Sekilas Tentang Kemenyan
Berabad-abad lampau, kemenyan yang berasal
dari kayu gaharu atau getah pohon damar
merupakan komoditas mahal dan paling
bergengsi dalam lingkup perdagangan di Jalur
Sutra (Silk Road). Di jalur perdagangan yang
membentang dari Cina sampai ujung Turki itu,
kemenyan bahkan bisa jadi lebih mahal dari
emas dan intan permata.
Para pedagang memburu kemenyan karena
permintaan yang tinggi dari para raja, orang kaya,
dan para pemuka agama. Tujuannya memang
sangat beragam. Di Mesir, bangsa Mesir Kuno
memanfaatkan kemenyan yang di impor dari
Yaman sebagai salah satu bahan dalam
membuat mumi. Di Yerusalem, orang-orang Israel
membakar kemenyan di depan Bait Allah dalam
wadah ukupan untuk wewangian penghantar doa-
doa. Di Arabia dan Syam, kemenyan ditempatkan
dalam wadah-wadah cantik untuk mengharumkan
ruang-ruang istana dan rumah-rumah. Dan di Asia
Selatan dan Asia Timur, kemenyan dibakar dalam
kuil-kuil sebagai sarana peribadatan.
Oleh karena itu, kemenyan bukan merupakan
benda mistik milik agama atau untuk upacara-
upacara tertentu.
Saat
ini,
kemenyan
sangat
bervariasi,
mulai
dari
yang
bentuknya
seperti
cengkeh
yang
lengket
buatan Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan negeri-
negeri Teluk lainnya. Dan disebut Al-Bukhuor,
sedangkan tempatnya disebut Al-Mubakhar. Ada
juga yang bentuknya seperti serbuk yang dibakar
meng gunakan bara, hingga kemenyan yang
berbentuk stik seperti hio/dupa yang biasanya
dibakar di klenteng-klenteng. Kemenyan
berbentuk stik ini sekarang sangat banyak,
karena memang praktis dalam penggunaannya,
hanya tinggal dibakar dan ditancapkan.
Minggu, 16 November 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar