. Kusen sendiri putra dari Harya Damar Adipati Palembang. Adipati Palembang ini putra Prabu Brawijaya Majapahit. Jaka Tingkir menjadi raja Pajang yang pertama dan terakhir dengan gelar Sultan Hadi Wijaya dan sukses meng-Islamkan daerah Pasuruan dan sekitarnya.
Karena kealimannya, beliau dinikahkan dengan putri Pangeran Trenggana, raja ke III di kerajaan Islam Demak. Maka lahirlah Pangeran Benawa yang selama hidupnya menjadi guru thoriqot dan menyepi di daerah Kudus, pernah sebentar menjadi Adipati Jipang-Panolan Cepu.
KH. Akhmad Shidiq merupakan salah satu dari keturunan Kyai Samboe Lasem, atau cucu langsung dari mbah Sabil, yang memimpin Pondok Pesantren “AS-SYIDDIQIYAH” Jember. Beliau pernah menjadi anggota DPR-RI disamping lama di jajaran Rois-Am PBNU Kramat Raya Jakarta.
Dari anak ke-tiga Moyo Kerti, yang diperisteri mbah Abdul Jabbar yang makamnya ada di Nglirip nJojogan Tuban, mbah Sabil menurunkan mbah Iskak Rengel yang haulnya diadakan setiap Jum’at setelah tanggal 20 dibulan As-Syura/Muharam. Mbah Iskak Rengel menurunkan mbah Sholeh Tsani, pemangku Pondok Pesantren Qomaruddin Sampurnan, Bungah, Gresik. Ditengah pondok inilah setiap tahunnya diselenggarakan haul terbesar di Jawa Timur pada bulan Robiul Awal setelah tanggal 20 guna memperingati meninggalnya mbah Sholeh Tsani.
Putra ke-empat Mbah Sabil yaitu Kyai Abdurrakhim Kaliwuluh Sambeng, yang diambil menantu putra wayah R. Rakhmad/Sunan Ampel Gading Surabaya.
MASJID JAMI' LASEM DAN MAKAM ADIPATI TEJOKUSUMO I
Adipati Tejokusumo I sebagai Bupati Lasem dari generasi ke-empatsetelah Bupati Santi Puspo, pada tahun 1585 dan menempatkan pusat kekuasaannya di Soditan. Tiga tahun setelah menjadi adipati, dengan membangun Masjid Jami' Lasem tahun 1588 berada di sebelah barat alun-alun. HIngga kini masjid ini masih megah setelah mengalami pemugaran-pemugaran. Adipati Tejokusumo meninggal pada tahun 1632.
Untuk selanjutnya, karena jabatan adipati di Lasem kosong maka Sultan Agung dari Mataram mengangkat Cik Go Ing sebagai adipati dengan gelar Tumenggung Mertoguno. Setelah meninggal, Adipati Tejokusumo I dimakamkan disebelah barat Masjid Jami' Lasem yang sekarang terletak di dusun Kauman, desa Karangturi, kecamatan Lasem. Disebelah barat laut masjid juga terdapat sebuah makam yang oleh masyarakat setempat disebut dengan nama makam Mbah Sambu yang dikatakan merupakan seorang Cina yang menyebarkan agama islam di derah ini pada masa Tejokusumo I. Makam Tejokusumo I terletak di sebuah halaman yang dikelilingi oleh tembok bata.
Di dalam areal tembok bata tersebut terdapat tiga makam yang berderet dari barat ke timur. Makam Adipati Tejokusumo I terletak di bagian paling barat. Dua makam lainnya tidak dikenal hingga kini. Jirat makam Tejokusumo I terbuat dari batu bata yang disusun secara bertumpuk semakin ke atas semakin mengecil. Pada setiap sudut dan bagian tengah dari masing-masing sisi jirat terdapat hiasan dengan motif simbar. Adapaun nisan pada makam ini terbuat dari batu andesit yang dibentuk kurawal dengan hiasan medalion pada bagian tengah. Adapun makam Mbah Sambu dan istrinya yang berada di sebelah utara makam Adipati Tejokusumo I. Makam Mbah sambu dan istrinya berada di dalam cungkup yang berdenah bulat dan beratap kubah yang seluruhnya terbuat dari bata merah berlepa. Kemungkinan besar makam ini sudah dipugar. Di sebelah utara masjid terdapat bangunan terbuka yang terdapat makam-makam yang tidak dikenali identitasnya. Dengan melihat pada nisan-nisannya, tampak dengan jelas bahwa kompleks kuburan ini juga sudah cukup tua. Nisan-nisan yang bisa dilihat di situ sebagian terbuat dari batu andesit dengan bentuk kurawal dan gada.
Lasem: Merajut Pesona Klasik Yang Memudar
Tak seperti halnya kota2 kecil lainnya di Jawa, Lasem mempunyai sejarah panjang dan catatan penting dan menarik untuk diikuti dan dikuliti. Sbg sebuah kota kecamatan, secara fisikal tampak lebih berkilau.
Denyut perekonomian lebih berkembang dibanding kecamatan2 lainnya di penjuru kabupaten Rembang. Bahkan sampai pada dekade 90′an lasem nampak lebih mempesona dibanding Kota Rembang itu sendiri. Jadi tak heran warga lasem jaman dulu atau bahkan sampai sekarang lebih bangga mengaku warga Lasem daripada warga Rembang.
Akar Budaya Tionghoa-Islam
Memasuki kota Lasem anda akan dibuat takjub dg bangunan2 super tua gaya arsitek tionghoa bertebaran disisi jalan utama. Apalagi jika anda mau “blusukan” di gang2 atau jalan2 kecil ke arah kanan atau kiri jalan sultan agung, untung suropati atau jalur selatan menuju jatirogo/bojonegoro yakni jalan eyang sambu, anda seolah berada di cina tempoe dulu. Dgn tembok putih setinggi 3-4 meter dan gaya pintu khas cina menciptakan perkampungan pecinan yang eksotis.
Aura kecina2an semakin tak terbantahkan dg bangunan 3 buah klenteng sbg bukti eksisitensi mereka masih terjaga sampai skrg. Julukan china town memang layak disandang kota ini, jejak kedatangan orang2 cina di lasem termasuk gelombang pertama orang2 cina masuk bumi jawa. Yakni sekitar abad 14 masehi. Di samping tembok2 menjulang tinggi di kawasan kota, anda juga bisa mendapati komunitas jawa (baca: islam). Ada belasan pondok pesantren bertebaran di kota yang pernah menjadi setting film “ca bau kan” ini.
Sejarah islam juga cukup mengakar, ini bisa diruntut dari kiprah sunan bonang yang dipercaya pernah hidup lama sampai wafatnya di desa bonang 3 km arah utara kota lasem. Di sini terdapat rumah beliau, masjid, makam dan petilasan (semacam tempat khalwat) beliau. Makam istri sunan bonang keturunan cina (putri campa) juga dapat ditelusuri jejaknya. Memang banyak versi ttg dimana sunan bonang dikebumikan.
Dalam buku2 sejarah perkembangan islam di jawa yg selama ini saya pelajari, selalu saja menyebutkan beliau seolah menetap dan hidup di wilayah tuban. Padahal situs2 peninggalan beliau tumpleg-bleg ada di desa bonang dan sekitarnya. banyak cerita2 yang beredar tentang keberadaan beliau di wilayah bonang. cerita perkelahian antara sunan bonang dan saudagar cina dampo awang di pantai binangun dekat bonang salah satunya.
Kapal sang saudagar karam jangkarnya terdampar di Rembang (jangkar raksasa ini sampai skrg msh bs anda saksikan di komplek Taman Rekreasi Pantai Kartini). Dan layarnya mendarat di bukit pantai binangun (masyarakat menyebut bukit tsb dgn watu layar). ada pula kisah tentang bendi becak, asal usul lontong tuyuhan, dan lain sebagainya yg disandarkan pada sosok sunan boning.
Tapi menurut sebagian masyarakat lainnya, meski percaya sunan bonang pernah tinggal dan wafat di bonang-lasem tapi makamnya tetap mereka anggap berada di tuban. Sebagai seorang ulama, murid beliau menyebar di penjuru nusantara. Ketika beliau wafat di bonang, murid2nya dari daerah madura/bawean mencoba membawa jasad sunan untuk disemayamkan di daerahnya. Namun, santri2 dr tuban merasa berhak juga atas jasad kanjeng sunan.
Walhasil, pertempuran di perairan tuban tak bisa dihindarkan. Dan murid2 tuban dpt mendaratkan jasad beliau dan di kebumikan di komplek masjid agung tuban kota. Jadi jangan heran jika di tiap tahunnya haul sunan yang punya nama asli maulana malik makdum ini diselenggarakan di 3 tempat yang berbeda, yakni: Di bonang Lasem, Tuban dan bawean.
Batik Tulis Lasem
Ada banyak keistimewaan lain dari kota yang punya latar belakang 2 etnis ini (tionghoa-jawa). Salah satunya adalah batik tulis hasil karya perpaduan budaya yang sarat dg cita rasa khas dan bermotif sangat nglasemi (pesisir). Singkronisasi 2 unsur budaya cina dan jawa yg saling “ngeloni” satu dgn yg lainnya menghasilkan maha karya yang waskito dan unik. Cara pengerjaannya terbilang lebih rumit dibanding batik2 dr daerah solo, jogja ataupun pekalongan.
Wisata kuliner
Bicara ttg kota lasem memang tak ada matinya, coba rasakan kedahsyatan selera lidah anda. Sajian khas lontong tuyuhan akan memberi sensasi lain. Lontong berbentuk segitiga dg bungkus daun pisang ini disajikan dg kuah opor plus potongan ayam kampung yang pedasnya lumayan nonjok. Apalagi jk dinikmati di areal komplek warung lontong di desa tuyuhan, dg parkir luas dan tempat yang nyaman disertai latar blkg hamparan sawah dan bukit dan gunung lasem semakin menambah gayeng makan sore anda. Mau mencoba menu lain? Ada mangut khas lasem, sayur mrica, kue gedumbeg, atau sate serepeh.
Wisata Rohani
Tak hanya budaya dan wisata kuliner bisa anda temukan di kota ini. Wisata religi juga dapat anda rasakan auranya. Seperti disebutkan sebelumnya, 3 klenteng di lasem bisa jadi rujukan jika ingin mengetahui lbh jauh ttg ajaran konghucu dan adat cina peranakan. Bahkan di salah satu klenteng digambarkan dg jelas perjuangan warga cina dan pribumi lasem yg bersatu padu melawan penjajah belanda yang dipimpin oleh 2 tokoh orang tionghoa dan 1 tokoh orang pribumi yang gugur pada tahun 1700an.
Wisata religi lainnya yg tak kalah masyhurnya tentunya peninggalan Sunan Bonang di Bonang, seperti rumah peninggalan beliau, masjid tempat menggembleng murid2nya, pasujudan di atas bukit, tongkat yang di pajang di sisi jalan raya pantura, makam dan sebagainya. Selain itu, anda juga bisa berziarah di komplek pemakaman disebelah utara masjid jami’ Lasem terdapat banyak makam ulama. Tercatat nama mbah sambu atau nama lengkapnya sayyid abdurrahman basyaiban.

