Monggo BERSHOLAWAT & BERTAWASUL bersama BOLO MANAQIB KAB. NGanjuk , HABIB HUSEN , HABIB HILMI & HABIB FAHMI dlm rangka HBH BOLO MANAKIB & jamaah YASIN TAHLIL NGEMPLAK bsk minggu 16 Agusts 2015 pukul 19.00 wib di lapangan ngemplak bersatu
gondang. Monggo dpun sebar
und. Meniko mg2 istiqomah ,
mujarrab lan berkah ....al fatihah......
Selasa, 28 Juli 2015
Senin, 27 Juli 2015
Sedayu Gresik
Posted by Unknown
On 18.04
| No comments
Kanjeng Sepuh merupakan tokoh asal Sidayu, Gresik, yang namanya cukup harum hingga sekarang. Tak heran bila kemudian banyak masyarakat yang menziarahi makamnya untuk berbagai tujuan. Mulai yang ingin bisnisnya lancar hingga ingin jabatannya naik.
Kecamatan Sidayu hanyalah satu di antara 18 kecamatan di Kabupaten Gresik saat ini. Namun, kecamatan tersebut meninggalkan bukti-bukti sejarah kebesaran sebagai bekas sebuah kadipaten pada masa lalu. Jejak sejarah Kabupaten Gresik bisa dilihat dengan jelas di bekas Kadipaten Sedayu yang kini menjadi Kecamatan Sidayu. Berbagai peninggalan masih membekas sebagai ikon sebuah kadipaten di zaman penjajahan Belanda. Ada pintu gerbang dan pendapa keraton. Ada pula masjid dan alun-alun, serta telaga dan sumur sebagai sumber air Sedayu.
Diperkirakan, situs itu berusia satu abad. Situs tersebut dibangun menjelang perpindahan Kadipaten Sedayu ke wilayah Kadipaten Jombang oleh penjajah Belanda pada sekitar 1910. Sejak berdiri pada 1675, kadipaten Sedayu dipimpin oleh sedikitnya sepuluh adipati. Adipati yang paling dikenal adalah Kanjeng Sepuh Sedayu. Meski hanya sebuah kecamatan, Sidayu rnemiliki alun-alun yang cukup luas dan bangunan-bangunan tua yang cukup megah. Itu merupakan pertanda bahwa Sedayu, atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Kecamatan Sidayu, dulu merupakan kota tua yang pernah jaya. Sebelum akhirnya menjadi bagian yang terintegrasi dengan Kabupaten Gresik, Sedayu merupakan wilayah kadipaten tersendiri pada masa pemerintahan Mataram. Istimewanya, Kadipaten Sedayu saat itu mempunyai koneksitas kewilayahan secara langsung di ba- wah kekuasaan Raja Mataram Prabu Amangkurat I dengan adipati pertama bernama Raden Kromo Widjodjo.
Sejarah Kadipaten Sedayu mencatat nama harum adipati ke-8, yaitu pada waktu Kanjeng Sepuh Sedayu. Kanjeng Sepuh dianggap sebagai aulia dan pemimpin besar Kadipaten Sedayu yang layak mendapatkan penghormatan. Kiprahnya yang kritis terhadap kekuasaan Belanda atau kerajaan lain waktu itu dikenang cukup membanggakan. Di mata warga Sedayu maupun keturunannya, hingga kini nama Kanjeng Sepuh tetap harum sebagai pemimpin yang berpihak kepada rakyat selama memerintah Sedayu pada 1816-1855.
Kompleks makam Kanjeng Sepuh sendiri berada di Desa Kauman, Kecamatan Sedayu, Gresik. Di kompleks inilah makam Kyai Panembahan Haryo Soeryo Diningrat, Adipati ke-8 Kadipaten Sedayu dapat diziarahi. Selain meninggalkan Masjid, Kanjeng Sepuh juga meninggalkan situs penting yang berupa Telaga Rambit dan Sumur Dhahar. Masing-masing bertempat di Desa Purwodadi dan Golokan. Menurut cerita masyarakat Sedayu, keunikan dari keduanya adalah, pemanfaatannya sebagai air minum dan dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Sedayu, namun sumber mata airnya tidak pernah mengering dan habis walaupun pada musim kemarau.
Menurut penduduk sekitar, makam Kanjeng Sepuh ramai diziarahi pada setiap malam Jumat Pahing. Para peziarah datang dari luar daerah dan pada hari itulah biasanya puncak keramaian Kota Sedayu. Tradisi ini banyak mempengaruhi mobilisasi ekonomi masyarakat Sedayu. Selain membludaknya pengunjung Pasar Pahing, magnet ini juga mampu menciptakan Pasar Tiban yang tentu saja menggerakkan mnda perekonomian.
Yang istimewa, banyak di antara para peziarah yang mengaku cukup berhasil dalam bisnisnya setelah ziarah di makam aulia ini. Karena itu, setiap ziarah wali tidak sedikit yang menjadikan makam Kanjeng Sepuh sebagai tujuan yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. “Setiap ziarah Walisongo, rombongan kami selalu menjadi makam Kanjeng Sepuh yang tidak boleh dilewatkan,” ucap salah seorang peziarah asal Mojokerto. Tak hanya yang usaha dalam bisnis, mereka yang ingin naik jabatannya konon juga banyak yang mengaku cocok berdoa di makam ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kompleks masjid makam Kanjeng Sepuh, terdapat unsur-unsur kebudayaan pra Islam. Hal tampaknya sengaja dilakukan untuk untuk menjembatani agar kebudayaan Islam sebagai unsur yang baru dapat diterima di tengah lingkungan masyarakat yang beragama Hindu-Budha.
Untuk memperingati kebesaran Kanjeng Sepuh Sedayu sebagai adipati maupun ulama, masyarakat setempat setiap tahun mengadakan haul dan istighotsah akbar di Masjid Kanjeng Sepuh Sedayu. Acara berlangsung meriah. Prosesi itu menjadi tradisi masyarakat untuk mengenang jasa adipati yang bergelar lengkap Kiai Panembahan Haryo Soeryo Di- ningrat, yang wafat pada 1856.
Sementara itu, catatan (aim) K. Ridwad Ahmad dari Djawatan Penerangan RI Kecamatan Sidayu pada 25 Februari 1957 menyebut, Kanjeng Sepuh Sedayu adalah seorang ahli strategi. Banyak jasa Kanjeng Sepuh untuk menenteramkan rakyatnya sekaligus melindungi mereka dari berbagai teror selama masa penjajahan.
Keberanian Kanjeng Sepuh menantang kebijakan Belanda tentang pajak juga menjadi catatan. Adipati dengan berani mengusulkan memberi nama sebuah pasar di Surabaya dengan nama Kabean, yang berarti untuk semua, dalam sebuah rapat dengan pemerintah Belanda waktu itu. Maksudnya, beliau menolak diskriminasi dan kenaikan pajak yang dikehendaki Belanda. Sebab, waktu itu Belanda punya iktikad untuk membeda-bedakan pedagang dengan maksud menaikkan pajak. Pasar tersebut saat ini dikenal dengan nama Pasar Pabean.
Beliau juga dekat dengan rakyat. Diam-diam, di malam hari, beliau berkeliling ke seluruh wilayah kadipaten, yang meliputi Sedayu, Lamongan, Babat, hingga Jombang, untuk melihat keseharian dan problem masyarakatnya. Berbagal peninggalan sejarah Sedayu sebenarnya telah merldapatkan perhatian Dinas Pur- bakala Trowulan. Namun, yang terawat baru kompleks masjid dan makam. Sisa bangunan lain berupa situs, mengenai status pertanahan si- sa-sisa sejarah itu kini belum tersentuh. Salah satunya, reruntuhan asli bekas bangunan masjid di Desa Mriyunan, Sumur Dhahar di Desa Golokan, dan Telaga Rambit di Desa Purwodadi yang nampak tidak terawat. Belum lagi kondisi Sumur Dhahar yang kini menjadi tempat pembuan- gan sampah. Tidak terdapat museum atau bau harum ketika kita berkunjung ke sana, namun bukitan sampah yang kotor dan berbau menyengat.
Dulu di wilayah sekitar Sedayu sering sekali terjadi banjir. Namun berkat kehebatan Kanjeng Sepuh, beliau bisa mengatur irigasi sehingga bisa menghilangkan banjir tahunan. Irigasi itu juga membuat petani di Sedayu bisa panen tiga kali dalam setahun.
Di masa Kanjeng Sepuh, perdagangan di Sedayu juga maju. Dulu, orang Tionghoa cukup banyak membuka usaha di wilayah tersebut. Itu terjadi, karena Kanjeng Sepuh sangat toleran terhadap para pedagang Tionghoa tersebut. “Mereka tetap boleh berusaha, tapi, tidak boleh memelihara anjing,” tambahnya.
