ASSALAMU`ALAIKUM DI BLOG KAMI "BOLO MANAKIB" GONDANG-NGANJUK SEMOGA DAPAT DIAMBIL HIKMAHNYA, BERMANFAAT DAN MEMBAWA BERKAH. AMIIN...

Sabtu, 21 Maret 2015

KH.MUBASYIR MUNDZIR kediri

Posted by Unknown On 07.35 | No comments
KH.MUBASSYIR MUNZIR Kediri, suatu kawasan di wilayah Propinsi Jawa Timur,telah lama dikenal sebagai salah satu tempat penggemblengan dan penggodogan, kawah candradimuka, pencetak kader-kader handal dalam bidang keilmuan agama Islam. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya Pesantren yang tersebar di daerah ini, baik di wilayah Kota maupun Kabupaten, di kota, dan terlebih lagi di kawasan pedesaannya. Sebutlah di antaranyaPesantren Hidayatul Mubtadi-ien, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pesantren Lirboyo, Pesantren Al-Falah Ploso, Pesantren Al-Ihsan Jampes dan lain sebagainya. Pesantren-Pesantren tersebut umumnya memiliki kekhususan (dalam hal pengajaran dan pengamalan) dalam bidang- bidang tertentu, walaupun akhirnya sama-sama bermuara pada pendalaman Ilmu-ilmu Agama Islam. Sementara itu, di sebelah barat alun-alun kota Kediri, setelah menyeberangi Kali Brantas, terdapat suatu kawasan yang kental dengan nuansa Islami.Kawasan itu dikenal dengan nama Bandarkidul. Di wilayah Bandarkidul ini,terdapat sediitnya lima Pesanrtren yang berafiliasi pada RMI (Rabithatul Ma’ahid Al-Islamiyyah), suatu organisasi/Asosiasi Perhimpunan Pesantren di bawah naungan NU (Nahdlatul Ulama). Salah satu diantara lima Pesantren itu adalah Pondok Pesantren Tahfidhul Qur-an Ma’unah Sari. Sesuai dengan nama yang disandangnya,Pesantren ini adalah merupakan suatu Lembaga Pendidikan yang menyediakan program menghafalkan al-Qur-an (bil-Ghaib), disamping juga tersedia program pengajian Al- Qur-an Bin-Nadhar (tidak menghafal). Pesantren ini diharapkan mampu menelorkan alumnus- alumnus yang merupakan generasi-generasi penghafal Al-Qur-an,yang berjiwa dan berakhlaq Qur-any. Atau dengan kata lain, insan hafidh al- Qur-an, lafdhan wa ma’nan wa ‘amalan. Sanad / Silsilah Alqur-an-nyapun muttashil kepada Nabi Muhammad SAW. Dari berbagai sumber informasi yang ada, Pesantren ini didirikan pada tahun 1967 oleh KH.M.Mubassyir Mundzir, seorang ulama kharismatik dan terkenal pada masa itu. Pada awal berdirinya, Pesantren ini lebih mengkhususkan diri pada bidang Tashawwuf, terutama peng-’Istiqomah’-an sholat berjamaah dan wirid/dzikir. Hal ini berjalan kurang lebih selama lima tahun. Pesantren inipun pada saat itu hanya menerima santri Putra. Barulah, pada tahun 1973, setelah beliau menikah, Pesantren ini menerima santri puteri. Dan mulai pada tahun itu pula, Pesantren ini mulai membuka Program Pengajian Al-qur-an Bil-Ghoib (hafalan). Hal ini adalah karena isteri beliau,ibu Nyai Hj.Zuhriyyah adalah merupakan seorang Hafidhah(penghafal) Al-Qur-an.Lebih dari itu, beliau juga merupakan puteri dari Ulama terkenal, KH.Munawwir Krapyak Jogjakarta,yang selain seorang Hafidh, juga termasyhur sebagai Perintis Pesantren Tahfidh al-Qur-an di Indonesia, seorang kampiun dalam bidang Ilmu- Ilmu Al-Qur-an dan seorang ahli Qira-ah Sab’ah. Seiring dengan berjalannya sang waktu, Pesantren Ma’unah Sari pun terus berkembang, baik dari segi jumlah santri, program pengajian, dan juga