SYEIKH SULUHI WILANGAN NGANJUK

Posted by Unknown On 23.42 | 1 comment

Makam Syekh Sulukhi

Syekh Sulukhi. Begitulah nama sebuah makam di Desa Wilangan, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Dari alun-alun kota Nganjuk makam itu berjarak kurang lebih 16 km, ke arah barat. Posisinya sendiri tidak terlalu terpencil. Posisi makamnya berada kurang labih 1 km dari Jl. Raya Madiun yang merupakan jalan provinsi. Atau, kurang labih 1 km dari kepolisian sektor (Polsek) Wilangan ke arah utara. Di Kabupaten Nganjuk, Makam Syekh Sulukhi ini merupakan salah satu tempat wisata rohani bagi peziarah.
Sebuah gapura, di seberang jalan Polsek Wilangan, yang di atasnya bertuliskan huruf Arab menandai sebuah gang menuju makam tersebut. Untuk mempermudah arus lalu lintas, gang tersebut diatur untuk satu arah, yakni ke arah utara saja. Jalan di gang itu sudah beraspal meskipun bukan aspal goreng atau aspal hot mix. Begitu mencapai hampir 1 km dari gapura maka akan bertemu dengan ujung jalan gang tersebut dan bertemu dengan dua cabang jalan, ke timur dan ke barat. Di situ juga telah ada tanda yang tertulis pada sebuah papan kayu kecil arah menuju makam Syekh Sulukhi, yakni ke arah barat.
Syekh sendiri merupakan sebutan untuk ulama besar. Seseorang yang mendapatkan gelar tersebut umumnya telah berperan besar dalam penyebaran dan pengembangan agama Islam. Demikian juga dengan Syekh Sulukhi. Pada saat itu juga Syekh Sulukhi dianggap berperan dalam penyebaran dan pengembangan agama Islam.
Cerita tentang riwayat Syekh Sulukhi pun lebih berkembang sccara lisan. Di makam itu pula tidak ada keterangan tertulis tentang riwayat Syekh Sulukhi. Meskipun demikian, menurut informasi, seorang kamituwo setempat dapat menceritakan mengenai Syekh Sulukhi. Menurut informasi, Syekh Sulukhi merupakan salah satu utusan dari Kerajaan Demak pada masa itu. Makam Syekh Sulukhi itu sendiri terletak di pinggir sebuah sungai.
Dulu, sungai itu dimanfaatkan oleh Syekh Sulukhi untuk menghanyutkan padi yang dimasukkan ke dalam bambu menuju ke Kerajaan Demak. Saking banyaknya bambu maka tak terhitung atau tidak terbilang lagi berapa jumlah bambu tersebut. Tidak terbilang atau bahasa setempat mengatakan tidak ter-wilang maka akhirnya menjadi Wilangan, yaitu nama kecamatan tempat makam itu berada sekarang.
Posisi makam Syekh Sulukhi pun termasuk unik. Sebagaimana telah ditulis di atas bahwa makam Syekh Sulukhi terletak di pinggir sungai. Di samping itu, jika diperhatikan maka kondisi tanah di sekitar makam itu tampak perbukitan. Kemudian, Syekh Sulukhi merupakan satu-satunya makam yang ada di situ. Itu berbeda dengan sejumlah makam syekh yang biasanya terdiri atas lebih dari satu makam.
Uniknya, makam Syekh Sulukhi terletak di atas akar sebuah pohon besar. Oleh karena itu, tampak akar pohon tersebut melingkari makam tersebut. Menurut informasi, dulu sungai di dekat makam tersebut merupakan sungai besar. Saat itu, makam Syekh Sulukhi sendiri dilewati oleh sungai tersebut, tetapi tidak sampai menggerus makam. Di sekeliling makam memang tumbuh beberapa pohon besar. Di antaranya pohon asam.
Kemungkinan besar keberadaan pohon-pohon itulah yang dapat menyangga tanah di sekitar makam. Panjang maupun lebar makam seperti makam pada umumnya. Namun, nisan makam itu dibungkus dengan kain kafan. Untuk melindungi makam maupun untuk tempat ziarah, makam itu dibangunkan rumah yang separuhnya tanpa dinding. Kini, lantainya pun telah diberi keramik.
Sementara itu, di sekeliling makam kini telah dipasangi ubin dengan tanpa menebang pohon di sekitar makam. Posisi ubin sendiri berundak menyesuaikan kontur tanah di sekeliling makam yang miring. Ubin-ubin itu hanya dipasang di bagian selatan dan timur makam. Sementara di sisi barat sudah merupakan sungai dengan lebar sekitar 5 meter. Di sisi utara tidak dipasangi ubin sebab sudah merupakan jalan buntu. Namun, jarak sekitar 25 meter di sisi utara itu terdapat gasebu dengan atap seperti daun rumbia.
Di dalam makam sendiri terdapat sejumlah tulisan. Misalnya, agar memohon kepada Allah dan bukan kepada makam. Dalam konsep Islam, meminta selain kepada Allah dapat digolongkan perbuatan sirik. Hal inilah yang terkadang menuai kontroversi seputar ziarah makam.
Kemudian, makam Syekh Sulukhi itu dikelilingi oleh pagar bertembok dengan dua pintu. Satu untuk pintu masuk dan satunya lagi untuk keluar. Keduanya berada di sisi timur. Bagian barat dan utara tidak bertembok. Pada pintu masuk ini pula ditempatkan sebuah kotak amal. Di dekat pintu masuk dan keluar itu juga ada dua kursi panjang dan sebuah meja. Di sisi timur itu pula terdapat tempat parkir sepeda motor dan roda empat. Sebagian areal parkir juga telah diberi atap. Sementara itu di sisi utara parkir terdapat kamar mandi, kamar kecil, dan tempat untuk wudhu.
Satu deret dengan tempat untuk wudhu itu juga terdapat sebuah warung. Agaknya areal makam itu lebih bebas. Artinya, siapa saja bisa keluar masuk dengan mudah. Posisi makam pun memungkinkan situasi tersebut. Meskipun demikian, di timur makam telah dibangun sebuah pos atau gardu yang merupakan gerbang utama menuju areal makam. Sementara itu, di tenggara makam juga terdapat sebuah masjid.
Makam Syekh Sulukhi sendiri ramai dikunjungi peziarah, khususnya pada Jumat malam Kamis sekitar jam 20.00. Selain itu, pada Sabtu malam Minggu Pon selepas isya’ juga diadakan kegiatan macapat yang juga dihadiri banyak peziarah dari berbagai wilayah, yakni dari Nganjuk sendiri, Madiun, Kediri dan beberapa wilayah lain. Makam Syekh Sulukhi pun masih akan dikunjungi oleh peziarah.

doa TAWASSUL

Posted by Unknown On 23.36 | No comments

Mari Berdo’a dengan Doa Tawassul



Kata Tawassul berarti perantara. Sedangkan doa tawassul ialah doa yang dipanjatkan seoran hamba kepada Allah SWT dengan menyebut nama nama manusia manusia suci di sisi Allah, atau orang yang mempunyai kedudukan tinggi disisiNya sebagai perantaranya.
Adapun doa tawassul yang tersusun dalam kitab Mafatihul Jinan adalah doa yang memakai nama Nabi SAWW, Imam Ali, Sayyidah Fatimah,Imam Hasan dan Imam Husain serta sembilan Imam dari keturunan Imam Husain sebagai perantara antara kita dengan Allah SWT.
DOA TAWASUL
بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
اللَهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ اَلِ مُحَمَّدٍ
Ya Allah sampaikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan Keluarga Nabi Muhammad
اللَهُمَّ اِنِّي اَتَوَ جَّهُ اِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ نَبِيِّ الرَّ حْمَةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَ اَلِهِ
Ya Allah seseungguhnya aku memohon kepadaMu dan menghadap padaMu dengan(dukungan) NabiMU, Nabi pembawa rahmat, Nabi Muhammad, Shalawat atasnya dan atas keluarganya
ياَ أَباَ الْقَا سِمِ ، ياَ رَسُوْ لَ اللهِ ، ياَ اِ مَا مَ الَّر حْمَةِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Abul Qosim, Wahai Rosullullah,Wahai Imam pembawa rahmat, Wahai junjungan kami,. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami. Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah.
ياَ أَباَ الْحَسَنِ ، ياَ اَمِيْرَ الْمُؤْ مِنِيْنَ ، ياَ عَلِيَّ بْنَ أَ بِيْ طَا لِبِ،
يَا خُجَّةَ ِللهِ عَلَى خَلْقِهِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Abul Hasan, Wahai Pemimpin kaum Mukmin,Wahai Ali bin Abi Thalib, Wahai Hujjah Allah atas mahlukNya, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah
ياَ فَا طِمَةُ الزَّ هْرَاءُ ، ياَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ، يَا قُرَّ ةَ عَيْنِ الرَّ سُوْ لِ،
يَاسَيِّدَ تَنَا وَمَوْ لاَ تَنَا، إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكِ إِلَى اللهِ ،
وَقَدَّ مْنَا كِ بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًةًَ عِنْدَ اللهِ ،
اِشْفَعِيْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Fathimah Az Zahra, Wahai Putri Muhammad,Wahai cahaya mata(penghibur) Rasul, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah
ياَ أَباَ مُحَمَّدٍ، ياَ حَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ ، يَا بْنَ رَسُوْلِ اللهِ،
يَا خُجَّةَ ِللهِ عَلَى خَلْقِهِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Abu Muhammad, Wahai Hasan bin Ali Al Mujtaba,Wahai putra Rasullulah, Wahai Hujjah Allah atas mahlukNya, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah
ياَ اَباَ عَبْدِ اللهِ، ياَ حُسَيْنَ بْنَ عَلِيّ، اَيُّهَا السَّهِيْدُ، يَا بْنَ رَسُوْلِ اللهِ،
يَا خُجَّةَ ِللهِ عَلَى خَلْقِهِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Abu Abdillah, Wahai Husain bin Ali Asy Syahid,Wahai putra Rasullulah, Wahai Hujjah Allah atas mahlukNya, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah
ياَ اَباَ الْحَسَنِ ، ياَ عَلِيَّ بْنَ الْحُسَيْنِ ، يَا زَيْنَ اْلعَا بِدِ يْنَ ،
يَا بْنَ رَسُوْلِ اللهِ، يَا خُجَّةَ ِللهِ عَلَى خَلْقِهِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Abul Hasan, Wahai Ali bin Husain,Wahai Zaenal Abidin, Wahai putra Rasullulah, Wahai Hujjah Allah atas mahlukNya, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah
ياَ اَباَ جَعْفَرِ، يَا مُحَمَّدَ بْنَ عَلِيٍّي، اَيُّهَا البَا قُِر، يَا بْنَ رَسُوْلِ اللهِ،
يَا خُجَّةَ ِللهِ عَلَى خَلْقِهِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Abu Ja’far, Wahai Muhammad bin Ali Al Baghir,Wahai putra Rasullulah, Wahai Hujjah Allah atas mahlukNya, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah
ياَ اَباَ عَبْدِ اللهِ، ياَ جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ ، اَيُّهَا الصَّادِقُ،
يَا بْنَ رَسُوْلِ اللهِ، يَا خُجَّةَ ِللهِ عَلَى خَلْقِهِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Abu Abdillah, Wahai Ja’far bin Muhammad Ash Shadiq,Wahai putra Rasullulah, Wahai Hujjah Allah atas mahlukNya, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah

ياَ اَباَ الْحَسَنِ ،يَا مُوْسَى بْنَ جَعْفَرِ، اَيُّهَا الكَا ظِمُ،
يَا بْنَ رَسُوْلِ اللهِ، يَا خُجَّةَ ِللهِ عَلَى خَلْقِهِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
ْبَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Abul Hasan, Wahai Musa bin Ja’far Al Kadzim,Wahai putra Rasullulah, Wahai Hujjah Allah atas mahlukNya, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah
ياَ اَباَ الْحَسَنِ ، يَا عَلِيَّ بْنَ مُوْسَى، اَيُّهَا الّرِضَا،
يَا بْنَ رَسُوْلِ اللهِ، يَا خُجَّةَ ِللهِ عَلَى خَلْقِهِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Abul Hasan, Wahai Ali bin Musa Ar Ridha,,Wahai putra Rasullulah, Wahai Hujjah Allah atas mahlukNya, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah
ياَ اَباَ جَعْفَرِ، يَا مُحَمَّدَ بْنَ عَلِيٍّي، اَيُّهَا التَّقِيُّ الْجَوَادُ،
يَا بْنَ رَسُوْلِ اللهِ، يَا خُجَّةَ ِللهِ عَلَى خَلْقِهِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Abul Ja’far, Wahai Muhammad bin Ali At Taqi Al Jawad,Wahai putra Rasullulah, Wahai Hujjah Allah atas mahlukNya, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah
ياَ اَباَ الْحَسَنِ ، يَا عَلِيَّ بْنَ مُحَمَّدٍ، اَيُّهَا الْهَادِيُّ النَّقِيُّ ،
يَا بْنَ رَسُوْلِ اللهِ، يَا خُجَّةَ ِللهِ عَلَى خَلْقِهِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Abul Hasan, Wahai Ali bin Muhammad Al Hadi An Naqi,Wahai putra Rasullulah, Wahai Hujjah Allah atas mahlukNya, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah
ياَ أَباَ مُحَمَّدٍ، ياَ حَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ ، اَيُّهَا الزَّكِيُّ الْعَسْكَرِيُّ،
ياَ بْنَ رَسُوْلِ اللهِ، يَا خُجَّةَ ِللهِ عَلَى خَلْقِهِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Abu Muhammad, Wahai Hasan bin Ali Az Zaki Al Askari,Wahai putra Rasullulah, Wahai Hujjah Allah atas mahlukNya, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah
ياَ وَصِيَّ الْحَسَنِ ،وَالْخَلَفَ الْحُجَّةَ، اَيُّهَا الْقَاءِمُ الْمَهْدِيُّ،
يَا بْنَ رَسُوْلِ اللهِ، يَا خُجَّةَ ِللهِ عَلَى خَلْقِهِ ، يَاسَيِّدَ نَا وَمَوْ لاَ نَا،
إنَّا تَوَ جَّهْنَا وَ ا سْتَشْفَعْنَا وَتَوَ سَّلْنَا بِكَ إِلَى اللهِ ، وَقَدَّ مْنَا كَ
بَيْنَ يَدَ ىَّ حَا جَا تِنَا ، ياَ وَجِيْهًا عِنْدَ اللهِ ، اِشْفَعْ لَناَ عِنْدَ اللهِ
Wahai Pewaris Hasan, Wahai Khalifah yang Hujjah,Wahai yang dinanti kedatangannya,Wahai Mahdi,Wahai putra Rasullulah, Wahai Hujjah Allah atas mahlukNya, Wahai junjungan kami. Sesungguhnya kami menghadap, meminta syafaat dan bertawasul denganmu kepada Allah serta mengajukan padamu seluruh keperluan keperluan kami.Wahai yang terpandang di sisi Allah, berilah kami syafaat di sisi Allah
…Mohon lah Hajat Anda…
ياَ سَادَتِيْ وَمَوَالِيْ
Wahai junjungan junjungan dan Pemimpin peminpinku
إِنِّيْ تَوَجَّهْتُ بِكُمْ اَءِمَّتِيْ وَ عُدَّتِي لِيَوْمِ فَقْرِيْ وَحَا جَتِيْ إِلَي اللهِ
Sesungguhnya aku memohon kepada Allah melalui kalian wahai imam imamku, dari segala kepapaan dan kefakiran serta banyaknya kebutuhan kebutuhanku.
وَتَوَ سَلْتُ بِكُمْ إِلَى اللهِ
Dan aku bertawassul dengan kalian kepada Allah.
وَاسْتَثْفَعْتُ بِكُمْ إِلَى اللهِ
Dan Aku meminta Syafaat melalui kalian kepada Allah.
فَاشْفَعُوْالِيْ عِنْدَ اللهِ
Maka berilah kami syafaat disisi Allah.
وَاسْتَنْقِذُوْنِيْ مِنْ ذُنٌوْ بِيْ عِنْدَ اللهِ
Dan selamatkan aku dari dosa dosaku disisi Allah.
فَإِ نَّكُمْ وَسِْيلَتِيْ إِلَى اللهِ
Karena sesungguhnya kalian wasilah(perantara) kepada Allah.
وَبِحُبِّكُمْ وَبِقُرْ بِكُمْ أَرْجُوْنَجَا ةً مِنَ اللهِ
Dan dengan mencintai dan mendekati kalian, aku mengharapkan keselamatan dari Allah
فَكُوْ نُوْا عِنْدَ اللهِ رَجَاءِيْ
Maka jadilah kalian sebagai tumpuan harapanku di sisi Allah.
يَا سَا دَتِيْ، ياَ أَ وْ لِيَاءَ اللهِ
Wahai para junjunganku, Wahai para kekasih Allah.
صَلَّى الله ُعَلَيْهِمْ أَجْمَعِيْنَ
Karunia Allah atas mereka semua
وَلَعَنَ الله ُ أَعْدَ اَء اللهِ ظاَ لِمِيْهِمْ مِنَ اْلاَوَّ لِيْنَ وَاْلاَخِرِيْنَ
Dan laknat Allah atas para musuh musuh Allah yaitu orang orang yang menganiaya (merampas hak hak mereka) baik dari yang pertama hingga yang terahir
اَمِيْنَ ياَ رَبَّ اْلعَا لَمِيْنَ
Amin ya Rabbal Alamin.

DOA NURBUAT

Posted by Unknown On 23.28 | No comments
Do'a Nurbuat






Doa Nurbuat (Nurul Nurbuwah) merupakan satu-satunya doa yang memiliki banyak khasiat, tentu saja bila diamalkan dengan hati yang benar-benar ihklas karena Allah.

Dikisahkan bahwa Rasulullah setelah sholat subuh duduk di masjid bersama para sahabat. Kemudian datanglah malaikat Jibril membawa doa Nurbuat seraya berkata: “Aku diutus oleh Allah membawa doa Nurbuat untuk diserahkan kepadamu (Rasulullah).”


Doa Nurbuat:

Bismillaahir rohmaanir rohiim. Allahumma dhisshulthanil adziim. Wa dzil mannil qadim wa dzil wajhil kariim wa waliyyil kalimaatit tammaati wad da’awaati mustajaabati ‘aaqilil hasani wal husaini min anfusil haqqi ‘ainil qudrati wannaazhirinna wa ‘ainil insi wal jinni wa in yakadul ladzinna kafaruu la yuzliquunaka bi-abshaarihim lamma sami’udz dzikra wa yaquuluuna innahu lamajnuun wa maa huwa illa dzikrul lil ‘aalamiin wa mustajaabu luqmanil hakiimi wa waritsa sulaimaanu daawuda ‘alaihis salaamu al waduudu dzul ‘arsyil majiid thawwil ‘umrii wa shahhih ajsadii waqdli haajatii waktsir amwaalii wa aulaadii wa habbib linnaasi ajma’in. Watabaa ‘adil ‘adaa wata kullahaa min banii aadama ‘alaihis salaamu man kaana hayya wa yahiqqal baathilu innal baathila kaana zahuuqaa. Wa nunazzilu minal qur’aani maa huwa syifaa-uw wa rahmatul lil mu’miniina. Subhaana rabbika rabbil ‘izzati ‘ammmaa yashifuuna wa salaamun ‘alal murshaliina wal hamdu lillahi rabbil ‘aalamiin.

Artinya: (terjemahan bebasnya)

“Ya Allah robb yang memiliki kekuatan yang agung, yang memiliki kemauan yang abadi dan yang memiliki wajah yang mulia dan sebagai pelindung kalimat-kalimat-nya serta pengabul do’a-do’a, kecerdasan hasan dan husein dari jiwa yang benar, pelindung indra mereka yang melihat serta indra jin dan manusia. Dan ketika orang-orang kafir akan menggelincirkan kamu dengan penglihatan sihir mereka tatkala mereka mendengar peringatan lalu mereka berkata-kata, sesungguhnya ia adalah gila. Tiadalah itu semua melainkan sebagai peringatan bagi seluruh alam. Allah yang mengabulkan do’a luqmanul hakim dan mewariskan sulaiman bin daud a.s. Ya allah robb yang maha penuh kasih, ya allah, ya allah, ya allah robb yang memiliki singgasana yang agung, yang dapat berbuat apa yang diinginkan, maka panjangkanlah umurku dan sehatkanlah tubuhku, perkenankanlah hajatku, limpahkanlah hartaku dan anak-anakku, dan berikanlah rasa cinta semua manusia kepadaku, jauhkanlah permusuhan dan pertentangan dari diriku dari semua anak cucu adam a.s. Allah yang hidup dan perkataan itu benar atas orang-orang kafir. Dan katakanlah telah datang yang haq dan telah sirnalah yang bathil karena sesungguhnya yang bathil itu pasti akan sirna. Dan kami telah menurunkan al-qur’an itu sebagai penyembuh dan rahmat untuk orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang dhalim itu tidaklah mendapat sesuatu di dunia ini melainkan kerugian.”

Khasiat yang terkandung dalam doa Nurbuat antara lain:

