ASSALAMU`ALAIKUM DI BLOG KAMI "BOLO MANAKIB" GONDANG-NGANJUK SEMOGA DAPAT DIAMBIL HIKMAHNYA, BERMANFAAT DAN MEMBAWA BERKAH. AMIIN...

Rabu, 15 Juni 2011

Jangan Bersedih

Posted by Unknown On 23.04 | No comments

Jangan Bersedih Sesungguhnya Allah bersama kita

Don't be Sad“Laa tahzan innallaha ma’anaa, Jangan Bersedih sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. at-Taubah: 40)”
Kesedihan dan kekhawatiranterhadap sesuatu sering singgah dalam hati setiap manusia. Khawatir tentang masa depan, sedih karena dilanda kesulitan, cemas akan keselamatan, dan sebagainya. Orang yang memiliki hati yang lemah, maka akan terus dihantui perasaan cemas, khawatir, dan ketakutan menghadapi sesuatu yang belum terjadi.
Namun, jika kita menyadari bahwa hidup ini kita tidak sendiri, ada Allah yang selalu menyertai setiap langkah umat-Nya, maka segala sesuatu tak perlu dicemaskan. Kita harusa yakin, bahwa Allah selalu bersama kita. Kasih sayang Allah dan ayat-ayat mulia dalam Kitab-Nya bukanlah sesuatu yang patut diragukan.
Dengan bersandar sepenuhnya hanya kepada Allah maka setiap kesedihan akan sirna. Allah Maha Memperhatikan, senantiasa mengulurkan pertolongan, dan mengganti penderitaan dengan kebahagiaan.

Tokoh Thoriqot Tijaniyah

Posted by Unknown On 23.00 | No comments

Peranan K.H. Usman Dhomiri Dalam Pengembangan Tarekat Tijaniyah 1930-1955


K.H. Usman Dhomiri berperan dalam menyebarkan dan mengembangkan Tarekat Tijaniyah di Cimahi bahkan sampai ke beberapa daerah lain di Jawa Barat. Walaupun tidak ada data yang menyebutkan jumlah pengikut Tarekat Tijaniyah antara tahun 1930-1955, namun wilayah penyebaran para wakil talqin dan mubaligh menjadi salah satu indikasi sejauh mana luas pengaruh K.H. Usman Dhomiri dalam penyebaran Tarekat Tijaniyyah.
K.H. Usman Dhomiri menyebarkan Tarekat Tijaniyyah karena terikat pada kewajiban yang berkaitan dengan statusnya dalam struktur kepemimpinan Tarekat Tijaniyyah. Kedudukan K.H. Usman Dhomiri yang mula-mula berkedudukan sebagai badal/mubaligh, kemudian menjadi khalifah al-mursyid, sampai akhirnya K.H. Usman Dhomiri menduduki posisi puncak dalam hierarki kepemimpinan Tarekat Tijaniyah sebagai mursyid. Semakin tinggi kedudukannya, maka semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk mengembangkan Tarekat Tijaniyah. Semakin tinggi kedudukannya dalam struktur kepemimpinan Tarekat Tijaniyah, semakin besar pula peranannya dalam menyebarkan dan mengembangkan Tarekat Tijaniyah.
Cara dan pola yang dilakukan oleh K.H. Usman Dhomiri dalam menyebarkan Tarekat Tijaniyyah menunjukkan ketidaksamaan dengan cara dan pola yang dilakukan sebagian besar kiai tarekat di Indonesia. Untuk mencapai kedudukan yang kuat, mula-mula ditariknya kiai-kiai pemimpin pondok pesantren. Melalui cara demikian maka kegiatan tarekat akan lebih mudah diterima oleh segala kalangan. Di sisi lain bergabungnya kiai-kiai pemimpin pondok pesantren membuat orang-orang dari lapisan bawah lebih mudah untuk ditarik mengikuti ajaran Tarekat Tijaniyah. Ditariknya orang-orang dari lapisan bawah menjadikan Tarekat Tijaniyah yang disebarkan oleh K.H. Usman Dhomiri menjadi tarekat yang bersifat sangat terbuka bagi siapa pun. Untuk mengokohkan eksistensi kepemimpinannya di masyarakat, K.H. Usman Dhomiri selalu berbaur di dalam masyarakat untuk senantiasa mengajarkan mengenai bagaimana akhlak dan akidah yang benar. Pembangunan akhlak dan akidah yang benar akan berbanding lurus dengan loyalitas mereka pada ajaran Tarekat Tijaniyah. Ajaran ini disebarkan oleh K.H. Usman Dhomiri kepada seluruh lapisan masyaraka - baik kalangan kiai maupun kalangan bawah – yang sama-sama memanifestasikan fungsinya untuk mendukung eksistensi kepemimpinan K.H. Usman Dhomiri dan penyebaran Tarekat Tijaniyah.
Kepemimpinan karismatik K.H. Usman Dhomiri semakin kokoh karena rakyat berhadapan dengan kolonialisme. Pada saat krisis atau masa peralihan, efektivitas kepemimpinan amat bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai pemimpin K.H. Usman Dhomiri dapat dikategorikan sebagai pemimpin karismatik karena pengabdiannya pada kesucian dan dianggap oleh para pengikutnya dapat mengantarkan mereka pada pengabdian yang nyata kepada Allah swt, K.H. Usman Dhomiri memperlihatkan bahwa kepemimpinannya bermanfaat bagi masyarakat. Keputusan untuk tidak tidak bersikap kooperatif terhadap pihak kolonial menunjukkan konsistensinya dalam melawan bentuk-bentuk praktik kolonialisme. Kemampuan K.H.Usman Dhomiri dalam mengaktualisasikan harapan dan persepsi masyarakat di masa kolonialisme ini telah mengokohkan keberlangsungan kepemimpinannya itu yang juga berkorelasi dengan tersebar luasnya ajaran Tarekat Tijaniyah yang dia kembangkan.

