ASSALAMU`ALAIKUM DI BLOG KAMI "BOLO MANAKIB" GONDANG-NGANJUK SEMOGA DAPAT DIAMBIL HIKMAHNYA, BERMANFAAT DAN MEMBAWA BERKAH. AMIIN...

Senin, 10 November 2014

Antara Yusril, Cincin ‘Sakti’, dan Gus Dur Jakarta – Setiap orang yang pernah bertemu almarhum Gus Dur, selalu memiliki kenangan tersendiri. Banyak pesan yang memiliki makna dalam, meski tak sedikit pula yang unik, remeh, dan jenaka. Yusril Ihza Mahendra misalnya, pria yang jauh dari selera humor dan cenderung nampak serius dalam berbagai kesempatan yang ditemui, tiba-tiba berbagi hal jenaka seputar obrolannya bersama Gus Dur saat masih menjadi menterinya. Kisah ini bermula saat Yusril menghadap Gus Dur, melaporkan perkembangan terkini Kementerian Hukum yang ditangani dan semua serba seriuslah. Tiba-tiba saja Yusril kaget karena ditanya mengenai sebuah cincin yang dipakai sang presiden. Sambil nyerocos, Gus Dur mengatakan, “Menurut Bang Yusril, gimana cincin saya ini, bagus nggak ya?” Yusril yang terbiasa serius dan sedang memikirkan tanggapan Gus Dur terhadap laporannya, justru sempat kikuk dan seolah mati kutu. Sebab ini pertanyaan di luar tugas, tentu bukan hal mudah menjawabnya. Meski tak paham, tapi tetap menjawab yang baik kan? “Saya katakan saja kepada presiden, nampaknya cincin itu bagus juga, Gus,” kata Yusril dengan tampang yang tetap serius dan sedikit sok tahu masalah cincin. Tanpa menunggu dan memikirkan komentar Yusril yang sudah berusaha serius, ternyata Gus Dur langsung nyerocos lagi dan keluarlah cerita di balik cincin yang ditunjukkan tersebut. Bagi Gus Dur, cincin tersebut sering ia pakai ketika menerima tamu dan koleganya yang datang dari kampung dan jauh-jauh. “Kenapa bisa seperti itu Gus,” tanya Yusril heran dan suasana sudah mulai mencair. Intinya Gus Dur kemudian bercerita panjang lebar. Saat bertemu tamunya yang konon disebut dari kampung dan berasal dari tempat yang semuanya jauh, Gus Dur mengisahkan bahwa cincin itu istimewa, pemberian dari leluhurnya. Beliau selalu memakai dan konon juga membawa banyak keberuntungan dan keberkahan hidup. Bahkan lebih dari itu, Gus Dur juga berkisah bahwa cincin itu pula yang ikut menemani Gus Dur hingga bisa meraih kursi kepresidenan yang saat ini didudukinya. Mendengar kisah Gus Dur ini, otomatis para tamunya terdiam, merenung, dan tertegun sambil tak sedikit yang geleng-geleng kepala karena takjub. Para tamu itu semakin yakin bahwa cincin yang dipakai Gus Dur itu bukan cincin sembarangan dan memiliki kesaktian. Nah, tiba giliran para tamunya mau pamit pulang, tiba-tiba Gus Dur bertanya dan sembari menawarkan oleh-oleh. “Sampeyan mau saya kasih oleh-oleh? Mendengar pertanyaan itu, meski agak malu tapi semua tamu sedikit kompak bilang, “Oh ya Gus, terima kasih, kalo panjenengan mau ngasi oleh-oleh kepada kami.” Gus Dur lalu melepas cincinnya, dan memberikan ke salah satu tamunya. Tentu saja para tamu itu kaget karena Gus Dur mau memberikan cincin warisan leluhurnya yang konon sakti dan bisa menjadikannya Presiden. Dengan santai Gus Dur berkata, “Ya gak apa-apa, sekali-sekali saya ngasih sampeyan barang yang paling berharga bagi saya.” Setelah menerima cincin ‘sakti’ dari Gus Dur ini, kontan orang tersebut sangat sumringah dan merasa bangga. Dengan kebanggaan itu, mereka lalu bercerita sambil memamerkan oleh-oleh istimewa pemberian Gus Dur. Mereka terus bercerita kepada setiap orang-orang yang ditemui mengenai cincin pemberian Gus Dur tersebut. Yusril pun sempat heran dengan tindakan dan cerita yang disampaikan Gus Dur tersebut. Tapi dengan gaya khas Gus Dur menyampaikan bahwa cincin yang dimaksud Gus Dur itu, jumlahnya masih banyak dan sekarung di bawah meja ini. Masih dengan rasa penasaran dan sambil menahan tawa, meski senyum sudah tak bisa ditahan, Yusril masih sempat bertanya, “Gus Dur dapat dari mana?” Yang ditanya dengan santai dan terkekeh menjawab, “Wong saya suruh orang beli di Jatinegara. Paling harganya juga murah, cuma sepuluh ribu perak.” cetus mantan Presiden RI tersebut. Bagi Gus Dur, ini adalah cara menghormati tamu dengan budget yang tidak terlalu besar, tapi bisa menyenangkan para tamu yang datang. Yah, Gus Dur memang selalu nyeleneh dan eksentrik, dalam situasi dan kondisi yang serius sekalipun. Selalu ada kisah jenaka dan humor yang menghidupi hari-hari almarhum, yang bisa dinikmati oleh masyarakat hingga saat ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Blogroll

Blogger templates

About