• Hajat dapat terkabul, jika dibaca sesudah sholat fardlu secara rutin.
• Dapat bertemu dengan Jin, bisa merubah rupa .
• Dapat menyembuhkan hewan yang cacad bila dibacakan pada hewan tersebut.
• Dapat diampuni dosa kita, jika dibaca ketika matahari terbenam.
• Dapat disayangi oleh musuh, jika dibaca ketika hendak keluar rumah.
• Dapat menjadi penjaga rumah dari gangguan jin, sihir, santet dan bahaya lainnya, jika ditulis lalu disimpan di dalam rumah.
• Dapat menyelamatkan serangan hama, jika ditulis lalu diletakkan pada tanaman.
• Dapat mengusir jin dari tempat-tempat angker, jika ditulis dan diletakkan di tempat tersebut.
• Dapat kesejahteraan dunia akhirta jika dibaca setiap hari secara rutin.
• Dapat menjauhkan dari kekufuran dan perbuatan maksiat jika dibaca 50 kali setiap malam Jum’at.
• Dapat memperlihatkan hal-hal yang indah, jika dibaca 100 kali pada malam Sabtu.
• Dapat menawarkan air laut, jika dibaca lalu ditiupkan pada air laut tersebut.
• Dapat awet muda jika dibaca setiap malam Minggu
• Dapat keselamatan hidup jika dibaca setiap malam Senin.
• Dapat menguatkan tubuh jika dibaca setiap malam Selasa.
• Dapat menguatkan gigi jika dibaca setiap malam Rabu.
• Dapat menjadikan wajah tampak lebih tampan/cantik jika dibaca setiap malam Kamis.
• Dapat menjinakkan binatang buas jika dibaca pada telinga binatang tersebut.
• Dapat bertemu Nabi Muhammad dalam mimpi jika dibaca 100 kali sebelum tidur.
• Dapat menyembuhkan segala macam penyakit jika dibacakan pada minyak kelapa lalu dioleskan pada bagian yang sakit tersebut.
• Dapat dikasihi oleh penguasa, pejabat jika dibaca setiap hari.
• Dapat berjalan jauh, jika dibacakan pada daun sirih yang bertemu ruasnya lalu diioleskan keseluruh tubuh dan kedua kaki.
• Dapat bertemu dengan raja jin jika dibaca pada tengah malam dalam keadaan suci.
• Dapat keselamatan dari pertempuran jika dibaca ketika akan berangkat bertempur.
• Dapat diterima lamaranya jika dibaca ditempat sunyi setelah siangnya berpuasa.
• Dapat memudahkan kelahiran jika dibacakan pada segelas air lalu diminumkan pada Ibu yang akan melahirkan tersebut.
• Dapat menyembuhkan sakit pada mata jika dibaca lalu ditiupkan pada mata yang sakit.
• Dapat menyembuhkan gigitan binatang berbisa jika dibaca lalu ditiupkan pada gigitan tersebut.
• Dapat kemuliaan di lingkungan masyarakat jika dibaca secara rutin setiap hari.
• Dapat melenyapkan permusuhan jika dibaca sebanyak-banyaknya.
Eyang Tegopati atau sering disebut juga mbah Inggris, atau Ki Demang Tegopati. Beliau merupakan prajurit pinilih Sultan Mataram kala itu yang lari menyelamatkan diri dari kejaran tentara belanda karena tidak ingin terlibat pergolakan dengan sesama bangsa mataram. Pasalnya, kala itu politik yang diterapkan bangsa penjajah dengan politik mengadu domba (Devide At Impera).
Mbah Tegopati bersama dua rekannya yaitu mbah Singokerti, mbah Singo Wongso lari dari kerajaan Mataram dan memilih tempat di salah satu kampung yang saat ini dikenal dengan Desa Ngasem.
Mereka bertiga senantiasa didambakan masyarakat karena kearifan, keteladanan, yang senantiasa mementingkan hidup rukun dan bersama-sama tidak menyukai dengan tindakan kejam tentara Belanda, yang banyak menindas dan memeras rakyat tidak pernah marasa kenyang.
Masa telah berubah seiring perkembangan jaman. Tiga serangkai ini mendengar informasi kalau tentara Belanda akan menyerang perkampungannya. Mbah Inggris bersama dau rekannya yakni mbah Singo Wongso serta mbah Singo Kerti mengadakan pesta besar-besaran dengan menyembelih kerbau yang duperuntukan bagi tentara yang akan perkampungannya.
Dalam pesta tersebut banyak hadir tentara dan pembesar Belanda yang ikut hadir dan menikmati hidangan yang disajikan. Karena kelalaian dari tentara belanda dimanfaatkan oleh mbah Tegopati untuk melucuti senjata dan meringkus dan membunuhnya sehingga semua dari pihak belanda banyak jatuh korban. Karena pesta ini ditempatkan di bawah pohon asem yang besar serta banyaknya tentara belanda yang meninggal maka oleh masyarakat desa ini dikenal dengan?” DESA NGASEM”.
Kejadian yang banyak merugikan belanda ini ternyata oleh Pemerintah Belanda atas keberanian mbah Tegopati meringkus dan membunuh tentara belanda. Untuk selanjutnya tentara Belanda memerintahkan untuk memanggil mbah Tegopati untuk manghadap, namun ini tidak digubris karena akan menghantarkan kematian yang konyol.
Pencarian terus dilakukan oleh tentara Belanda dan ditanyakan pada setiap orang yang lewat maupun yang dijumpai dimana persembunyian Eyang Tegopati, hingga bertahun-tahun Belanda gak mampu menemukan namun nasip sial menimpa dua rekannya yang tidak mampu menghindar dari serangan Belanda akhirnya mbah Singo Kerti dan mbah Singo Wongso mereka meninggal dibunuh Belanda sebagai pahlawan kusuma bangsa....
Untuk mbah Singo Kerti dimakamkan di tanah Doro-doro, sementara mbah Singo Wongso dimakamkan dipemakaman umum Desa Ngasem.
Selesai kejadian tersebut mbah Inggris atau Eyang Tegopati bersama beberapa orang pengikutnya hijrah menuju timur, namun perjalanan menuju timur juga terhalang oleh sungai yang banyak keongnya/gondang maka daerah tersebut sampai sekarang disebut dengan Desa Gondang Wetan. Namun perjalanan tetap dilanjutkan namun dijumpai banyak pengikutnya yang kelelahan dan pontang-panting dikejar oleh Belanda akhirnya salah satu dari pengikutnya Eyang Tegopati ada yang berkata ? “ Mlaku mbok sing ati-ati mengko mundak kepleset”. Hal ini sampai sekarang diabadikan dengan nama Dusun di Desa Jatikalen dengan Sebutan Dusun Pleset.
Namun kejaran dari Belanda tidak menyurutkan semangat untuk tetap menghindar karena tidak seimbang antara kekuatan lawan dengan pengikutnya hingga ke perbatasan tepi/sungai Brantas di Desa Dawuhan,karena sudah tidak dikejar-kejar lagi oleh Belanda Baru Pengikutnya diminta untuk beristirahat.
Karena terkesan akan keberanian Eyang Tegopati menentang penjajah Belanda masyarakat Desa Ngasem memintanya untuk menjadi Demang memimpin Desa Ngasem dan dipimpinlah Desa Ngasem hingga masyarakatnya dapat hidup tentram sampai dia meninggal dan dimakamkan di tengah perkampungan Desa Ngasem yang saat ini letaknya ada disebelah selatan Jalan Raya.
Masyarakat tetap mendo’akan kepada ketiga pemimpin yang telah berani mengusir penjajah dengan mengadakan do’a bersama dan selamatan setiap satu tahun sekali di tiga tempat yakni di pemakaman Mbah Singo Kerti, Mbah Singo Wongso, dan Eyang Tego Pati. Semua masyarakat menyakini jangan sampai berbuat atau melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh hukum adat, agama seperti mencuri/mengambil punya orang lain, brbohong.
Sedangkan tempat disemayamkannya Mbah Singo Kerti biasa disebut masyarakat setempat dengan istilah Doro-doro berada disebelah selatan Desa Ngasem.
Menurut penuturan Sidri (63) dan Ngaisah (74) karena sampai saat ini banyak dijumpai manakala ada orang dituduh mencuri kalau tidak mencuri bersumpah dengan memakan tanah dipemakaman Eyang TegoPati sesuai dengan janji yang diucapkan akan tumus dengan sendirinya kalau memang dia berbuat. Tapi berlaku sebaliknya kalau memang tidak berbuat jelas Tuhan Yang Maha Esa juga meridhoi keselamatannya.
Masyarakat setempat enggan menyebutkan namanya menuturkan kalau dimakam Singo Wongso yang ada dipemakaman umum ada patung yang serupa denag manusia, namun patung tersebut diambil oleh orang mengakibatkan orang tersebut sering mengalami musibah sakit, namun setelah dikembalikan patung tersebutbisa sehat kembali hingga sekarang.
Eyang Tegopati atau sering disebut juga mbah Inggris, atau Ki Demang Tegopati. Beliau merupakan prajurit pinilih Sultan Mataram kala itu yang lari menyelamatkan diri dari kejaran tentara belanda karena tidak ingin terlibat pergolakan dengan sesama bangsa mataram. Pasalnya, kala itu politik yang diterapkan bangsa penjajah dengan politik mengadu domba (Devide At Impera).
Mbah Tegopati bersama dua rekannya yaitu mbah Singokerti, mbah Singo Wongso lari dari kerajaan Mataram dan memilih tempat di salah satu kampung yang saat ini dikenal dengan Desa Ngasem.
Mereka bertiga senantiasa didambakan masyarakat karena kearifan, keteladanan, yang senantiasa mementingkan hidup rukun dan bersama-sama tidak menyukai dengan tindakan kejam tentara Belanda, yang banyak menindas dan memeras rakyat tidak pernah marasa kenyang.
Masa telah berubah seiring perkembangan jaman. Tiga serangkai ini mendengar informasi kalau tentara Belanda akan menyerang perkampungannya. Mbah Inggris bersama dau rekannya yakni mbah Singo Wongso serta mbah Singo Kerti mengadakan pesta besar-besaran dengan menyembelih kerbau yang duperuntukan bagi tentara yang akan perkampungannya.
Dalam pesta tersebut banyak hadir tentara dan pembesar Belanda yang ikut hadir dan menikmati hidangan yang disajikan. Karena kelalaian dari tentara belanda dimanfaatkan oleh mbah Tegopati untuk melucuti senjata dan meringkus dan membunuhnya sehingga semua dari pihak belanda banyak jatuh korban. Karena pesta ini ditempatkan di bawah pohon asem yang besar serta banyaknya tentara belanda yang meninggal maka oleh masyarakat desa ini dikenal dengan?” DESA NGASEM”.
Kejadian yang banyak merugikan belanda ini ternyata oleh Pemerintah Belanda atas keberanian mbah Tegopati meringkus dan membunuh tentara belanda. Untuk selanjutnya tentara Belanda memerintahkan untuk memanggil mbah Tegopati untuk manghadap, namun ini tidak digubris karena akan menghantarkan kematian yang konyol.
Pencarian terus dilakukan oleh tentara Belanda dan ditanyakan pada setiap orang yang lewat maupun yang dijumpai dimana persembunyian Eyang Tegopati, hingga bertahun-tahun Belanda gak mampu menemukan namun nasip sial menimpa dua rekannya yang tidak mampu menghindar dari serangan Belanda akhirnya mbah Singo Kerti dan mbah Singo Wongso mereka meninggal dibunuh Belanda sebagai pahlawan kusuma bangsa....
Untuk mbah Singo Kerti dimakamkan di tanah Doro-doro, sementara mbah Singo Wongso dimakamkan dipemakaman umum Desa Ngasem.
Selesai kejadian tersebut mbah Inggris atau Eyang Tegopati bersama beberapa orang pengikutnya hijrah menuju timur, namun perjalanan menuju timur juga terhalang oleh sungai yang banyak keongnya/gondang maka daerah tersebut sampai sekarang disebut dengan Desa Gondang Wetan. Namun perjalanan tetap dilanjutkan namun dijumpai banyak pengikutnya yang kelelahan dan pontang-panting dikejar oleh Belanda akhirnya salah satu dari pengikutnya Eyang Tegopati ada yang berkata ? “ Mlaku mbok sing ati-ati mengko mundak kepleset”. Hal ini sampai sekarang diabadikan dengan nama Dusun di Desa Jatikalen dengan Sebutan Dusun Pleset.
Namun kejaran dari Belanda tidak menyurutkan semangat untuk tetap menghindar karena tidak seimbang antara kekuatan lawan dengan pengikutnya hingga ke perbatasan tepi/sungai Brantas di Desa Dawuhan,karena sudah tidak dikejar-kejar lagi oleh Belanda Baru Pengikutnya diminta untuk beristirahat.
Karena terkesan akan keberanian Eyang Tegopati menentang penjajah Belanda masyarakat Desa Ngasem memintanya untuk menjadi Demang memimpin Desa Ngasem dan dipimpinlah Desa Ngasem hingga masyarakatnya dapat hidup tentram sampai dia meninggal dan dimakamkan di tengah perkampungan Desa Ngasem yang saat ini letaknya ada disebelah selatan Jalan Raya.
Masyarakat tetap mendo’akan kepada ketiga pemimpin yang telah berani mengusir penjajah dengan mengadakan do’a bersama dan selamatan setiap satu tahun sekali di tiga tempat yakni di pemakaman Mbah Singo Kerti, Mbah Singo Wongso, dan Eyang Tego Pati. Semua masyarakat menyakini jangan sampai berbuat atau melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh hukum adat, agama seperti mencuri/mengambil punya orang lain, brbohong.
Sedangkan tempat disemayamkannya Mbah Singo Kerti biasa disebut masyarakat setempat dengan istilah Doro-doro berada disebelah selatan Desa Ngasem.
Menurut penuturan Sidri (63) dan Ngaisah (74) karena sampai saat ini banyak dijumpai manakala ada orang dituduh mencuri kalau tidak mencuri bersumpah dengan memakan tanah dipemakaman Eyang TegoPati sesuai dengan janji yang diucapkan akan tumus dengan sendirinya kalau memang dia berbuat. Tapi berlaku sebaliknya kalau memang tidak berbuat jelas Tuhan Yang Maha Esa juga meridhoi keselamatannya.
Masyarakat setempat enggan menyebutkan namanya menuturkan kalau dimakam Singo Wongso yang ada dipemakaman umum ada patung yang serupa denag manusia, namun patung tersebut diambil oleh orang mengakibatkan orang tersebut sering mengalami musibah sakit, namun setelah dikembalikan patung tersebutbisa sehat kembali hingga sekarang.

AKU ORANG NU TULEN.........

Posted by Unknown On 23.11 | No comments

DIALOG yang Asyik di Baca

A:"Maulid dan tahlilan itu haram, dilarang di dalam agama."
B : “Yang dilarang itu bid’ah, bukan Maulid atau tahlilan, Bung!"

A :"Maulid dan tahlilan tidak ada dalilnya."
B :"Makanya jangan cari dalil sendiri, nggak bakal ketemu. Tanya dong sama guru, dan baca kitab ulama, pasti ketemu dalilnya."

A :"Maulid dan tahlilan tidak diperintah di dalam agama."
B :"Maulid dan tahlilan tidak dilarang di dalam agama."

A :"Tidak boleh memuji Nabi saw. secara berlebihan."
B :"Hebat betul Anda, sebab Anda tahu batasnya dan tahu letak berlebihannya. Padahal, ALLOH saja tidak pernah membatasi pujian-Nya kepada Nabi saw. dan tidak pernah melarang pujian yang berlebihan kepada Beliau saw."

A :"Maulid dan tahlilan adalah sia-sia, tidak ada pahalanya."
B :"Sejak kapan Anda berubah sikap seperti Tuhan, menentukan suatu amalan berpahala atau tidak, ALLOH saja tidak pernah bilang bahwa Maulid dan tahlilan itu sia-sia."

A :"Kita dilarang mengkultuskan Nabi saw. sampai-sampai menganggapnya seperti Tuhan."
B :"Orang Islam paling bodoh pun tahu, bahwa Nabi Muhammad saw. itu Nabi dan Rasul, bukan Tuhan."

A :"Ziarah ke makam wali itu haram, khawatir bisa membuat orang jadi musyrik."
B :"Makanya, jadi orang jangan khawatiran, hidup jadi susah, tahu."

A :"Mengirim hadiah pahala kepada orang meninggal itu percuma, tidak akan sampai."
B :"Kenapa tidak! Kalau Anda tidak percaya, silakan Anda mati duluan, nanti saya kirimkan pahala Al-Fatihah kepada Anda."

A :"Maulid itu amalan mubazir. Daripada buat Maulid, lebih baik biayanya buat menyantuni anak yatim."
B :"Cuma orang pelit yang bilang bahwa memberi makan atau berinfak untuk pengajian itu mubazir. Sudah tidak menyumbang, mencela pula."

A :"Maulid dan tahlilan itu bid’ah, tidak ada di zaman Nabi saw."
B :"Terus terang, Muka Anda juga bid’ah, karena tidak ada di zaman Nabi saw."