Minggu, 05 Juni 2011

AYO MANAKIB

Posted by Unknown On 21.55 | No comments
JAMA’AH DZIKIR DAN TAWASSUL “ BOLO MANAKIB “
SAYYIDI SYEIKH ABDUL QODIR JAILANI
Gondang Nganjuk
Sekretariat: Mushola At Taqwa Barat Pasar Gondang ( 081 335 777 217, 081 359 304 985 )
========================================================================
Riwayat Syaikh Ahmad Jauhari Umar
( Tokoh Pengamal Manakib )

      Syaikh Ahmad Jauhari Umar dilahirkan pada hari Jumâat legi tanggal 17 Agustus 1945 jam 02.00 malam, yang keesokan harinya bertepatan dengan hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang diproklamirkan oleh Presiden Soekarno dan Dr. Muhammad Hatta. Tempat kelahiran beliau adalah di Dukuh Nepen Desa Krecek kecamatan Pare Kediri Jawa Timur. Sebelum berangkat ibadah haji, nama beliau adalah Muhammad Bahri, putra bungsu dari bapak Muhammad Ishaq. Meskipun dilahirkan dalam keadaan miskin harta benda, namun mulia dalam hal keturunan. Dari sang ayah, beliau mengaku masih keturunan Sultan Hasanudin bin Sunan Gunung Jati, dan dari sang ibu beliau mengaku masih keturunan KH Hasan Besari Tegal Sari Ponorogo Jawa Timur yang juga masih keturunan Sunan Kalijogo.

       Pada masa kecil Syaikh Ahmad Jauhari Umar dididik oleh ayahanda sendiri dengan disiplin pendidikan yang ketat dan sangat keras. Diantaranya adalah menghafal kitab taqrib dan maknanya dan mempelajari tafsir Al-Qurâan baik maâna maupun nasakh mansukhnya.