Keberhasilan tersebut, membuat Kanjeng Sepuh diagungkan. Banyak kisah yang mengungkapkan keistimewaannya. Salah satunya dalam suatu legenda disebutkan bahwa pada waktu itu Kanjeng Sepuh mendapatkan sepuluh undangan di Surabaya dan waktunya bersamaan. “Anehnya, sepuluh orang yang mengundang itu merasa Kanjeng Sepuh hadir,” cerita seorang masyarakat setempat. • RUD subhanallah....
Beji Depok
Posted by Unknown
On 17.57
| No comments
Makam/Petilasan Mbah Raden Wujud Beji merupakan bukti sejarah kehadiran tentara Islam di Depok. Selain makam Mbah Raden Wujud Beji, di dalam sebuah bangunan yang dinaungi oleh kerimbunan pohon beringin, Anda akan menemukan peninggalan beberapa jenis senjata tentara Islam Banten. Koleksi senjata tersebut tersusun rapi di samping petilasan Mbah Raden Wujud Beji.
Pada dinding di dalam bangunan makam tersebut tergantung beberapa untaian kata yang berisikan nasihat yang pernah diucapkan oleh Mbah Raden Wujud Beji. Setiap tanggal 14 bulan Maulud, kompleks makam ini ramai dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah, seperti dari Banten dan Cirebon.
Ritual tertentu juga masih dijalankan oleh beberapa pengunjung yang sangat percaya dengan keberkahan tempat ini. Mandi di tujuh sumur yang tersebar di daerah sekitarnya merupakan ritual khas yang dijalankan beberapa peziarah.
Sumur Tujuh, yaitu sumur-sumur yang termasuk dalam tujuh sumur keramat, sebenarnya merupakan sebuah kolam mata air. Lima sumur di antaranya berada di bawah kerimbunan pohon beringin. Masyarakat sekitar mengenalnya dengan nama Sumur Tujuh, namun kuncen penjaga sumur-sumur keramat dan para peziarah menyebutnya dengan nama “Sumur Tujuh Beringin Kurung”.
Mungkin semula merupakan patirthan, yang artinya dikeramatkan, yang di dekatnya pernah bermukim para ajar dan kaum pertapa. Cerita rakyat tentang cai kahuripan, air yang bersinar seperti emas, air yang dapat menyembuhkan orang sakit sampai sekarang masih dipercaya. Oleh karena itu banyak orang yang datang berkunjung ke sumur-sumur keramat itu, bahkan dari luar Depok sekalipun.
Lokasi: Jalan Kemiri Muka, Desa Kramat Jaya, Kecamatan Beji
Kamis, 23 Juli 2015
dsn. Boro ds. sumberjo NGANJUK
Posted by Unknown
On 17.04
| No comments
Monggo BERSHOLAWAT & BERTAWASUL bersama BOLO MANAQIB KAB. NGanjuk dlm rangka BERSIH dsn BORO bsk selasa 28 juli 2015 pukul 19.00 wib di ds. Boro depok
gondang. Monggo dpun sebar
und. Meniko mg2 istiqomah ,
mujarrab lan berkah ....al fatihah....
Minggu, 19 Juli 2015
BERSIH DESA GONDANGKULON GONDANG NGANJUK
Posted by Unknown
On 17.14
| No comments
Asal Usul Reog Ponorogo
Menurut cerita yang berkembang, asal usul Reog Ponorogo dilatarbelakangi oleh kisah perjalanan Raja Kerajaan Bantarangin, yaitu Prabu Kelana Sewandana yang tengah mencari calon permaisurinya pada tahun 900 Saka. Calon permaisuri tersebut dicari karena kabur dari kerajaan Bantarangin. Calon permaisuri yang bernama Dewi Sanggalangit yang juga adalah putri kerajaan Kediri ini kabur karena tidak ingin dijodohkan dengan sang Prabu Kelana.
Setelah perjalanan berhari-hari, Dewi Sanggalangit pun akhirnya ditemukan disebuah goa ketika ia tengah bersemedi. Ketika diajak pulang untuk dinikahi, putri Kediri tetap tak mau. Sang prabu pun merayunya dengan janji akan menuruti segala apapun permintaan yang diajukan oleh sang calon permaisuri. Dari hasil semedi, sang putripun mendapat wahyu agar memintakan sebuah kesenian baru yang belum pernah ada sebelumnya dimana kesenian tersebut harus menggambarkan bahwa sang calon permaisuri adalah memang orang yang benar-benar dicintai sang raja.