A :"Semua bid’ah (hal baru yang diada-adakan) itu sesat, tidak ada bid’ah yang baik/hasanah."
B :"Saya ucapkan selamat menjadi orang sesat. Sebab Nabi saw. tidak pernah memakai resleting, kemeja, motor, atau mobil seperti Anda. Semua itu bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat."

A :"Kasihan, masyarakat banyak yang tersesat. Mereka melakukan amalan bid’ah yang berbau syirik."
B :"Sudah lah, kalau Anda masih bodoh, belajarlah dulu, sampai anda bisa melihat jelas kebaikan di dalam amalan mereka."

A :"Saya menyesal dilahirkan oleh orang tua yang banyak melakukan bid’ah."
B :"Orang tua Anda juga pasti sangat menyesal karena telah melahirkan anak durhaka yang sok pintar seperti Anda."

A :"Para penceramah di acara Maulid, bisanya hanya mencaci maki dan memecah belah umat."
B :"Sebetulnya, para penceramah itu hanya mencaci maki orang seperti Anda yang kerjanya menebar keresahan dan benih perpecahan di kalangan umat."

A :"Qunut Shubuh itu bid’ah, tidak ada dalilnya, haram hukumnya."
B :"Kasihan, rokok apa yang Anda hisap? Setahu saya, di dalam iklan, merokok Star Mild hanya membuat orang terobsesi menjadi sutradara atau orator. Sedangkan Anda sudah terobsesi menjadi ulama besar yang mengalahkan Imam Syafi’i yang mengamalkan qunut shubuh. Lebih Berasa, Berasa Lebih pinter gitu loh!

AKU ORANG NU TULEN.........

Posted by Unknown On 23.11 | No comments

DIALOG yang Asyik di Baca

A:"Maulid dan tahlilan itu haram, dilarang di dalam agama."
B : “Yang dilarang itu bid’ah, bukan Maulid atau tahlilan, Bung!"

A :"Maulid dan tahlilan tidak ada dalilnya."
B :"Makanya jangan cari dalil sendiri, nggak bakal ketemu. Tanya dong sama guru, dan baca kitab ulama, pasti ketemu dalilnya."

A :"Maulid dan tahlilan tidak diperintah di dalam agama."
B :"Maulid dan tahlilan tidak dilarang di dalam agama."

A :"Tidak boleh memuji Nabi saw. secara berlebihan."
B :"Hebat betul Anda, sebab Anda tahu batasnya dan tahu letak berlebihannya. Padahal, ALLOH saja tidak pernah membatasi pujian-Nya kepada Nabi saw. dan tidak pernah melarang pujian yang berlebihan kepada Beliau saw."

A :"Maulid dan tahlilan adalah sia-sia, tidak ada pahalanya."
B :"Sejak kapan Anda berubah sikap seperti Tuhan, menentukan suatu amalan berpahala atau tidak, ALLOH saja tidak pernah bilang bahwa Maulid dan tahlilan itu sia-sia."

A :"Kita dilarang mengkultuskan Nabi saw. sampai-sampai menganggapnya seperti Tuhan."
B :"Orang Islam paling bodoh pun tahu, bahwa Nabi Muhammad saw. itu Nabi dan Rasul, bukan Tuhan."

A :"Ziarah ke makam wali itu haram, khawatir bisa membuat orang jadi musyrik."
B :"Makanya, jadi orang jangan khawatiran, hidup jadi susah, tahu."

A :"Mengirim hadiah pahala kepada orang meninggal itu percuma, tidak akan sampai."
B :"Kenapa tidak! Kalau Anda tidak percaya, silakan Anda mati duluan, nanti saya kirimkan pahala Al-Fatihah kepada Anda."

A :"Maulid itu amalan mubazir. Daripada buat Maulid, lebih baik biayanya buat menyantuni anak yatim."
B :"Cuma orang pelit yang bilang bahwa memberi makan atau berinfak untuk pengajian itu mubazir. Sudah tidak menyumbang, mencela pula."

A :"Maulid dan tahlilan itu bid’ah, tidak ada di zaman Nabi saw."
B :"Terus terang, Muka Anda juga bid’ah, karena tidak ada di zaman Nabi saw."

A :"Semua bid’ah (hal baru yang diada-adakan) itu sesat, tidak ada bid’ah yang baik/hasanah."
B :"Saya ucapkan selamat menjadi orang sesat. Sebab Nabi saw. tidak pernah memakai resleting, kemeja, motor, atau mobil seperti Anda. Semua itu bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat."

A :"Kasihan, masyarakat banyak yang tersesat. Mereka melakukan amalan bid’ah yang berbau syirik."
B :"Sudah lah, kalau Anda masih bodoh, belajarlah dulu, sampai anda bisa melihat jelas kebaikan di dalam amalan mereka."

A :"Saya menyesal dilahirkan oleh orang tua yang banyak melakukan bid’ah."
B :"Orang tua Anda juga pasti sangat menyesal karena telah melahirkan anak durhaka yang sok pintar seperti Anda."

A :"Para penceramah di acara Maulid, bisanya hanya mencaci maki dan memecah belah umat."
B :"Sebetulnya, para penceramah itu hanya mencaci maki orang seperti Anda yang kerjanya menebar keresahan dan benih perpecahan di kalangan umat."

A :"Qunut Shubuh itu bid’ah, tidak ada dalilnya, haram hukumnya."
B :"Kasihan, rokok apa yang Anda hisap? Setahu saya, di dalam iklan, merokok Star Mild hanya membuat orang terobsesi menjadi sutradara atau orator. Sedangkan Anda sudah terobsesi menjadi ulama besar yang mengalahkan Imam Syafi’i yang mengamalkan qunut shubuh. Lebih Berasa, Berasa Lebih pinter gitu loh!

Kamis, 29 Maret 2012

Posted by Unknown On 19.42 | No comments

SABAR

Posted by Unknown On 19.23 | No comments
Sabar
Definisi sabar mungkin sudah banyak beredar di masyarakat, baik yang subyektif maupun yang sudah menjadi kesepakatan bersama. Di sini saya hanya menuliskan apa yang menjadi uneg-uneg mengenai pengertian sabar. Ini adalah pendapat pribadi saya, dengan keilmuan yang dangkal, sehingga sangat mungkin untuk disangkal.

Menurutku: sabar adalah bertahan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang _seharusnya_ dilakukan, bukan berdasarkan apa yang ingin dilakukan, walaupun kondisi saat itu mempengaruhi dia untuk melakukan hal yang salah.

Kata _seharusnya_ di atas adalah variabel sekali, tergantung kebenaran yang diyakini oleh seseorang. Meskipun kata "benar" adalah relatif dan bisa mengacu pada hal yang berbeda, namun kebenaran yang diyakini, tentulah sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan.

Beberapa pengertian yang sudah memasyarakat:

Sabar Adalah Diam

Ketika si A yang yakin tidak bersalah, dituduh dan ditampar oleh B namun A diam saja, bukan berarti A adalah orang yang sabar. Bisa jadi dia orang yang lemah.

Seharusnya A melakukan sesuatu untuk menjaga situasi tetap pada jalurnya yang benar. Jika dituduh ya harus menjelaskan, ajak untuk mendiskusikan masalah. Jika tetap mau dipukul ya menghindar, atau tangkis, atau menjauh kalau tidak berani. Yang jelas jangan diam saja.

Solusi pada contoh di atas mungkin idealis sekali, karena kondisi di kenyataan bisa berbeda. Namun intinya adalah jangan sampai menyalahartikan kata sabar dengan lemah. Proses di lapangan bisa bervariasi untuk mewujudkannya.

Kebalikannya, ketika dituduh kemudian A ganti memukuli B karena menuduh sembarangan, jelas itu juga bukan tindakan sabar, karena menurutkan hawa nafsu, bukan berdasarkan kebenaran yang diyakini.

Contoh lain:

Saat petani mengetahui tanamannya diserbu hama, maka tindakan sabarnya adalah dengan menyemprot hama tersebut dengan obat antihama, bukan berdiam diri.

Sabarnya murid adalah dengan telaten mengikuti setiap matapelajaran yang diajarkan kepadanya, suka maupun tidak, karena itu adalah konsekwensi dari pendidikan yang dijalaninya.

Sabarnya pegawai adalah menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya dengan penuh tanggung jawab.

Dan lain sebagainya.

Kembali ke definisi utama: sabar adalah bertahan melakukan yang seharusnya dilakukan.

Sabar Ada Batasnya

Sabar adalah melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, sehingga hal tersebut hendaknya tidak dihentikan. Jadi, sabar itu tidak ada batasnya.

Jika ada batasnya, maka ketika batas itu telah tiba, kita akhirnya melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan. Jelas hal tersebut adalah salah.

Sabar Selalu Dikaitkan Dengan Musibah

Penggunaan kata sabar biasanya dihubungkan dengan sesuatu yang menyedihkan, berat untuk diterima, dan lain sebagainya.

Padahal tindakan "bertahan melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan" tidak boleh dihentikan. Harus selalu dilakukan.

Saat mendapatkan harta berlimpah, ketika tidak sabar, besar kemungkinan harta tersebut tidak dipergunakan secara tepat dan terarah sehingga memiliki manfaat lebih, bukan sekedar dihamburkan.

Ketika terpilih menjadi kepala desa, jarang sekali (atau tidak ada?) orang yang memberikan ucapan "yang sabar ya". Padahal pesan itu sangat penting. Jangan sampai menjadi kepala desa kemudian terpengaruhi untuk melakukan sesuatu, yang mungkin saja benar menurut aturan, tapi tidak dibernarkan secara etika.

Kesimpulannya, bersabarlah selalu.

Posted by Unknown On 19.12 | No comments
Sunan Kalijaga dan Gus Dur
Dari sekian banyak para Wali yang dikenal di Tanah Jawa, mungkin Sunan Kalijaga adalah yang paling masyhur. Selain karena beliau adalah Wali asli dari Tanah Jawa (Tuban), kemasyhuran tersebut tidak lepas dari kedekatan beliau dengan rakyat jelata. Sunan Kalijaga tidak membuat sekat tersendiri berupa pesantren atau sejenisnya seperti Sunan yang lain. Bagi beliau, hamparan kehidupan ini adalah pesantren, dan masyarakat adalah santri yang harus dibimbing.

Di samping itu, beliau membidangi (dalam lembaga Walisongo) hal yang digemari masyarakat Jawa saat itu, yakni dunia mistis.

Banyak peninggalan beliau yang masih lekat dengan dunia mistis, misalnya Wayang Kulit, Kidung Purwajati, Gamelan, dan seterusnya, yang masih hidup di masyarakat Jawa hingga kini. Juga beberapa 'lagu' tenar semacam lagu Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul.

Sebagai orang Demak, tempat beliau akhirnya bersemayam, banyak sekali aku dengar cerita mengenai beliau, baik yang dapat dipertanggungjawabkan maupun yang nganeh-nganehi, bahkan ada yang meyakini bahwa sampai saat ini Sunan Kalijaga masih sugeng, tentunya dalam alam berbeda, dan masih sering menemui orang yang ingin ditemuinya.

Kisah mengenai Sunan Kalijaga sudah sedemikian terkenal, jadi kesannya akan 'nguyahi segoro' (mubazir) kalo aku juga bercerita kisah beliau di sini :)

Hanya mengungkit betapa besar jasa beliau, meski hanya ditilik dari warisan yang beliau tinggalkan tersebut di atas. Belum lagi mengenai peran penyebaran dan penjagaan yang beliau lakukan terhadap dakwah Islam saat itu.

Dan betapa luas pergaulan beliau. Memiliki murid mulai dari Raja Pajang hingga orang Samin macam Saridin (Syeh Jangkung), dan orang kaya raya seperti Sunan Pandanaran.

Namun demikian Sunan Kalijaga tetap tampil bersahaja dan sederhana. Berkelana tanpa menumpuk kekayaan.

Menurut Babad Tanah Jawa (hasil googling sih), nama-nama Sunan Kalijaga antara lain adalah Syeh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.

Menilik pada nama terakhir di atas, mengingatkan aku pada Presiden ke-4 kita yang baru saja mangkat, Abdurrahman Wahid a.k.a Gus Dur. Rasanya Gus Dur memiliki kemiripan pola (dalam logikaku) dengan Sunan Kalijaga, baik dalam peran dan jasa, maupun pembawaan.

Gus Dur memiliki andil besar dalam peletakan dasar demokrasi di negara ini, yang demikian tercengkeram oleh Orde Baru.