Masih diantara kedisiplinan ayah beliau dalam mendidik adalah : Syaikh Ahmad Jauhari Umar tidak diperkenankan berteman dengan anak-anak tetangga dengan tujuan supaya Syaikh Ahmad Jauhari Umar tidak mengikuit kebiasaan yang tidak baik yang dilakukan oleh anak-anak tetangga. Syaikh Ahmad Jauhari Umar dilarang merokok dan menonton hiburan seperti orkes, Wayang, ludruk dll, dan tidak pula boleh meminum kopi dan makan diwarung. Pada usia 11 tahun Syaikh Ahmad Jauhari Umar sudah mengkhatamkan Al-Qurâan semua itu berkat kegigihan dan disiplin ayah beliau dalam mendidik dan membimbing.

Orang tua Syaikh Ahmad Jauhari Umar memang terkenal cinta kepada para alim ulama terutama mereka yang memiliki barakah dan karamah. Ayah beliau berpesan kepada Syaikh Ahmad Jauhari Umar agar selalu menghormati para ulama. Jika sowan (berkunjung) kepada para ulama supaya selalu memberi uang atau jajan (oleh-oleh). Pesan ayahanda tersebut dilaksanakan oleh beliau, dan semua ulama yang pernah diambil manfaat ilmunya mulai dari Kyai Syufaâat Blok Agung Banyuwangi hingga KH. Dimyathi Pandegelang Banten, semuanya pernah diberi uang atau jajan oleh Syaikh Ahmad Jauhari Umar.

Sebenarnya, Syaikh Ahmad Jauhari Umar pernah menganut faham wahabi bahkan sampai menduduki posisi wakil ketua Majlis Tarjih Wahabi Kaliwungu. Adapun beberapa hal yang menyebabkan Syaikh Ahmad Jauhari Umar pindah dari faham wahabi dan menganut faham ahlussunah diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Beliau pernah bermimpi bertemu dengan kakek beliau yaitu KH. AbduLlah Sakin yang wafat pada tahun 1918 M, beliau berwasiyat kepada Syaikh Ahmad Jauhari Umar bahwa yang benar adalah faham ahlussunah.

2. Syaikh Ahmad Jauhari Umar pernah bertemu dengan KH Yasin bin maâruf kedunglo kediri, pertemuan itu terjadi di warung / rumah makan Pondol Pesantren Lirboyo Kediri yang berkata kepada Syaikh Ahmad Jauhari Umar bahwa Syaikh Ahmad Jauhari Umar kelak akan menjadi seorang ulama yang banyak tamunya. Dan ucapan KH Yasin tersebut terbukti, beliau setiap hari menerima banyak tamu.

3. Syaikh Ahmad Jauhari Umar pernah berjumpa dengan Sayyid Maâsum badung Madura yang memberi wasiyat bahwa kelak Syaikh Ahmad Jauhari Umar banyak santrinya yang berasal dari jauh. Dan hal itu juga terbukti.

4. Syaikh Ahmad Jauhari Umar bertemu dengan KH Hamid AbdiLlah Pasuruan, beliau berkata bahwa kelak Syaikh Ahmad Jauhari Umar akan dapat melaksanakan ibadah haji dan menjadi ulama yang kaya. Dan terbukti beliau sampai ibadah haji sebanyak lima kali dan begitu juga para putera beliau.

Hal tersebutlah yang menyebabkan Syaikh Ahmad Jauhari Umar menganut faham ahlussunah karena beliau merasa heran dan taâjub kepada para ulama ahlussunah seperti tersebut di atas yang dapat mengetahui hal-hal rahasia ghaib dan ulama yang demikian ini tidak dijumpainya pada ulama-ulama golongan wahabi.

Dalam menghadapi setiap cobaan yang menimpa, Syaikh Ahmad Jauhari Umar memilih satu jalan yaitu mendatangi ulama.

Selesai beliau mendatangi para ulama, maka ilmu yang didapat dari mereka beliau kumpulkan dalam sebuah kitab âJawahirul Hikmahâ.