Setelah berpikir cukup keras berhari-hari, akhirnya sang prabu mendapat wahyu dari Dewi Parwati untuk membuat seni pertunjukan berupa tarian menggunakan barongan berupa reog. Reognya sendiri dibuat sangat besar dengan perlambangan cinta berupa bulu burung merak dan kepala harimau. Bulu burung merak melambangkan sang calon permaisuri dan kepala harimau melambangkan sang Prabu. Tarian reog ponorogo kala itupun langsung dipertontonkan pada sang calon permaisuri. Melihat tarian tersebut, sang calon permaisuri pu n sangat senang dan berjanji mau dinikahi sang prabu asal tarian reog tersebut dipertontonkan setiap tahun ketika memperingati hari pernikahan mereka. Sejak saat itulah reog ponorogopun lahir.
Sabtu, 11 Juli 2015
istri sholihah
Posted by Unknown
On 13.57
| No comments
Yaa Rabb…
Jadikanlah isteriku isteri yang taat menjalankan
perintah-Mu, dan tegas meninggalkan larangan-
Mu.
Jadikanlah ia isteri yang taat kepadaku dalam
perjalanan menggapai ridho-Mu.
Jauhkanlah ia dari sifat-sifat buruk dan bejat,
dari sifat ujub dan khianat, dari sifat dzhalim
dan fasik,
dan sifat-sifat yang mendatangkan murka-Mu.
Jadikanlah ia isteri shalehah, sebaik-baik
perhiasan dunia bagiku.
Jadikanlah ia sahabat terbaikku dalam
mengarungi hidup dan kehidupan ini.
Jadikanlah ia sahabat terbaikku dalam menuntut
ilmu.
Menjadi guruku. Menjadi muridku. Menjadi
teman belajarku. Menjadi rekan sejawatku
dalam berlomba-lomba di jalan kebaikan.
Yaa Rabb…
Jadikanlah aku imam bagi keluargaku.
Imam yang adil dan mengajak kepada jalan yang
Engkau ridhoi.
Bimbinglah aku dalam memimpin. Tegurlah aku
dikala lalai dari tanggung jawabku,
dengan teguran Rahman dan Rahim-Mu.
Jauhkanlah aku dari sifat-sifat buruk dan bejat,
dzhalim dan fasik,
dari sifat ujub dan khianat, dan dari segala sifat
yang mendatangkan mudharat dan murka-Mu.
Kuatkanlah keimananku, sebagai obor penerang
bagi keluargaku dalam mengarungi gelapnya
kehidupan akhir zaman ini.
Bimbinglah kami
Yaa Rabb…
Ampunilah dosa-dosa kami sebelum dan
sesudah hari pernikahan kami.
Baik yang kami sadari maupun yang tidak kami
sadari. Ampunilah dosa Ibu dan Bapak kami.
Ampunilah dosa saudara-saudara kami.
Ampunilah dosa kerabat-kerabat kami.
Ampunilah dosa sahabat-sahabat kami.
Ampunilah dosa guru-guru kami. Ampunilah dosa
seluruh kaum muslimin dan muslimat, baik yang
masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Yaa Rabb…
Karuniailah kami keturunan yang shaleh dan
shalehah.
Anak-anak yang taat menjalankan perintah-Mu
dan tegas meninggalkan larangan-Mu.
Anak-anak yang berbakti kepada kedua
orangtuanya.
Karuniailah kami keturunan yang akan teguh
memperjuangkan tegaknya dien-Mu di bumi
ciptaan-Mu ini.
Yaa, Rabb…
Karuniailah kami keturunan yang menggenggam
erat sunnah Rasul-Mu.
Memperjuangkan kembalinya kehidupan Islam di
persada bumi ini.
Generasi yang siap mengorbankan segala yang
ada padanya untuk mempertahankan aqidahnya,
memperjuangkan al-Haq dan mengingkari al-
bathil.
Robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil
aakhiroti hasanah waqinaa ‘adzaaban naar…
Allohummaghfirlanaa bikaroomika ajma’iiin,
watubuwazaqi wa’fu ‘an man yaquulu aamiiin
aamiiiin aaamiiin…. Washollollohu ‘alaa sayyiidinaa
Muhammad wa ‘alaa aalihi ajma’iiin
Walhamdulillahi robbil ‘aalamiiin….
Langganan:
Postingan (Atom)