Penampilan yang sederhana, Gus Dur bisa masuk ke semua kalangan bahkan ke yang saling berseteru, dan Gus Dur diyakini oleh beberapa kalangan sebagai Wali.

Ok, aku juga tidak ingin menulis banyak tentang Gus Dur, dengan keterbatasan ilmu yang aku miliki, meskipun dulu kita menimba ilmu di pesantren yang sama.

Aku tidak ingin ikut-ikutan terjebak seperti media massa yang oportunis, yang membelokkan opini publik sehingga menampakkan kesan yang salah terhadap Gus Dur. Beberapa teman dekatku sering komentar miring tentang beliau bahkan di depanku, tanpa tau bahwa aku adalah pengagumnya.

Namun kebenaran sejati tidak akan tertutupi oleh kebenaran lainnya. Tidak untuk selamanya.

Posted by Unknown On 19.11 | No comments

Sunan Kalijaga dan Gus Dur
Dari sekian banyak para Wali yang dikenal di Tanah Jawa, mungkin Sunan Kalijaga adalah yang paling masyhur. Selain karena beliau adalah Wali asli dari Tanah Jawa (Tuban), kemasyhuran tersebut tidak lepas dari kedekatan beliau dengan rakyat jelata. Sunan Kalijaga tidak membuat sekat tersendiri berupa pesantren atau sejenisnya seperti Sunan yang lain. Bagi beliau, hamparan kehidupan ini adalah pesantren, dan masyarakat adalah santri yang harus dibimbing.

Di samping itu, beliau membidangi (dalam lembaga Walisongo) hal yang digemari masyarakat Jawa saat itu, yakni dunia mistis.

Banyak peninggalan beliau yang masih lekat dengan dunia mistis, misalnya Wayang Kulit, Kidung Purwajati, Gamelan, dan seterusnya, yang masih hidup di masyarakat Jawa hingga kini. Juga beberapa 'lagu' tenar semacam lagu Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul.

Sebagai orang Demak, tempat beliau akhirnya bersemayam, banyak sekali aku dengar cerita mengenai beliau, baik yang dapat dipertanggungjawabkan maupun yang nganeh-nganehi, bahkan ada yang meyakini bahwa sampai saat ini Sunan Kalijaga masih sugeng, tentunya dalam alam berbeda, dan masih sering menemui orang yang ingin ditemuinya.

Kisah mengenai Sunan Kalijaga sudah sedemikian terkenal, jadi kesannya akan 'nguyahi segoro' (mubazir) kalo aku juga bercerita kisah beliau di sini :)

Hanya mengungkit betapa besar jasa beliau, meski hanya ditilik dari warisan yang beliau tinggalkan tersebut di atas. Belum lagi mengenai peran penyebaran dan penjagaan yang beliau lakukan terhadap dakwah Islam saat itu.

Dan betapa luas pergaulan beliau. Memiliki murid mulai dari Raja Pajang hingga orang Samin macam Saridin (Syeh Jangkung), dan orang kaya raya seperti Sunan Pandanaran.

Namun demikian Sunan Kalijaga tetap tampil bersahaja dan sederhana. Berkelana tanpa menumpuk kekayaan.

Menurut Babad Tanah Jawa (hasil googling sih), nama-nama Sunan Kalijaga antara lain adalah Syeh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.

Menilik pada nama terakhir di atas, mengingatkan aku pada Presiden ke-4 kita yang baru saja mangkat, Abdurrahman Wahid a.k.a Gus Dur. Rasanya Gus Dur memiliki kemiripan pola (dalam logikaku) dengan Sunan Kalijaga, baik dalam peran dan jasa, maupun pembawaan.

Gus Dur memiliki andil besar dalam peletakan dasar demokrasi di negara ini, yang demikian tercengkeram oleh Orde Baru.

Penampilan yang sederhana, Gus Dur bisa masuk ke semua kalangan bahkan ke yang saling berseteru, dan Gus Dur diyakini oleh beberapa kalangan sebagai Wali.

Ok, aku juga tidak ingin menulis banyak tentang Gus Dur, dengan keterbatasan ilmu yang aku miliki, meskipun dulu kita menimba ilmu di pesantren yang sama.

Aku tidak ingin ikut-ikutan terjebak seperti media massa yang oportunis, yang membelokkan opini publik sehingga menampakkan kesan yang salah terhadap Gus Dur. Beberapa teman dekatku sering komentar miring tentang beliau bahkan di depanku, tanpa tau bahwa aku adalah pengagumnya.

Namun kebenaran sejati tidak akan tertutupi oleh kebenaran lainnya. Tidak untuk selamanya.

Selamat jalan Gus Dur, maaf aku tidak jadi menyambutmu kemarin.

*diposting untuk merespon postingan panjang ini.



Ditulis oleh Aryo Sanjaya pada January 5, 2010 1:30 PM
Permalink
Ada 57 komentar
Sarimin pada January 7, 2010 3:12 AM menulis:
... enak hubungane karo band wali gak mas?

Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada January 8, 2010 12:59 PM membalas Sarimin:
awakmu iki secara gak langsung ngaku sebagai ABG yoh, kok tau-taunya band anak muda.

Balas Komentar Ini
fia pada January 18, 2012 7:59 PM membalas Aryo Sanjaya:

sunan kali jaga lah yg mengajarkan islam melalui tradisi dan budaya
contoh : pda saat itu orang jawa masih meyakini ajaran kastanisasi sunan kali jga dengan membuat lakon wayang petrok dadi ratu dgn sendirinya
kastanisasi itu dgn sendirinya itu hilang ...

top ora ;)
hehehehehehe :P

Balas Komentar Ini
choi pada January 8, 2010 7:02 AM menulis:
gusdur adalah persiden pertama d dunia yg cacat,tapi dgn demikian dia sebenarnya tida cacat melainkan yg terbaik

Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada January 8, 2010 1:01 PM membalas choi:
dan ahli di banyak bidang penting :)

sayang dunia politik begitu kejam, menghalalkan segala cara termasuk merusak citra seseorang.

semoga pemerintah segera merehabilitasi nama baik Gus Dur.
Balas Komentar Ini
putra ketapang pada May 28, 2011 3:35 PM membalas choi:
janganlah melihat seseorang dari fisiknya lihatlah seseorang dari jiwa pimpinnya cz tiap2 orang pintar belum tentu berakhlak.

Balas Komentar Ini
anton ashardi pada January 8, 2010 12:56 PM menulis:
J.I.L ??

Balas Komentar Ini
Aryo Sanjaya pada January 8, 2010 1:02 PM membalas anton ashardi:
Jaringan Internet Lokal?

hihihi
Balas Komentar Ini
Tamar Kiyai Haji Maksom pada January 8, 2010 4:51 PM menulis:
Sudah ditakdirkan Allah pemerintahannya tidak beryahan lama..

Balas Komentar Ini
tri kumajaya pada January 8, 2010 5:26 PM menulis:
negara ancur tanpa sesosok sunan kalijaga and gusdur

Balas Komentar Ini
galuh pada January 9, 2010 6:51 PM menulis:
cocok!!! Pisan iki aku mathuk karo sampeyan, cak!

Balas Komentar Ini
galuh pada January 9, 2010 6:52 PM menulis:
cocok!!! Pisan iki aku mathuk karo sampeyan, cak!

Balas Komentar Ini
allie pada January 15, 2010 6:13 PM menulis:
emang nyleneh Gus Dur itu, Mas. Pernah didoain spy mata bliau sembuh di hadapan para Jemaah nasrani.. itu pendetanya org luar negeri yg gondrong yg srg di TV bsama suster yg berkacamata yg "tausyiah"-nya berapi-api. Sy prnah nonton VCD-nya sktr taon 2004. Lah..

Balas Komentar Ini
kang ipul pada January 18, 2010 1:59 PM menulis:
kalo saya pribadi mengatakan gusdur itu wali ke sepuluh di antara wali songo tanah jawa. Sulit negeri ini mencari sosok dan figur seperti Gus Dur sebagai guru bangsa yang dekat dengan golongan minoritas, mempunyai akses dan diterima di semua kalangan. Saat ini yang dapat kita lakukan, yaitu meneladani jerih payah beliau dalam meletakkan dasar-dasar demokrasi negeri ini.

Balas Komentar Ini
ki sabda pada March 19, 2010 9:23 PM membalas kang ipul:
Siapa pun boleh berkomentar tentang Gus Dur, baik pro maupun kontra. Sebagai negerawan dia harus kita hormati kerena beliau menanamkan demokrasi yang sebenarnya, meskipun akhirnya harus jatuh dengan berbagai rekayasa politik yang hingga kini tidak ada BUKTINYA. Sebagai budayawan kita harus mengakui bahwa beliaulah tokoh nomor satu di negeri ini. Sebagai agamawan, beliau patut diteladani karena beliau telah mengajarkan kepada kita bagaimana menjalin rasa persatuan dan kesatuan terhadap sesama pemeluk agama. Tauhid beliau sudah bukan dalam ucapan saja, tetapi dalam perilaku hidup. Karena itu wajar bagi saudara2 kita yang menganut radikalisme menjadi anti Gus Dur. Mungkin bagi yang anti Tauhidnya baru sebatas ucapan sehingga suka mendeskreditkan bahkan mengkafirkan kaum yang lain. Namun bagi Saudaraku yang pro jangan Gusdurisme apalagi sampai mengkultuskan beliau. Menurut saya, Beliau semasa hidupnya bukan tipe orang yang gila pujian dan alergi cacian. Beliau selalu berada di tengah, netral, tenang, dicaci maupun dipuji tetap berada dalam keadaannya. Ra Ngaruh, makanya beliau selalu mengatakan "

Balas Komentar Ini
ki sabda pada March 19, 2010 9:29 PM membalas kang ipul:
Siapa pun boleh berkomentar tentang Gus Dur, baik pro maupun kontra. Sebagai negerawan dia harus kita hormati kerena beliau menanamkan demokrasi yang sebenarnya, meskipun akhirnya harus jatuh dengan berbagai rekayasa politik yang hingga kini tidak ada BUKTINYA. Sebagai budayawan kita harus mengakui bahwa beliaulah tokoh nomor satu di negeri ini. Sebagai agamawan, beliau patut diteladani karena beliau telah mengajarkan kepada kita bagaimana menjalin rasa persatuan dan kesatuan terhadap sesama pemeluk agama. Tauhid beliau sudah bukan dalam ucapan saja, tetapi dalam perilaku hidup. Karena itu wajar bagi saudara2 kita yang menganut radikalisme menjadi anti Gus Dur. Mungkin bagi yang anti Tauhidnya baru sebatas ucapan sehingga suka mendeskreditkan bahkan mengkafirkan kaum yang lain. Namun bagi Saudaraku yang pro jangan Gusdurisme apalagi sampai mengkultuskan beliau. Menurut saya, Beliau semasa hidupnya bukan tipe orang yang gila pujian dan alergi cacian. Beliau selalu berada di tengah, netral, tenang, dicaci maupun dipuji tetap berada dalam keadaannya. Ra Ngaruh, makanya beliau selalu mengatakan "

Balas Komentar Ini
jendenk pada January 21, 2010 4:08 PM menulis:
Ngaturi sugeng om admin ,asalamualaikum,,,,sip,pokoe maju tak gentar membela yang benar,,,

Balas Komentar Ini
elangjayanegara pada January 22, 2010 7:31 AM menulis:
kabeh ribut masalah century..tuding-tudingan...sing ora ono digawe ono..sing ono digawe ora ono...hmmmm wis wayahe....