Kemudian beliau mengembara ke makam  makam para wali mulai dari Banyuwangi sampai Banten hingga Madura. Sewaktu beliau berziarah ke makam Syaikh Kholil Bangkalan Madura, Syaikh Ahmad Jauhari Umar bertemu dengan Sayyid Syarifuddin yang mengaku masih keturunan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani RA. Kemudian Sayyid Syarifuddin memberikan ijazah kepada Syaikh Ahmad Jauhari Umar berupa amalan âMANAKIB JAWAHIRUL MAâANYâ dimana amalan manakib Jawahirul Maâany tersebut saat ini tersebar luas di seluruh Indonesia karena banyak Fadhilahnya
, bahkan sampai ke negara asing seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Pakistan, tanzania, Afrika, Nederland, dll.

Syaikh Ahmad Jauhari Umar pernah mengalami masa-masa yang sulit dalam segala hal. Bahkan ketika putera beliau masih berada di dalam kandungan, beliau diusir oleh keluarga isteri beliau sehingga harus pindah ke desa lain yang tidak jauh dari desa mertua beliau kira-kira satu kilometer. Ketika putera beliau berumur satu bulan, beliau kehabisan bekal untuk kebutuhan sehari-hari kemudian Syaikh Ahmad Jauhari Umar memerintahkan kepada isteri beliau untuk pulang meminta makanan kepada orang tuanya. Dan Syaikh Ahmad Jauhari Umar berkata, âSaya akan memohon kepada Allah SWTâ. Akhirnta isteri beliau dan puteranya pulang ke rumah orang tuanya.

Kemudian Syaikh Ahmad Jauhari Umar mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat duha dan dilanjutkan membaca manakib Jawahirul Maâany. Ketika tengah membaca Manakib, beliau mendengar ada orang di luar rumah memberikan ucapan salam kepada beliau, dan beliau jawab di dalam hati kemudian beliau tetap melanjutkan membaca Manakib Jawahirul Maâany hingga khatam. Setelah selesai membaca Manakib, maka keluarlah beliau seraya membukakan pintu bagi tamu yang memberikan salam tadi.

Setelah pintu terbuka, tenyata ada enam orang yang bertamu ke rumah beliau. Dua orang tamu memberi beliau uang Rp 10.000, dan berpesan supaya selalu mengamalkan Manakib tersebut. Dan sekarang kitab manakib tersebut sudah beliau ijazahkan kepada kaum Muslimin dan Muslimat agar kita semua dapat memperoleh berkahnya. Kemudian dua tamu lagi memberi dua buah nangka kepada beliau, dan dua tamu lainnya memberi roti dan gula.

Kemudian Syaikh Ahmad Jauhari Umar selalu melaksanakan pesan tamu-tamu tersebut yang menjadi amalan beliau sehari-hari. Tidak lama setelah itu, setiap harinya Syaikh Ahmad Jauhari Umar diberi rizki oleh Allah senanyak Rp. 1.500 hingga beliau berangkat haji untuk pertamakali pada tahun 1982.

Kemudian pada tahun 1983 Syaikh Ahmad Jauhari Umar menikah dengan Saâidah putri KH Asâad Pasuruan. Setelah pernikahan ini beliau setiap hari diberi rizki oleh Allah sebanyak Rp 3.000 mulai tahun 1983 hingga beliau menikah dengan puteri KH. Yasin Blitar.

Setelah pernikahan ini Syaikh Ahmad Jauhari Umar setiap hari diberi rizki oleh Allah SWT sebanyak Rp.11.000 sampai beliau dapat membanun masjid. Selesai membangun masjid, Syaikh Ahmad Jauhari Umar setiap hari diberi rizki oleh Allah sebanyak Rp. 25.000 hingga beliau membangun rumah dan Pondok Pesantren.

Setelah membangun rumah dan Pondok Pesantren, Syaikh Ahmad Jauhari Umar tiap hari diberi rizki oleh Allah SWT sebanyak Rp.35.000 hingga beliau ibadah haji yang kedua kalinya bersama putera beliau Abdul Halim dan isteri beliau Musalihatun pada tahun 1993.

Setelah beliau melaksanakan ibadah haji yang kedua kalinya pada tahun 1993, Syaikh Ahmad Jauhari Umar setiap hari diberi rizki oleh Allah sebanyak Rp 50.000 hingga tahun 1995 M. Setelah Syaikh Ahmad Jauhari Umar melaksanakan ibadah haji yang ketiga kalinya bersama putera beliau Abdul Hamid dan Ali Khazim, Syaikh Ahmad Jauhari Umar setiap hari diberi rizki oleh Allah sebanyak Rp. 75.000 hingga tahun 1997.