lingkungan pendidikan yang semakin representatif.Namun begitu,khusus untuk Pengajian Al-Qur-an bil-Ghaib, masih terbatas pada kalangan Santri Putri, dibawah asuhan Ibu Nyai Hj. Zuhriyyah Mundzir. Pada tahun 1989,muassis (pendiri) Pesantren, KH. M. Mubasyir Mundzir wafat. Dengan iringan tangis pilu para santri dan khalayak masyarakat yang merasa sangat kehilangan, beliau dimakamkan di belakang masjid Pesantren Ma’unah Sari.Sebelum wafat, karena beliau tidak dikaruniai putera, beliau telah memberikan wasiat yang berkaitan dengan regenerasi Pengasuh Pesantren. Dan sesuai dengan wasiat beliau, yang disaksikan oleh Ulama-ulama sepuh, tongkat estafet Pengasuh diamanatkan kepada K. R. Abdul Hamid Abdul Qadir yang saat itu dikenal dengan sebutan Gus Hamid. Beliau adalah putera dari KHR.Abdul Qadir Munawwir, Krapyak, kakak dari Ibu Nyai Hj.Zuhriyyah. Dengan kata lain, K. R.Abdul Hamid adalah keponakan Ibu Nyai Hj.Zuhriyyah Mundzir. Dan dengan demikian,tercapailah cita-cita dari Pendiri,yang menginginkan Pesantren yang didirikannya kelak tumbuh dan berkembang menjadi tempat bagi para santri yang ingin menghafal Al-Qur-an. Hal ini adalah karena Kyai Abdul Hamid juga merupakan seorang penghafal Al-Qur-an (Hafidh) dan menguasai pula Qira-ah Sab’ah. Selanjutnya,dibawah asuhan dan bimbingan Kyai Abdul Hamid bersama Ibu Nyai Hj.Zuhriyyah, Pondok Pesantren Tahfidhul Qur- an Ma’unah Sari-pun semakin tumbuh dan berkembang. Latar belakang dan asal para santri juga terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, dan berasal dari berbagai pelosok Nusantara, termasuk Papua (Irian Jaya), Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Sumatera, dan lebih-lebih dari Pulau Jawa. Mulai saat itu pula, dibuka Program Pengajian Al-Qur-an bil-Ghaib untuk santri Putera. Diantara para santri ini,banyak pula diantara mereka yang merupakan alumnus Pesantren- Pesantren kenamaan,seperti Pesantren Lirboyo dan Ploso, keduanya di Kediri , Pesantren Tegalrejo Magelang, Pesantren Langitan Tuban, dan lain sebagainya. Dengan berkumpulnya para alumnus Pesantren-pesantren tersebut,tidaklah mengherankan apabila selain mengikuti kegiatan-kegiatan wajib, terutama menghafal al- Qur-an, kerapkali terjadi diskusi-diskusi ala Bahtsul Masa-il, sebagai salah satru wujud pengembangan dari Ilmu-ilmu yang mereka peroleh di Pesantren mereka sebelumnya. Namun begitu, bagi mereka yang kebetulan belum pernah mengenyam pendidikan Pesantren sama sekali, tidak perlu berkecil hati, karena dari para alumnus Pesantren tadi, mereka bisa memperoleh arahan dan bimbingan, melalaui Madrasah Al-Mundziriyyah di Pesantren ini, yang mengajarkan pelajaran dasar yang sangat penting, sebagai bekal kelak di kemudian hari. Kalaupun masih kurang puas, mereka bisa mengaji di Pesantren-pesantren sekitar, termasuk di Pesantren Lirboyo. Selain itu, diantara para santri juga tidak sedikit yang merupakan jebolan Perguruan Tinggi, sehingga mereka bisa menularkan ilmu dan pengalaman positif kepada rekan-rekan mereka sesama santri. Hal ini dirasa penting, terutama dalam kaitannya untuk menata dan mengatur manajemen organisasi Pesantren, agar lebih solid dan efisien.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Blogger templates

About