Balas Komentar Ini
samsu wong solo no makassar pada January 25, 2010 10:30 AM menulis:

mathuk banget mas.......
biasane
roso kelangan naliko barang wis ilang
ora rumongso duwe naliko barang disanding.
sampeyan kabeh lagi mudeng to?
(betapa sulitnya mencari figur dan guru????
salam,
samsu

Balas Komentar Ini
The Greatest Gifts pada January 27, 2010 9:12 AM menulis:
semangatnya dan hal2 baik lainnya perlu terus disebarkan dan dijadikan modal untuk membentuk generasi Indonesia baru...
www.the-greatest-gifts.blogspot.com

Balas Komentar Ini
Zawa pada January 28, 2010 2:39 PM menulis:
Sebentar lagi sampean juga jadi wali mas, wali murid :p

Balas Komentar Ini
allie pada January 29, 2010 8:14 AM menulis:
Mohon maaf...karena saya bukan pengagum Gus Dur.. Satu bulan sebelum impeachment itu, di atas dak t4 kos, saya melihat ada meteor (bintang jatuh) yang sangat terang..dan saya spontan berseru.."Ya Allah turunkan Gus Dur Ya Allah.."
Sebagai budayawan, he was perfect, tp sbg negarawan? Sebagai kepala negara? Sama sekali tidak!!!
Saya memang ngefans Gus Dur tp hanya sisi beliau sbg budayawan.
Nah..sodara2 ini apakah ngefans Gus Dur di segala bidang? hehehe.. Ingat loh yaa..nobody's perfect. Mentang2 suka, lalu menutup mata thd sgala kesalahan bukanlah hal sportif. Sebaliknya, mentang2 ga suka trus menjelek-jelekkan dlm segala sisi..itu jg ga sportif.
Sy suka guyonan Gus Dur, saya suka komentar beliau dlm buku jadul "Mati ketawa Cara Rusia" yg saya baca wkt SD. Tp saya tak suka gaya beliau sbg kepala negara dan sebagai kyai. Di benak saya skrg akan sy abadikan sosok beliau sebagai budayawan saja. Selamat jalan budayawanku..

Balas Komentar Ini
miftach19 pada February 9, 2010 7:48 AM menulis:
Baru-baru ini ada polemik unik (walau tidak begitu menarik) di antaranya: Gus Dur dipersimpangan antara gelar pahlawan atau wali (Wah..wah, jangan-jangan malah cuma di persimpangan..). Bahkan ada wacana baru yang mentahbiskan Gus Dur jadi Wali Ke-10! Wow..

Di sini bukan hendak menyorot panjang lebar tentang "pahlawan" lagi pula tambah gak begitu penting.
Namun tema ini lebih menyorot masalah "WALI".

Menurut agama Islam yang mulia, wali tergolong menjadi dua: Wali Allah dan Wali Syaitan. Dan yang menjadi pembahasan di sini tentu adalah wali yang baik/ Wali Allah.

Menurut Aqidah Islam wali adalah orang-orang yang mendapatkan kemulian dari Allah disebabkan Iman dan ketaqwaan mereka. Kadang-kadang Allah memberika suatu 'Karamah' (tanda-tanda kemuliaan) pada orang tersebut. Namun hal ini tidaklah harus, dan bukan menjadi prasyarat wali. Di samping itu karamah itu anugerah Ilahi dan bukan sesuatu yang dipelajari (lelakon/ ritual tertentu untuk mendapatkannya), bukan pula wali Allah itu tandanya adalah sakti, bisa menghilang, mengubah batu jadi emas, memindahkan batu besar dengan kekuatan sediri, berjalan di atas air, suka aneh-aneh!! Begitulah yang disangka wali oleh sebagian orang primitif. Jika hal itu yang terjadi maka besar kemungkinan "wali" tersebut adalah walinya Syaitan untuk menyesatkan manusia. Waspadalah!

Lantas bagimanakah kriteria wali itu? Cukuplah Al Quran yang mulia yang akan menjelaskan.
Lihatlah Al Quran Surat ke-10 (Yunus) ayat 62-63:
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa."

Jadi melihat ayat ini saja, jelas bagi kita tentang kriteria "Wali" yaitu: Iman dan selalu Bertaqwa.
Dan dengan demikian bukan wewenang manusia untuk menentukan seseorang itu wali dan bukan wali. Apalagi menentukan/ membatasi jumlah wali, misalnya menjadi "Walisongo" kemudian diusulkan lagi "Wali Sepuluh". Kalau yang dimaksud adalah walikota, wali murid, maka tidak menjadi masalah ada "dewan wali" seperti itu. Tapi jika yang dimaksud adalah wali Allah, oran-gorang mulia, maka siapa pun berhak menjadi golongan mereka: Orang yang beriman dan selalu bertaqwa.

Bagaimana mungkin manusia hendak membatasi calon penghuni syurga dengan 9, 10, 11,,? Wah, Bisa jadi Anda telah kehilangan jatah "kursi" tersebut., Na'uudzubillah.

Dan tentu saja meskipun ia Wali Allah, tidak harus punya keanehan-keanehan, punya kesaktian, dan lain-lain, apalagi jelas nampak kesesatan padanya dalam masalh agama dan keyakinan! Justru itu semua besar kemungkinan adalah wali syaitan untuk menipu dan menyesatkan manusia. Bukankah Allah telah berfirman:
"Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu" (QS Al-Baqarah ayat 208)

Juga "andaikata" orang tertentu adalah benar wali Allah, maka tetap saja tidak boleh kuburannya diagung-agungkan, tanah kuburnya menjadi rebutan untuk diminta berkahnya, seperti kebiasaan orang-orang yang salah didikan. Apa bedanya dengan orang-orang yang memperebutkan kotoran Kyai Slamet (nama Kerbau di keraton Surakarta) yang juga untuk mengharap berkahnya!? Jika yang terjadi demikian nyatalah bahwa syaitan berhasil menipu manusia, dan menusia tertipu itu tetap saja mengaggap benar amalan sesat tersebut!

Maka sekali lagi waspadalah wahai orang-orang yang diberi akal dan fikiran sehat...
Kembalilah ke jalan yang benar, kembalilah kepada Allah, sembahan yang benar, pencipta dan pemilik seluruh alam, sehingga tidak layak disekutukan, disandingkan dengan sesuatu apa pun, baik itu dengan malaikat, nabi, wali, orang shalih, dan lain-lain, apalagi kerbau!!!

Nah jika Wali Allah saja tetaplah mereka itu adalah makhluk yang tidak layak dielu-elukan dan disanjung berlebihan, baik saat hidup maupun setelah matinya, apalagi wali syaitan.....!!!

Segala puji bagi Allah yang karena dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna. Saya memohon ampun kepada Allah.

Balas Komentar Ini
AndiSaja pada May 20, 2010 9:02 AM membalas miftach19:
setujuuuuu piiisaaaaan

Balas Komentar Ini
kyai jambulwanen pada February 19, 2010 9:35 AM menulis:
sudahlah saudaraku, berhentilah berselisih sesuatu yang gak penting, masih banyak kok yang perlu kita kerjakan dan kita selesaikan, daripada rebutan balung tanpa sumsum............

Balas Komentar Ini
moggi norsatya pada March 2, 2010 9:38 AM menulis:
Gus Dur memang adalah cucu dr Sunan Kalijaga, nasab beliau bin KH Abdul Wahid Hasyim bin KH Hasyim Asy'ari bin KH Asy'ari bin Abu Sarwan bin Abdul Wahid bin Abdul Halim bin Pangeran Samhud Baghdad bin Pangeran Benawa bin Sultan Hadiwijaya / Jaka Tingkir bribukan Nyi Ageng Pengging / Ratu Mandoko binti Sunan Kalijaga

Balas Komentar Ini
allie pada March 22, 2010 11:48 AM membalas moggi norsatya:
Ooo..jadi Jaka Tingkir itu cucu Sunan Kalijaga? Wah..ni kyknya bakal kontra ma "kitab" Nagasasra Sabuk-Inten-nya SH Mintardja. :-D

Balas Komentar Ini
Nursatya pada April 25, 2010 8:06 AM membalas allie:
Dalam sejarah Jaka Tingkir, biasa dikenanal berguru kepada Sunan Kalijaga, saudara perguruannya adalah Ki Juru Martani,KiAgeng Pamanahan & Ki Ageng Panjawi.. yg jarang diketahui Jaka Tingkir adalah cucu dr grs ibu ke Sunan Kalijaga.. makanya bliau juga merupakan murid kesayangan yg dengan pengaruh & koneksinya dr Sunan Kalijaga bs mendekatkan bliau kpd Kerajaan Demak,dan menjadi menantu Sultan Trenggono, padahal Ayahnya Ki Ageng Pengging murid kesayangan Syeikh Sidi Jenar (sekaligus cucu menantu) yg dimusuhi Kerajaan Demak.. Jadi secara data silsilah hubungan guru & murid ini juga menjawab mengapa mereka memiliki hubungan yg amat dekat, tentunya karena ada hubungan kekerabatan pula diantara mereka. Silsilah ini dipegang oleh keluarga keturunan mereka dan disahkan oleh Rabithah Aal Azmatkhan Al-Husaini karena mereka2 ini memiliki jalur kturunan ke Rasulullah

Balas Komentar Ini
allie pada May 1, 2010 1:35 PM menulis:
Menarik sekali uraian dr bung Nursatya ini. Spt yg kita tahu bersama bhw dlm msyarakat Jawa hampir selalu ada lbh dr satu versi utk sejarah yg berhub dg kerajaan zaman dulu. Kitab2 yg ada jg bermacam versi. Bung Nursatya ini "memegang" salah satu versi itu. Utk saat ini melacak kebenaran informasi ttg hal tsb hmpir tdk dimungkinkan jika tanpa asumsi2 subjektif.
Btw, jika memang Gus Dur keturunan Wali, so what? Keturunan wali atau bahkan Rasulullah sekalipun bukan jaminan kemuliaan akhlak(menurut saya). Ingat bhw anak Nabi Adam yg bernama Qobil yg mengawali "tradisi" pembunuhan manusia. Ingat pula anak Nabi Nuh yang tak mau beriman hingga tenggelam dalam air bah.
Klo beliau keturunan Jaka Tingkir, berarti membawa pula "darah keturunan" Raja Hindu Majapahit. Krn Ki Ageng Pengging Sepuh alias Ki Kebo Kenanga adalah anak dari Ki Ageng Pengging Sepuh alias Pangeran Handayaningrat yg mrp keturunan Brawijaya (setahu saya). Jadi, klo "religi" dipaksakan mjd bagian dr genetik, Alm. Gus Dur bs disebut sbg keturunan Islam yg Hindu atau keturunan Hindu yg Islam.
Mohon maaf jika ada yg kurang berkenan, Bung Satya. Sekedar urun opini meramaikan situs Bung Aryo yg kebetulan nama situsnya sangat berkesan bg saya, meski tokoh pemilik nama itu sebenarnya fiktif.
Balas Komentar Ini
Abdul Jalil pada June 22, 2010 4:42 PM menulis:
Tiga filter spiritual Gus Dur dalam berkonsultasi bagi berbagai persoalan dunia :
• Lapis pertama adalah petunjuk kiai WASKITA seperti K.H. Abdullah Faqih dari Langitan, Tuban, Kiai Abdullah Salam Buntet, Kiai Mustofa Bisri, dan sejumlah kiai berpengaruh yang "masih beredar" di mana-mana.
• Di lapis kedua, ada sederet kiai NYENTRIK semacam K.H. Muslim Imampuro atau Mbah Lim, pengasuh Pondok Pesantren Al Muttaqien, Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, dan juga Habib Jakfar dari Kudus, Jawa Tengah, serta Kiai Dimyati dari Pandeglang, Jawa Barat.
• Radar terakhir adalah menyekar ke makam para leluhur (makam Sunan Kalijogo, makam Syeh Siti Jenar, KH Hasyim Asy’ari) atau waliullah (makam Syaikh Abdul Qadir Al Jaelani, Imam Ghazali).

Tiga guru spiritual Gus Dur (Alm) yang sudah wafat:
• K.H. Chudori Tegalrejo Mengajari Ilmu Sufi kepada Gus Dur,
• Mbah Abdul Fattah Hasyim,
• Dan K.H. Idris.
Jadi kalo ada yang meragukan pendapat/opini Gus Dur sama halnya Anda merasa lebih PINTAR dari filter spiritual Gus Dur tersebut diatas.

Balas Komentar Ini
allie pada July 7, 2010 2:39 PM membalas Abdul Jalil:
Saya tdk merasa lebih pintar tuh? Jauh sekali ilmu bliau2 di atas saya(terutama ilmu kebatinan, hakikat, dan sejenisnya). Tp klo ttg LOGIKA dan pemrograman komputer, saya yakin para kyai itu kalah jaooh kemana-mana ama Mas Aryo (^_^).
Sy tak ragu "berbeda" pendapat dg Gus Dur krn setahu saya, filter2 itu jg ga semuanya "dipatuhi" ama Gus Dur alm. Setahu saya, ga ada yg dipatuhi Gus Dur selain dirinya sendiri.
Presiden dengan ribuan penasehat ahli professor-ulama-programmer-ilmuwan, dll bukan jaminan keputusan/pendapatnya pasti BENAR! Lagipula, BENAR tak selalu tepat (misalnya: tepat wkt-nya, eq. naikkan gaji pejabat di saat krisis, dll). Bukankah begitu saudaraku, Abdul Jalil? Mohon maaf jika krg berkenan atas opini saya. Meski berbeda pendapat, sy yakin kita sama2 mencintai kebenaran. Salam selalu..