Setelah Syaikh Ahmad Jauhari Umar menunaikan ibadah haji yang keempat kalinya pada tahun 1997 bersama putera beliau HM Sholahuddin, Syaikh Ahmad Jauhari Umar diberi rizki oleh Allah setiap hari Rp. 200.000 hingga tahun 2002.

Kemudian Syaikh Ahmad Jauhari Umar berangkat haji yang ke limakalinya bersama dua isteri dan satu menantu beliau, Syaikh Ahmad Jauhari Umar setiap hari diberi rizki oleh Allah SWT sebanyak Rp. 300.000 sampai tahun 2003 M.

Di Pasuruan, Syaikh Ahmad Jauhari Umar mendirikan Pondok Pesantren tepatnya di Desa Tanggulangin Kec. Kejayan Kab. Pasuruan yang diberi nama Pondok Pesantren Darussalam Tegalrejo.

Di desa tersebut Syaikh Ahmad Jauhari Umar diberi tanah oleh H Muhammad seluas 2.400 m2 kemudian H Muhammad dan putera beliau diberi tanah oleh Syaikh Ahmad Jauhari Umar seluas 4000m2 sebagai ganti tanah yang diberikan dahulu.

Sejak saat itu Syaikh Ahmad Jauhari Umar mulai membangun masjid dan madrasah bersama masyarakat pada tahun 1998. namun sayangnya sampai empat tahun pembangunan masjid tidak juga selesai. Akhirnya Syaikh Ahmad Jauhari Umar memutuskan masjid yang dibangun bersama masyarakat harus dirobohkan, demikian ini atas saran dan fatwa dari KH. Hasan Asyâari Mangli Magelang Jawa Tengah (Mbah Mangli  almarhum), dan akhirnya Syaikh Ahmad Jauhari Umar membangun masjid lagi bersama santri pondok. AlhamduliLlah dalam waktu 111 hari selesailah pembanginan masjid tingkat tanpa bantuan masyarakat. Kemudian madrasah-madrasah yang dibangun bersama masyarakat juga dirobohkan dan diganti dengan pembangunan pondok oleh santri-santri pondok

Maka mulailah Syaikh Ahmad Jauhari Umar mengajar mengaji dan mendidik anak-anak santri yang datang dari luar daerah pasuruhan, hingga lama kelamaan santri beliau menjadi banyak. Pernah suatu hari Syaikh Ahmad Jauhari Umar mengalami peristiwa yang ajaib yaitu didatangi oleh Syaikh Abi Sujaâ pengarang kitab Taqrib yang mendatangi beliau dan memberikan kitab taqrib dengan sampul berwarna kuning, dan kitab tersebut masih tersimpan hingga sekarang. Mulai saat itu banyak murid yang datang terlebih dari Jawa Tengah yang kemudian banyak menjadi kiyahi dan ulama.

Meskipun beliau telah berpulang ke RahmatuLlah semoga Beliau mendapat tempat yang mulia di sisi-Nya, dan berkah beliah selalu mengalir kepada kita semua¦.Amin

Referensi Buku Sejarah Perjuangan Syaikh Ahmad Jauhari umar..Penyiar Kitab Manakib Jawahirul Maâany.

----------( Jama’ah BOLO MANAKIB Gondang kulon Gondang Nganjuk )----------


Nb.- Pelaksanaan MANAKIB KUBRO setiap malam jum’at kliwon
         Setelah sholat isya’ bertempat di Mushola At Taqwa
         Barat pasar Gondang Nganjuk.
     
      - Untuk permintaan MANAKIB diluar malam jum’at kliwon
         Bisa berhubungan dengan pengurus BOLO MANAKIB Gondang Nganjuk
         Bpk. Heri Kentis ( 081 359 304 985 )










































Blogroll

Blogger templates

About