Balas Komentar Ini
sahroni pada July 15, 2010 11:23 PM membalas allie:
AH jangan bicara dengan logika dan jangan meyaqinkan logika, apa lagi yg namanya logika itu paling mudah hancur,pro kontra wajar tetapi jangan sampai menjatuhkan satu sama yg lain,terus kita mau mencari kebenaran kemana? hanya Allah tempatnya,dan rosululloh sebagai utusanNya,dan masalah GUSDUR wali atau bukan apakah kita tahu? yang mengatakan GUSDUR WALI SILAHKAN,yang mengatakan GUSDUR BUKAN WALI SILAHKAN,Coba kita bersama-sama berfikir dari dua sisi(kebaikannya dan keburukannya).Dan ma'af membicarakan orang yg sudah meninggal jangan sampai membicarakan tentang keburukannya,walaupun itu benar keburukannya.

Balas Komentar Ini
ali usman pada September 7, 2010 8:12 PM membalas sahroni:
wahai saudara2ku seiman dan setanah air...drpada debat dngn sesama saudara,mending kita selamatkan saudara2 kita yg dlm cengkeraman misionaris salibi...selamatkan mereka dr ke murtad'an....

Balas Komentar Ini
putra ketapang pada May 28, 2011 3:26 PM membalas sahroni:
kalo gk tau jangan banyak omong

Balas Komentar Ini
masimam pada July 18, 2010 5:42 PM membalas allie:
Salam kenal untuk semua, saya tertarik dengan diskusi ini, asyik, salam

Balas Komentar Ini
sahroni pada July 15, 2010 10:55 PM menulis:
ma'af saudara2ku kalian semua ingat perbedaan itu rahmat,tetapi ingat kalau kita ada sedikit merasa bahwa opini kita yg paling benar maka kita semua terputus dari rahmat'NYA' Sayapun tak mau berpanjang lebar dalam kontex ini karna saya terlalu bodoh dalam hal ini,ingat di akhir kalimat penutup al qur'an MAHA BENAR ALLAH DENGAN SEGALA FIRMANYA,jadi saya pribadi hanya bisa mengingatkan saja agar ukhuwah kita terjaga, ma'afkan saya yg masih bodoh ini.

Balas Komentar Ini
allie pada July 16, 2010 2:19 PM menulis:
Mas Sahroni ini lucu, "melarang" meyakinkan Logika tp malah mengajak berpikir.. Lha trus mikirnya pake apa? :-D
Perintah "Iqro" itu sebenarnya perintah utk menggunakan logika, setahu saya..
Btw, sy paham maksud Anda. Tp meskipun kami berbeda pendapat, kami tetap damai dan saling menghormati, kok..karena kami selalu menggunakan logika yg sportif..jadi insya Allah ukhuwah tetap terjaga.
Salam selalu.
^:)^

Balas Komentar Ini
sahroni pada July 22, 2010 1:09 PM membalas allie:
memang perintah dengan logika atau akal itu benar tetapi berfiqir itu bukan dengan acuan kepada logika
tetapi kepada acuan dasar QUR'AN dan HADIST yg terkadang tidak masuk dengan logika kita.

Balas Komentar Ini
dino pada September 26, 2010 4:12 PM membalas sahroni:
setahu saya...ingat setahu saya bahwa akal itu merupakan alat pembenar dan Allah lah sumber utamanya yang memberi petunjuk melalui hati nurani para hamba dan umatNya.
dan satu lagi bahwa kita semua diharapkan tidak merasa paling benar apalagi memaksakannya.
salam sejati

Balas Komentar Ini
mardiani pada July 24, 2010 2:34 AM menulis:

betul bicaranya maia estianty,polituk itu kotor.

Balas Komentar Ini
allie pada July 24, 2010 2:32 PM menulis:
Iya, Mas Sahroni. Yg penting kita jgn sampai malas berpikir, jgn dikit2 bilang: "logika kita ndak nyampe". Berpikir (semampu kita) itu wajib!Menurut saya, sebagian (gak semua, loh yaa) cerita masa lalu yg mengatasnamakan hadist sbnarnya mrp karangan belaka. Celakanya, karangan itu dibalut sebuah "segel" super-kuat yg salah satunya "memerintah" kita utk mengingkari logika. Klo sudah ada "segel" demikian, mau bohong seperti apapun ga boleh diprotes dengan alasan.
Allah MahaSportif, logika di otak kita itu modal karunia-Nya. Bgm mungkin Dia "menguji" kita dgn sesuatu di luar kemampuan logika yg dia berikan itu??
Statement yg menyatakan bahwa "hati" bisa memberikan "pertimbangan" adalah akal2an para penceramah masa lalu utk melindungi cerita "bohong" mereka. Btw, pernyataan terakhir Mas Sahroni di atas itu bisa diartikan bhw: Quran dan HADIS kadang ga logis? Astagfirullah..Bahaya itu, Mas.. :-D Salam selalu.

Balas Komentar Ini
klowor edan pada July 29, 2010 3:03 PM menulis:
janganlah mearasa jadi orang paling benar karena termasuk tanda2 kalau dunia mau kiamat kalau ada orang sudah merasa pendapatnya pasti benar //// (paling benar sendiri) perbedaan pendapat ataupun sudut pandang mestinya justru membawa manfaat yang baik .... cak.

Balas Komentar Ini
putra ketapang pada May 28, 2011 3:32 PM membalas klowor edan:
ych benar, jangan mencari kebenaran carilah kesalahan

Balas Komentar Ini
karuku pada August 20, 2010 10:27 AM menulis:
tapi yang sangat disayangkan, gusdur lebih condong ke liberal yang menyatakan semua agama itu sama, padahal sudah jelas di Al-Qur'an bahwa agama yang diterima di sisi Allah itu agama ISLAM. berikut beberapa dalilnya :

Allah ta’ala juga berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian.” (QS. Al Maa’idah: 3)

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ
“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)

Allah ta’ala berfirman,
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima darinya dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali ‘Imran: 85)

Allah ta’ala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini. Allah berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِـي وَيُمِيتُ فَآمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Dzat yang memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, Dia lah yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan hidayah.” (QS. Al A’raaf: 158)

dan tidak mungkin kalu gusdur tidak tahu itu. bahkan ahmadiyah yang benar2 menyimpang dari ajaran islam yang mengakui ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW. berikut dalil tentang nabi penutup di Al-Qur'an :

Allah ta’ala berfirman,
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً
“Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki diantara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (QS. Al Ahzab: 40)

yang sudah jelas menyimpang pun masih dibela, bahkan demi membela goyang ngebor inul gusdur sampai berani merendahkan kitab suci Al-Qur'an sebagai kitab terporno didunia dan membandingkannya dengan injil hanya karena ada kata menyusui di dalam Al-Qur'an.

belum lagi keberpihakan gusdur terhadap israel....
disaat rakyat palestina dibantai, dengan gembira gusdur menerima penghargaan dari negri pembantai israel, dan menyalahkan penduduk palestina......
dari uraian diatas mana keberpihakan gusdur terhadap umat islam,,, apakah masih pantas tabiat seperti itu diangkat sebagai seorang wali.....

Balas Komentar Ini
asrul ramadhan pada August 25, 2010 7:22 AM membalas karuku:
bener mas!!! :( saya jadi sedih kalo inget penghargaan yang MAU-MAUNYA diterima oleh beliau dari israel!!! saya yang masih bau kencur ini-pun lebih milih perang ampe mati bedarah2 dari pada liat sodara2 seiman saya dibantai kaya' yang dipalestina!!! :((

Balas Komentar Ini
adul pada July 20, 2011 11:50 AM membalas karuku:
kekuatan logika ya.

Balas Komentar Ini
nyoman winartha pada September 7, 2010 11:07 AM menulis:
Sugeng kapanggih Mas haryo,
Dalam bait tertentu yg mungkin lanjutan dari kidung ini ada nama disebut KI Hartati. Siapa Beliau mas. Apakah Sunan Kalijaga Atau tokoh lain?

Balas Komentar Ini
nyoman wiwin pada September 7, 2010 11:08 AM menulis:
Sugeng kapanggih Mas haryo,
Dalam bait tertentu yg mungkin lanjutan dari kidung ini ada nama disebut KI Hartati. Siapa Beliau mas. Apakah Sunan Kalijaga Atau tokoh lain?

Balas Komentar Ini
KI DAMAR MANAH pada January 30, 2011 11:49 PM menulis:
MEMANG BENAR..... TAPI SUNGGUH INDAH ALUR SUNAN KALIJOGO DAN GUSDUR NAMUN BAGAIMANAPUN JUGA KI MASKAREBET MURID KANJENG SUNAN KALI NAMUN ANAK ANGKATNYA SEKALIGUS YANG MENGGULINGKAN KANJENG SULTAN JUGA MURID KINASIH KANJENG SUNAN KALI......
KALAUPUN MENGACU DARI SITU BETAPA PANDAINYA KANJENG SUNAN SEBAGAI AHLI STRATEGI,,,,,LOKAL JENIUS...MUNGKIN YAAA

Balas Komentar Ini
Aliandi pada May 17, 2011 10:55 AM menulis:
menangapi Abang ttg ada yg salah di negri ini . Sepertinya itu sdh membudaya sejak jaman jaman pendahulu kt Bpk bpk kt yg berharap bisa merobah akeadaan malah tdk pernah terpikirkannya utk menepati janjinya

Balas Komentar Ini
fathur pada August 12, 2011 10:29 PM menulis:
gitu aja kok repot.....

Balas Komentar Ini
rull pada August 29, 2011 5:37 PM menulis:
Yg psti, kaalo org muhammadiyah gk pnh sukama gus dur...tp buat indonesia beliau adlh figur yg sgt fenomenal

Balas Komentar Ini
abbul mukhit pada October 18, 2011 3:14 PM menulis:
Mf saudara semua kita jgn asal menuduh orang atau organisi mna pun dengan jelek? klu kalia tahu muhamadiyah & nu hanya lah Organisasi, Agama islam adlh agama ciptaan Allah dgn ber sendikan Iman islam dan ihsan,telah mempunyai nilai keluhuran yg tinggi di bandingkan dengan agama agama lain ciptan manusia. karena di samping ciptan nya ia telah mendapat pengakuan di sisi nya serta mendapat ridha dari nya pula.agama islam surat ali imran ayat 19 &surat al maidah ayat3 hanya sedit saja komentar sy jika ada ke salahan mohon di maaf kan?

Balas Komentar Ini
tris pada December 31, 2011 3:53 PM menulis:
Saya menyukai Sunan yg satu ini,terasa cocok (synchron). Tembang Lir Ilir & Gundul pacul tdk sy anggap hanya sbg hiburan melainkan apa terkandung di dalamnya,seperti halnya jamus kalimasahadat,Sungguh Kanjeng sunan tinggi bacaannya. Jika mendengar tembang tsb sy riang trus trsenyum-senyum sendiri walau ga ngerti artinya :) krn sy anak jawa (Ayah-Kediri,Ibu-Yogja) yg ga bisa bahasa jawa (lahir&besar diMedan).Tdk ada yg aneh pd Sunan Kalijaga,ParaWali maupun Syech Sitijenar. Inilah komen dr sy orang yg tak sebrapa ini. Mohon ma'af bila ada yg tdk berkenan.Terimakasih

Balas Komentar Ini
faul pada January 7, 2012 12:40 PM menulis:
semoga atas kematian beliau dirahmati oleh alah SWT.

Balas Komentar Ini
diding sutikno pada February 25, 2012 3:55 PM menulis:
tak ad yg pmimpin bangsa ini yg spti beliau (Gus Dur ) dia adalh inspirasi q tokoh nasional yg sgt q kagumi

Balas Komentar Ini
sanud pada March 18, 2012 10:20 PM menulis:
yg pnting damai

Balas Komentar Ini
Isi Komentar
Nama

Alamat Email

URL

Simpan info di PC ini?


Isi komentar: (beberapa tag HTML diperbolehkan)

Isi Smiley




Random Ayat

Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka; dan Allah melaknati mereka; dan bagi mereka azab yang kekal, (keadaan kamu hai orang-orang munafik dan musyrikin adalah) seperti keadaan orang-orang yang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta benda dan anak-anaknya daripada kamu. Maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kamu telah menikmati bagianmu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu, amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi.
(

Blogroll

Blogger templates

About